Sukses

Meneropong Prospek Pasar Obligasi RI di Semester II 2023

Suku bunga the Fed yang sudah dekati titik puncak hingga pasokan obligasi yang terkendali menjadi katalis pasar obligasi pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) optimistis memandang prospek pasar surat utang atau obligasi Indonesia pada semester II 2023.

Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula menjelaskan, keyakinan itu salah satunya ditopang tren landainya kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS, The Fed seiring terkendalinya inflasi. Ezra mengatakan, suku bunga The Fed sudah mendekati titik puncaknya.

Sehingga kemungkinan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Potensi penguatan pada pasar obligasi juga didukung oleh berkurangnya suplai obligasi dari pemerintah Indonesia.

"Pasokan obligasi yang terkendali di tengah defisit anggaran yang mengecil dan saldo anggaran lebih (SAL) yang besar menjadi katalis penting pasar obligasi di tahun ini. Kami lihat 3 bulan terakhir ada penurunan pasokan obligasi pemerintah. Nominal langsung yang dimenangkan turun dari sekitar Rp 20 triliun pada April 2022 menjadi sekitar Rp 14 triliun pada Juli 2023," ujar Ezra dalam Market Update, Selasa (15/8/2023).

Selain itu, disiplin fiskal dan fundamental makro yang solid diharapkan dapat mendukung peningkatan sovereign outlook dari lembaga pemeringkat besar lainnya, setelah R&I meningkatkan outlook Indonesia dari stabil menjadi positif. Pengulangan sikap dovish BI di tengah rendahnya inflasi akan terus menjadi daya tarik imbal hasil tetap stabil.

"Pertumbuhan kredit yang masih single digit, di mana perbankan masih ada kebutuhan masuk pasar obligasi. ditambah dari sisi asuransi dan dana pensiun, semua mencari yield menarik saat suku bunga turun. Jadi momentum saat ini sangat positif untuk pasar obligasi. ditambah dengan aliran dana asing yang tumbuh positif," imbuh Ezra.

Saat ini, yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun kini berada di kisaran 6,3-6,4 persen. Ezra prediksi, yield obligasi tersebut potensial turun lagi hingga ke kisaran 6-6,25 persen sampai dengan akhir tahun.

 

2 dari 3 halaman

IHSG Tembus 7.700 pada Akhir Tahun, Sektor Apa Saja yang Menarik Dicermati?

Sebelumnya, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai level 7.700 hingga akhir tahun berdasarkan PE 14,3 kali.

Secara umum, Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma mengatakan, pasar saham Indonesia juga masih menarik pada sisa tahun ini.

"Kita memiliki view yang cukup positif untuk pasar saham sampai akhir tahun. Kita lihat secara valuasi IHSG sekarang dibawah 13 kali. Itu sangat menarik karena di 10 tahun terakhir rata-rata PE-nya sekitar 15 kali," ujar Samuel dalam Market Update, Selasa (15/8/2023).

Sentimen yang lebih positif terhadap pasar saham Indonesia diharapkan semakin terasa menjelang akhir tahun. Saham semakin atraktif bagi investor dengan horizon investasi yang panjang karena menawarkan entry point dan upside potential yang menarik.

Di sisi lain, pertumbuhan profitabilitas perusahaan yang baik, pandangan positif investor asing terhadap Indonesia dan valuasinya yang atraktif diharapkan dapat menjadi faktor pendorong pasar saham ke depannya.

Valuasi yang cenderung rendah membuat pergerakan pasar tidak terlalu sensitif terhadap guncangan di pasar finansial, sehingga mengurangi risiko downside. Kondisi ini disebut menjadi poin positif untuk menggaet investor asing.

"Indonesia cukup spesial posisinya di mata investor asing karena mereka inginkan pertumbuhan. Sedangkan di dunia, pertumbuhan saat ini relatif langka. Negara maju pertumbuhannya dikhawatirkan melambat. China setelah reopening ternyata recovery-nya juga mengecewakan. Jadi investor asing melihat Indonesia sebagai salah satu negara yang menarik," kata Samuel.

 

3 dari 3 halaman

Sektor Saham

Dari sisi sektornya, Samuel menyebutkan sektor hijau, perbankan, dan telekomunikasi menarik untuk dicermati pada sisa tahun ini.

Untuk sektor hijau, Samuel mengatakan prospeknya cerah mengingat adanya pergeseran tren peralihan energi menuju energi ramah lingkungan. Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu penghasil nikel yang diketahui menjadi salah satu komponen baterai untuk elektrifikasi.

"Sektor green energi menarik untuk jangka panjang dan menjadi unique selling dari Indonesia di mata investor asing," kata dia.

Selain itu, sektor menarik lainnya yakni perbankan. Dalam perhitungannya, sektor ini akan tumbuh sejalan dengan ekonomi domestik.

Di mana dari sisi fundamentalnya, risiko NPL disebut tak terlalu signifikan, bahkan dana pihak ketiga (DPK) juga tampak melimpah hingga semester I tahun ini. Di sisi lain, pergerakan IHSG juga banyak ditopang sektor perbankan, sehingga Samuel optimis menatap prospek sektor ini.

"Terakhir, kalau dilihat secara dinamika kinerjanya, ada sektor telekomunikasi. Berdasarkan LK semester I, sektor ini salah satu yang performanya bagus. Pulsa dan data jadi kebutuhan pokok bagi masyarakat sekarang. Bagusnya, karena kompetisi oke sehingga operator bisa naikkan harga secara berkala. Jadi kami expect pendapatan dan laba ke depannya sangat sehat," imbuh Samuel.

Beberapa kondisi yang perlu dicermati pada paruh kedua tahun ini, antar alain adanya kebihakan bank sentral dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepbijakan moneter negara berkembang. Berkurangnya likuiditas global dna domesik mempengaruhi investasi di aset-aset Indonesia.

Sentimen geopolitik. Yakni ketidakpastian pada berbagai kebijakan dan dampaknya pada sentimen investasi. Khusus politik domestik, investasi dan belanja modal diperkirakan turun jelang pemilu. Kemudian harga kooditas akan berdmapak pada pertumbuhan ekonomi , cadangan devisa, serta defisit fiskal.

 

Video Terkini