Sukses

Desain Longspan LRT Jabodebek Sita Perhatian, Ini Tanggapan Adhi Karya

Ramai dugaan salah desain longspan LRT Jabodebek, Adhi Karya memberikan video pembuatan jembatan lengkung kuningan LRT Jabodebek.

Liputan6.com, Jakarta - Desain rel jembatan panjang (longspan) LRT Jabodebek menyita perhatian usai diduga kesalahan desain pada jembatan lengkung bentang panjang (longspan) LRT Gatot Subroto-Kuningan.

Saat meninjau kesiapan operasional sekaligus menjajal LRT Jabodebek, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menuturkan, aspek keselamatan dan keamanan menjadi hal utama yang harus diperhatikan saat operasikan LRT Jabodebek. Jokowi menekankan faktor keselamatan disbanding kecepatan pengoperasian.

"Nyaman dan semuanya alhamdullilah lancar. Memang kita mau melihat kesiapan sistem. Urusan keamanan, urusan keselamatan, harus dilihat betul. Jadi tidak usaha tergesa-gesa untuk segera dioperasikan, tetapi semuanya yang berkaitan dengan sistem, yang berkaitan dengan keamanan, yang berkaitan dengan keselamatan itu harus diutamakan,” tutur Jokowi, Kamis, 3 Agustus 2023 dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com.

Jokowi masih memaklumi ada kekurangan dalam proses pengerjaan maupun pengoperasian. Ia berpesan agar LRT Jabodebek terus dikoreksi dan dievaluasi ke depan sehingga semakin baik.

"Jangan mengharapkan ini nanti operasi semuanya sempurna. Enggak, pasti ada perbaikan-perbaikan sistem, teknis, dan lain-lainnya. Ini (keretanya) adalah produksi INKA, konstruksinya juga dikerjakan oleh kita sendiri (Adhi Karya), semuanya oleh kita sendiri. Jadi kalau ada kurang-kurang ya harus kita maklumi, tetapi kita perbaiki," kata dia.

"Saya berharap LRT ini bisa dibangun terus hingga menjangkau ke kota-kota penyangga Jakarta seperti Bogor, Bekasi, Depok, Tangerang. Sehingga dapat mengurangi kemacetan di Jakarta," Jokowi menambahkan.

Saat dikonfirmasi mengenai desain longspan LRT Jabodebek, Adhi Karya memberikan video pembuatan jembatan lengkung kuningan LRT Jabodebek yang diunggah di Youtube adhikaryaID pada November 2019.

Dalam video tersebut menunjukkan jembatan bentang panjang kuningan LRT Jabodebek dibangun pada ketinggian level 4 yang berada di atas underpass, jalan arteri dan fly over.

Jembatan bentang panjang kuningan LRT Jabodebek itu dibangun di wilayah dengan tingkat volume lalu lintas yang tinggi.

 

2 dari 4 halaman

Metode Konstruksi

Adapun sebelumnya ada empat opsi awal metode konstruksi bentang panjang kuningan. Tiga berasal dari perancang Prancis dan satu dari perancang Indonesia.  

Pertama, metode konstruksi bentang panjang tersebut dengan steel box girder dengan metode incemental launching dari perancang Prancis. Kedua, cable stayed dari perancang Prancis. Ketiga, concrete box girder balanced cantilever dengan kolom di tengah yang berasal dari perancang Prancis. Keempat, metode dengan concrete box girder balanced contilever dengan bentang utama 148 meter yang berasal dari perancang Indonesia.

Lalu dipilih metode dengan concrete box girder balanced contilever dengan bentang utama 148 meter. Metode ini sesuai dengan kerumitan lokasi yang tidak memungkinkan adanya kolom di tengah.

Adapun metode konstruksi yang digunakan pada jembatan bentang panjang kuningan LRT jabodebek adalah form traveller (cast in situ). Mengutip laman Adhi Karya, cast in situ ini merupakan salah satu teknis pekerjaan membuat beton di tempat atau secara langsung di lapangan kerja.

Dalam video itu menyebutkan kalau from traveller dapat akomodir horizontal precamber sesuai desain. Selain itu, di video juga menjelaskan akibat radius lengkung yang kecil jembatan bentang panjang kuningan mengalami efek torsi yang cukup besar.

“Efek torsi dimitigasi dengan menambahkan vertical prestress tendon pada pier. Vertical stressing dilakukan sesuai dengan sequence desain yang direncanakan,” demikian disebutkan dalam video itu.

Video itu juga menunjukkan kalau pekerjaan hanya dapat dilakukan pukul 23.00 hingga 04.00 WIB.

Sebanyak 17 segmen box girder dipasang sampai jembatan bentang panjang tersambung, pekerjaan setiap segmen membutuhkan waktu selama 10-14 hari mulai dari pengecoran hingga stressing.

3 dari 4 halaman

Menteri PUPR: Longspan LRT Jabodebek Sudah Oke

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengklaim jembatan lengkung panjang atau longspan LRT Jabodebek sudah dalam kondisi oke.

Basuki melaporkan, Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) telah melakukan uji coba terhadap longspan LRT Jabodebek. Meskipun untuk urusan keselamatan transportasi masih berada di bawah kendali Kementerian Perhubungan.

Menurut dia, desain jembatan lengkung panjang dari arah Gatot Subroto menuju Rasuna Said sudah paling pas. Sebab, jika diperpanjang lagi itu akan mengorbankan bangunan-bangunan yang ada di sekeliling.

"Coba bayangkan dari Warung Buncit ke Rasuna Said itu kan 90 derajat. Kalau misalkan mau dilengkungkan panjang, wah hotel-hotel harus habis semua," ujar Basuki seusai peresmian Indonesia Arena di Kompleks GBK, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Konstruksi Sudah TepatKata Basuki, konstruksi longspan LRT Jabodebek sudah tepat, sehingga desain daripadanya tidak perlu dipermasalahkan. Ia pun mewajari bila laju kereta LRT Jabodebek harus menurun di tikungan dari kecepatan normal 80 km per jam.

"Kalau di tingkungan itu 20 km per jam ya wajar kan, mau kecepatan berapa lagi. Jadi di tikungan semua kereta api pasti melambat," kata Basuki.

 

4 dari 4 halaman

Sudah Diperbaiki

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, perbaikan di jembatan rel lengkung panjang atau longspan LRT Jabodebek sudah dilakukan. Menyusul, adanya dugaan kalau longspan di jalan Gatot Subroto - Kuningan itu salah desain.

Pernyataan Erick Thohir ini sekaligus melengkapi hal yang diungkap Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Menurutnya, Kartika melihat konteks kalau longspan itu merupakan bagian yang tak mudah untuk dikerjakan.

"Bukan (salah desain) itu begini lah, lekukan itu kan memang tidak mudah, saya rasa statement yang dimaksud pak Wamen itu bahwa memang lekukan itu lekukan yang tidak mudah, perlu ada perbaikan dan itu sudah dilakukan sebenarnya. Jadi bukannya sekarang belum baik, sudah dilakukan sebelum uji coba," ujarnya beberapa waktu lalu.

Bukan Hal Mudah

Erick Thohir menyebut, membangun longspan LRT di titik tersebut bukanlah hal mudah. Bisa dibilang, longspan yang saat ini telah rampung bukan perkara benar atau salah.

Menurut Erick, ungkapan Wamen Kartika merujuk pada evaluasi yang dilakukan sebelum proyek itu rampung dan masuk tahapan uji coba.

"Lekukan itu kan susah lho, dan tanpa sambungan. Jadi sebenarnya bukan salah dan benar, ini statement beliau kita bicara soal sebelumnya, kalau sekarang sudah diperbaiki," ujarnya.