Sukses

Geber Bisnis Kendaraan Listrik, Anak Usaha Indika Energy Kantongi Kucuran Dana USD 45 Juta

PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya ekspansi sektor usaha kendaraan listrik dan menyediakan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia.

Liputae6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya, PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), PT Indika Energy Infrastructure (IEI) dan PT Ilectra Motor Group (IMG) telah menandatangani perjanjian-perjanjian dengan investor pada 17 Agustus 2023.

Adapun investor tersebut terdiri dari Horizon Ventures, Alpha JWC III, L.P. dan afiliasinya, HH-CTBC Partnership. L.P., dan Brama One Ventures Limited terkait rencana investasi mereka di IMG. 

Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono mengatakan, rencana transaksi ini akan terdiri dari peningkatan modal dalam IMG oleh SMI dan IEI serta pemberian pinjaman yang dapat dikonversikan kepada IMG oleh para investor dengan jumlah mencapai USD 45 juta. 

Sementara itu, tanggal jatuh tempo dari pinjaman yang dapat dikonversikan rencana transaksi ini adalah 19 Mei 2028 dan dapat diperpanjang sampai dengan atau sebelum tanggal 19 Mei 2032.

Penyelesaian dari rencana transaksi masih bergantung pada pemenuhan persyaratan oleh para pihak sebagaimana diatur dalam perjanjian-perjanjian, persyaratan-persyaratan mana ditargetkan untuk dipenuhi dalam 30 hari kalender setelah tanggal penandatanganan perjanjian-perjanjian.

"Rencana transaksi dalam Perseroan selaras dengan strategi diversifikasi Perseroan khususnya dalam rangka ekspansi sektor usaha kendaraan listrik dan menyediakan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia," kata dia.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 21 Agustus 2023, saham INDY naik 2,46 persen ke posisi Rp 2.080 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 2.080 dan terendah Rp 2.030 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.592 kali dengan volume perdaganganb 120.830 lot saham. Nilai transaksi Rp 25 miliar.

 

 

2 dari 4 halaman

Indika Energy Buka Peluang Gandeng Korporasi Lain Kembangkan Kendaraan Listrik

Sebelumnya, emiten energi, PT Indika Energy Tbk (INDY) membuka peluang bisnis bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin bekerja sama di bidang charging station.

Wakil Direktur Utama Indika Energy Azis Armand menuturkan, pihaknya selalu membuka kesempatan bagi perusahaan lain yang ingin bergabung mengembangkan ekosistem kendaraan listrik ini.

"Jadi apabila ada publik yang mau bekerja sama dengan kita dari sisi charging station, kami terbuka," kata Azis saat ditemui Liputan6.com di sela acara GIIAS 2023, Jumat (11/8/2023).

Adapun kebutuhan investasi untuk charging station sendiri membutuhkan dana sebesar Rp 400 juta sampai dengan Rp 600 juta per unit. Ini mengingat charging station memiliki beberapa tipe.

Asal tahu saja, INDY melalui anak usahanya PT Energi Makmur Buana (EMB) meneken kerjasama lokalisasi mesin pengisian kendaraan berbasis baterai dengan Daeyoung Chaevi Co., Ltd yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam industri pengisian baterai listrik global. 

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Indika Energy melalui EMB akan berperan sebagai mitra lokal dalam mendukung proses lokalisasi, termasuk manufaktur, penelitian, dan pengembangan komponen yang diperlukan untuk produksi mesin pengisian baterai listrik yang inovatif.

Selain charging station, Indika Energy dan INVI bekerja sama dalam mengoperasikan bus listrik merek KGM.

Hingga saat ini yang telah beroperasi sebanyak dua unit. Satu unit dioperasikan di Bandara oleh Damri, sedangkan satu unit lagi sedang masa trial untuk Transjakarta. 

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2023

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan pendapatan sebesar USD 1,67 miliar hingga akhir semester I 2023. Angka ini menyusut 13,47 persen year on year (yoy) dibandingkan pendapatan INDY pada semester I 2022 sebesar USD 1,93 miliar.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (4/8/2023), pendapatan INDY didominasi oleh segmen bisnis sumber daya energi yaitu sebesar USD 1,51 miliar pada enam bulan pertama 2023.

Berikutnya, ada segmen jasa energi yang menyumbang pendapatan USD 125,03 juta, logistik dan infrastruktur sebesar USD 22,05 juta, bisnis hijau sebesar USD 7,66 juta, ventura digital sebesar USD 4,08 juta, dan mineral sebesar USD 2,61 juta.

Sementara itu, beban pokok kontrak dan penjualan INDY meningkat 0,39 persen yoy menjadi USD 1,32 miliar pada semester I 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1,27 miliar.

Alhasil, laba kotor INDY tercatat sebesar USD 349,93 juta pada akhir semester I 2023 atau anjlok 47,68 persen yoy dibandingkan laba kotor perusahaan pada semester I 2022 sebesar USD 668,86 juta.

Bersamaan dengan itu, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk INDY anjlok 55,24 persen yoy dari USD 200,65 juta pada semester I 2022 menjadi USD 89,80 juta pada semester I 2023.

Indika Energy memiliki total aset sebanyak USD 3,06 miliar pada akhir semester I 2023 atau turun 14,76 persen dibandingkan total aset emiten tersebut pada akhir 2022 yakni senilai USD 3,59 miliar.

Total aset Indika Energy per 30 Juni 2023 terdiri atas aset lancar senilai USD 1,41 miliar dan aset tidak lancar senilai USD 1,64 miliar.

Liabilitas turun menjadi USD 1,71 miliar pada semester I 2023 dari tahun sebelumnya USD 2,25 miliar. Sementara ekuitas hingga Juni 2023 naik tipis menjadi USD 1,34 miliar dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar USD 1,34 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Bikin 2 Entitas Baru

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) rupanya tak main-main garap pasar kendaraan listrik dalam negeri. Teranyar, perusahaan mengumumkan pembentukan dua anak usaha sekaligus yang bergerak pada bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Pada 7 Juni 2023, anak-anak usaha Indika Energy, yaitu PT Kalista Nusa Armada (KNA) dan PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), telah mendirikan dua perusahaan yang bernama PT Kalista Rotom Orbita (KRO) dan PT Kalista Soter Hastia (KSH).

"Penyertaan saham KNA dan SMI dalam KRO dan KSH merupakan kelanjutan langkah Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik, khususnya di pasar Business-to-Business di Indonesia," ungkap Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (12/7/2023).

KRO akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda dua, perdagangan sepeda motor baru, bekas, suku cadang dan aksesorisnya, serta pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik. Modal yang disetor pada perusahaan ini senilai Rp 15 miliar. Rinciannya, 99,99 persen atau senilai Rp 14,99 miliar oleh KNA dan sisanya 0,007 persen atau senilai Rp 1 juta oleh SMI.

Sedangkan KSH akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda empat, perdagangan mobil baru, bekas, suku cadang dan aksesorisnya, serta penjualan tenaga listrik. Modal yang disetor pada KSH yakni senilai Rp 37,5 miliar. Rincianya, KNA sebagai pemilik mayoritas atau 99,99 persen senilai Rp 37,5 miliar, dan sisanya 0,003 persen atau senilai Rp 1 juta oleh SMI.

 

 

 

Â