Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berada di zona merah pada penutupan perdagangan Selasa, 22 Agustus 2023. Saham BBNI melemah 0,27 persen ke posisi Rp 9.100 per saham.
Melansir data RTI, harga saham BBNI dibuka stagnan di level Rp 9.125 per saham. Saham BBNI berada di level tertinggi Rp 9.150 dan terendah Rp 9.075 per saham. Total frekuensi perdagangan SAHAM BBNI hari ini tercatat sebanyak 4.692 kali dengan volume perdagangan 15,36 juta dan nilai transaksi Rp 139,92 miliar.
Baca Juga
Dalam sepekan ini, harga saham BBNI melemah 1,09 persen. Saham BBNI berada di level tertinggi Rp 9.225 dan terendah Rp 8.950 per saham sepekan terakhir. Dengan demikian, berdasarkan pemantauan sepekan ini, harga saham BBNI bergerak variatif dalam seminggu terakhir.
Advertisement
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau disebut BNI akan melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:2. Di tengah aksi stock split ini, prospek saham BBNI dinilai masih menarik.
Pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan, stock split akan meningkatkan jumlah saham beredar dan menurunkan harga per lembar saham. Ia menilai, stock split bertujuan meningkatkan likuiditas saham. Hal ini seiring harga per lembar saham menjadi terjangkau sehingga mendorong banyak investor dapat membeli saham tersebut.
Desmond menambahkan, aksi stock split juga lantaran harga saham juga dirasa terlalu tinggi secara nominal. “Untuk pergerakan sahamnya, biasanya saham yang melakukan stock split biasanya bergerak naik dalam jangka pendek,” ujar Desmond, saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin, 14 Agustus 2023.
Ia menambahkan, hal ini karena secara psikologis harga saham menjadi terlihat lebih murah. “Akan tetapi, dalam jangka panjang, tentunya pergerakan sahamnya tetap akan mencerminkan sentimen di pasar saham serta kondisi fundamental,” tutur dia.
Kondisi Fundamental
Desmond juga menilai, kondisi fundamental saham BNI masih cukup solid. Hal ini ditunjukkan dari kinerja kuartal II 2023. BNI mencatatkan laba bersih Rp 10,3 triliun hingga semester I 2023. Laba tersebut naik 17 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 5,1 persen yoy menjadi Rp20,6 triliun pada semester I 2023.
"Untuk valuasinya sendiri masih 1,2 kali dibandingkan saham big bank lainnya seperti BBCA 5,1 kali, BMRI 2,3 kali, BBRI 3 kali. Sehingga secara valuasi di antara 4 bug bank tersebut BBNI yang paling murah. Secara prospek masih cukup menarik,” tutur dia.
Advertisement
Gandeng UMKM, Total Kredit BNI Xpora Tembus Rp 29 Triliun
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI semakin proaktif dalam peningkatan kapasitas produk UMKM guna menjajal pasar global melalui program BNI Xpora.
Hingga kuartal II 2023, total kredit BNI Xpora untuk debitur UMKM berorientasi ekspor sampai dengan Juni 2023 sudah mencapai Rp 29 triliun. Sementara itu, jumlah debitur BNI Xpora telah lebih dari 27.000.
Adapun kredit program BNI Xpora ini disalurkan untuk pelaku UMKM sektor manufaktur sebanyak 53 persen, agrikultur sebanyak 21 persen, dan sektor lainnya. Selain itu, total CASA yang diperoleh melalui BNI Xpora sampai dengan Juni 2023 sudah mencapai Rp 4,1 triliun.
Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, upaya peningkatan kinerja BNI Xpora tahun ini tergolong positif. Banyak pelaku UMKM yang semakin percaya diri untuk naik kelas dan melakukan eksplorasi pasar hingga ke luar negeri.
"Kami sangat bersyukur BNI Xpora semakin efektif dalam membantu pertumbuhan kinerja UMKM Go Global. Semoga semakin banyak UMKM yang memahami potensinya sehingga mampu bersaing di kancah internasional,” ujar dia dalam keterangan resminya, Senin (21/8/2023).
Putrama menegaskan, Perseroan memiliki rencana kerja BNI Xpora sampai dengan 2024. Pada bulan ini, akan dilakukan sosialisasi terkait on boarding menuju ekspor terhadap 15 ribu pelaku UMKM.
Kemudian pada akhir tahun ini, akan dilaksanakan program akselerasi di mana pelaku UMKM tersebut akan mengalami kurasi menjadi 7.700 dan akan memasuki Xpora School.
“Pada awal 2024, pelaku UMKM akan memasuki program kurasi, dari sejumlah UMKM tersebut akan dikurasi lagi menjadi 2 ribu UMKM yang nantinya akan mengalami boot camp sebanyak 200 UMKM dan hasil akhirnya akan ada kompetisi untuk 100 pelaku UMKM,” imbuhnya.
Asal tahu saja, program BNI Xpora baru-baru ini telah sukses memfasilitasi kerja sama produk olahan tempe antara Azaki Food Internasional (AFI) dengan Forever Harvest Corporation Hong Kong.