Sukses

Vendor Sempat Tolak Konversi Utang Jadi Saham Waskita Beton Precast, Ini Alasannya

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menyatakan telah menerbitkan 28,19 miliar saham atau setara Rp 1,43 triliun. Hal ini untuk melunasi utang kepada 394 vendor.

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) ingin menuntaskan kewajiban kepada para vendor. Salah satu opsi yang ditempuh WSBP adalah pembayaran utang melalui konversi saham

Hingga saat ini telah diterbitkan sebanyak 28,19 miliar saham atau setara dengan Rp 1,43 triliun untuk melunasi utang kepada 394 vendor.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Beton Precast Asep Mudzakir menuturkan, terdapat sejumlah vendor yang tidak setuju dengan opsi tersebut. Sebab, harga saham WSBP parkir ke level Rp 50 per saham.

"Jadi pada saat di PKPU dulu kita kena suspend hampir setahun. Suspensi ini baru dibuka bulan Maret itu harganya sekitar Rp 95 kemudian trennya naik turun sampai kemudian ada berita bertubi-tubi dengan induk (Waskita Karya) akhirnya turun ke Rp 50," ujar dia dalam media gathering, Selasa (8/8/2023).

Dia bilang, jika berbicara pergerakan saham memang faktornya cukup banyak. Misalnya, faktor eksternal, faktor industri, faktor dari fundamental perusahaan itu sendiri. 

Dalam rangka mencapai fundamental perusahaan yang baik, WSBP berupaya untuk memperbaiki sisi pendapatan, perolehan kontrak dan likuiditas.

Di samping itu, WSBP mencatatkan pendapatan sampai dengan Rp 2 triliun pada 20222. Angka tersebut naik dibandingkan 2021 dan menghasilkan keuntungan alias mencatatkan cash flow positif.

"Laporan keuangan yang positif ini yang coba kami jaga ke depannya. Supaya WSBP dari sisi performance bisa dipandang baik dan juga dari sisi prospek bisnisnya bisa dianggap baik," kata dia.

Ia pun optimistis WSBP memiliki prospek yang cerah pada masa mendatang. "Kami rasa harusnya untuk proses perbaikan dalam jangka panjang masih cukup prospektif untuk WSBP," imbuhnya.

Sedangkan, dalam proposal homologasi WSBP penyelesaian utang kepada vendor melalui konversi saham sebanyak 65 persen. Sisanya, 35 persen diangsur maksimal 5 tahun dibayar dengan arus kas Perseroan.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Konversi Utang

Direktur Utama Waskita Beton Precast FX Poerbayu Ratsunu menuturkan, dari total utang perusahaan kepada vendor sebesar Rp 2,1 triliun, ada yang tidak setuju dan tidak mendaftar atas skema konversi tersebut sebanyak Rp 300 miliar. 

"Sangat kecil sekali 7 persen kalau dari 7 persen ada yang bersuara keras apakah akan merepresentasikan Rp 2,1 triliun?," ujar dia.

Asep menuturkan, secara prinsip jika berbicara ekspektasi kondisi ideal, ketika pekerjaan sudah selesai maka vendor akan langsung dibayar. Namun, Perseroan berangkat dalam situasi PKPU. 

"Kami juga manajemen baru ditugaskan bagaimana menyelamatkan WSBP dari posisi PKPU," kata Asep.

Sebab, jika saat ini PKPU WSBP sampai pailit maka efeknya vendor tidak akan mendapat apa-apa. Ini mengingat vendor akan masuk dalam kreditur konkuren yang tidak memiliki jaminan. 

 "Kalau WBP dipailitkan maka yang mendapat hak pertama kali adalah kreditur yang memiliki jaminan yaitu perbankan," kata dia.

 

3 dari 5 halaman

Waskita Beton Precast Bakal Pulih 3 Tahun Lagi

Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) meyakini kinerja keuangan bakal kembali pulih dalam tiga tahun mendatang usai melakukan restrukturisasi.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Beton Precast Asep Mudzakir menuturkan, pemulihan perusahaan ini tidak terlepas dari momen pembangunan infrastruktur dalam jangka panjang. Alhasil, pemulihan tersebut tidak akan bisa selesai dalam waktu satu atau dua tahun ke depan.

"Kami melihat proses ini perlu waktu sehingga tidak akan bisa selesai 1-2 tahun ke depan," ujar dia dalam media gathering, Selasa (8/8/2023).

Dia bilang, tahun depan sudah masuk tahun pemilihan umum (pemilu), dalam periode tersebut biasanya kontrak baru cenderung jangka pendek dan nilainya kecil-kecil. 

Menurut ia, WSBP kemungkinan perlu waktu di atas tiga tahun untuk pulih secara normal. Dengan catatan, WSBP memenuhi tata kelola usaha yang baik.

Dalam rangka mencapai fundamental perusahaan yang baik, WSBP berupaya untuk memperbaiki sisi pendapatan, perolehan kontrak dan likuiditas.

Di samping itu, WSBP mencatatkan pendapatan sampai dengan Rp 2 triliun pada 20222. Angka tersebut naik dibandingkan 2021 dan menghasilkan keuntungan alias mencatatkan cash flow positif.

"Laporan keuangan yang positif ini yang coba kami jaga ke depannya. Supaya WSBP dari sisi performance bisa dipandang baik dan juga dari sisi prospek bisnisnya bisa dianggap baik," kata dia.

Ia pun optimistis Waskita Beton Precast memiliki prospek yang cerah pada masa mendatang. "Kami rasa harusnya untuk proses perbaikan dalam jangka panjang masih cukup prospektif untuk WSBP," imbuhnya.

 

 

4 dari 5 halaman

Kinerja Semester I 2023

Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 641,68 miliar. Raihan itu susut 13,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 743,79 miliar.

Direktur Keuangan dan Risk Management Waskita Beton, Asep Mudzakir merincikan, pendapatan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) ini didukung oleh tiga lini bisnis perusahaan, yaitu beton pracetak sebesar 31 persen, segmen readymix sebesar 48 persen, dan jasa konstruksi sebesar 21 persen.

“Segmen readymix ini mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 91 persen dibanding periode yang sama di tahun 2022,” ujar Asep dalam keterangan resmi, Selasa (1/8/2023).

Pada periode ini, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 545,04 miliar dibanding semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 639,31 miliar.

Meski begitu, perseroan hanya mampu mengantongi laba bruto Rp 96,64 miliar, turun 7,51 persen dibanding semester I 2022 sebesar RP 104,48 miliar.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (1/8/2023), perseroan membukukan beban penjualan Rp 39,82 miliar, beban umum dan administrasi Rp 332,42 miliar, dan beban non contributing plant Rp 116,35 miliar.

Bersamaan dengan itu, pada paruh pertama 2023 perseroan membukukan beban pajak penghasilan final sebesar Rp 804,84 juta, kerugian selisih kurs Rp 85,45 juta. Sementara perseroan juga membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 1,34 miliar dan pendapatan lainnya Rp 326,43 miliar.

Setelah dikurangi beban keuangan dan pajak, perseroan membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 263,76 miliar. Kondisi ini berbalik dibandingkan posisi semester I tahun lalu, di mana perseroan masih mengantongi laba Rp 1,43 triliun.

 

5 dari 5 halaman

Aset Perseroan

Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar Rp 5,37 triliun, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 5,96 triliun.

Liabilitas ikut turun menjadi Rp 7,72 triliun dari Rp 8,07 triliun pada Desember 2022. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat Rp (2,37 triliun) dibandingkan Rp (2,1 triliun) pada akhir tahun lalu.

“Tahun 2023 adalah periode krusial bagi WSBP untuk kembali meningkatkan kinerja keuangan perusahaan pasca restrukturisasi. Kami juga berkomitmen untuk meraih kontrak proyek yang memiliki fundamental keuangan yang sehat,” kata Asep.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini