Sukses

IPO, Anugerah Spareparts Sejahtera Incar Dana Segar hingga Rp 40 Miliar

Anugerah Spareparts Sejahtera melepas maksimal 400 juta lembar saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Liputan6.com, Jakarta - PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Mengutip prospektus, Rabu (23/8/2023), Anugerah Spareparts Sejahtera melepas sebanyak-banyaknya 400 juta lembar saham ke publik. Angka tersebut mewakili sebesar 39,76 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Adapun saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 90 sampai dengan Rp100 per saham. Dengan demikian, Anugerah Spareparts Sejahtera bakal meraup dana segar sekitar Rp 36 miliar sampai dengan Rp 40 miliar.

Sebagai pemanis, calon emiten berkode AEGS berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 100 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebanyak 16,50 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan. 

Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang empat saham baru Perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I di mana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. 

Waran Seri I adalah efek yang diterbitkan oleh Perseroan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama Perseroan yang bernilai nominal Rp50 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 90 yang dapat dilakukan setelah 6 bulan sejak efek dimaksud diterbitkan, yang berlaku mulai 11 Maret 2024 sampai dengan tanggal 10 September 2024. Total dana dari Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 9 miliar.

 

 

2 dari 4 halaman

Indikasi Jadwal

Seluruh dana hasil dari IPO yang akan diterima oleh Perseroan, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum perdana seluruhnya akan digunakan sebanyak Rp 10.307.500.000 atau Rp 10,30 miliar untuk pembelian tanah beserta bangunan pabrik, kantor, gudang yang ada diatasnya.

Kemudian, 3,16 persen akan digunakan untuk pembangunan gudang baru diatas tanah dengan nomor SHM 712, 713 dan 714 dan 9,16 persen akan digunakan Perseroan untuk belanja modal pabrik penunjang operasional Perseroan.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, modal operasional dan digunakan untuk pembelian persediaan Perseroan antara lain namun tidak terbatas pada bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.

Dalam melancarkan aksinya, Perseroan telah menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Indikasi Jadwal

Masa Penawaran Awal: 22-24 Agustus 2023

Perkiraan Tanggal Efektif : 31 Agustus 2023

Perkiraan Masa Penawaran Umum : 4-7 September 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan : 7 September 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham dan Waran Seri I: 8 September 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I: 11 September 2023

Awal Pelaksanaan Waran Seri I: 11 Maret 2024

Akhir Pelaksanaan Waran Seri I: 10 September 2024

 

3 dari 4 halaman

Penghimpunan Dana Melalui IPO Tembus Rp 49,2 Triliun

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Adapun hingga 11 Agustus 2023, terdapat 63 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 63 emiten itu mencapai Rp 49,2 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 27 perusahaan yang siap debut di Bursa melalui IPO. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Senin (14/8/2023).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 7 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 7 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 3 Perusahaan dari sektor healthcare

• 1 Perusahaan dari sektor industrials

• 1 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 2 Perusahaan dari sektor teknologi

• 2 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

4 dari 4 halaman

OJK Bidik Penghimpunan Dana di Pasar Modal Bisa Tembus Rp 200 Triliun Tahun Ini

Sebelumnya, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia ditargetkan bisa dapat mencapai sebesar Rp200 triliun pada 2023.

Sampai 9 Agustus 2023, pasar modal Indonesia telah berhasil menghimpun dana mencapai Rp165,22 triliun dari semua instrumen yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan upaya penghimpunan dana pada tahun ini akan lebih berat, apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang mana BEI berhasil menghimpun dana mencapai Rp 233 triliun dari semua instrumen

Ii dia ungkapkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 46 pasar modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta melansir Antara, Jumat (11/8/2023).

Dikatakan, belum meredanya volatilitas di tingkat global, ditambah momentum menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan mempengaruhi penghimpunan dana.

“Dalam target kita, tahun ini Rp200 triliun. Itu melihat kondisi 2023 yang berbeda dengan 2022. Ketidakpastian global belum reda, lalu ada juga election (Pemilu 2024), itu akan mempengaruhi penghimpunan dana,” ujar Inarno.

Dari sisi pencatatan efek, sampai 9 Agustus 2023, BEI telah berhasil menorehkan 62 pencatatan efek saham dengan nilai fund raised sebesar Rp49,15 triliun, 70 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, 1 Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP), dan 82 Waran Terstruktur sepanjang tahun 2023.

 

Video Terkini