Sukses

Bursa Saham Asia Beragam, Investor Cerna Data Aktivitas Bisnis Swasta Australia hingga Jepang

Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Rabu, 23 Agustus 2023. Pergerakan bursa saham Asia yang beragam terjadi di tengah rilis data ekonomi dari sejumlah negara termasuk Australia.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu (23/8/2023) seiring investor menilai survei aktivitas bisnis swasta dari Australia, Jepang, dan inflasi dari Singapura.

Dikutip dari CNBC,di Australia, indeks ASX 200 naik 0,36 persen. Aktivitas bisnis Australia mengalami kontraksi pada laju tercepat dalam 19 bulan, menurut Juno Bank, dengan indeks purchasing manager awal berada di posisi 47,1 pada Agustus 2023.

Indeks Nikkei 225 di Jepang bertambah 0,21 persen, sedangkan indeks Topix menguat 0,18 persen. Jepang mencatat ekspansi yang lebih cepat dalam aktivitas bisnisnya, dengan PMI flash pada Agustus 2023 berada di posisi 54,3 dibandingkan Juli di posisi 53,8. Namun, indeks Kospi Korea Selatan melemah tipis, dan indeks Kosdaq susut 0,55 persen.

Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.655. Hal ini menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan penutupan indeks Hang Sengpada perdagangan sebelumnya di 17.791,01.

Di bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks acuan wall street bervariasi. Indeks S&P 500 melemah 0,3 persen seiring tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) dan jelang pidato ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell.

Hal ini terutama, beberapa bank regional dan besar anjlok setelah S&P Global memangkas peringkat kredit dan revisi prospek untuk beberapa bank Amerika Serikat (AS) pada Senin, 21 Agustus 2023. S&P Global memangkas peringkat itu seiring kondisi operasi yang sulit. Indeks Dow Jones melemah 0,51 persen dan indeks saham Nasdaq naik 0,06 persen.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 22 Agustus 2023

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Selasa, 22 Agustus 2023. Hal ini seiring imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun sentuh level tertinggi.

Dikutip dari CNBC, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun sentuh level tertinggi menjadi 4,34 persen, dan merupakan level tertinggi sejak November 2007.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melompat 0,97 persen, ke level 31.856,71. Sementara itu, indeks Topix bertambah 1,08 persen ke posisi 2.265,71. Adapun unit chip grup Softbank, Arm mengajukan pencatatan saham di Nasdaq, dan akan terbesar pada 2023.

Di sisi lain, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,28 persen ke posisi 2.515,74. Indeks Kosdaq melesat 0,52 persen ke posisi 893,33. Indeks ASX 200 ditutup di posisi 7.118,9. Indeks Hang Seng melompat 1,07 persen. Indeks CSI 300 menguat 0,77 persen ke posisi 3.758,23.

3 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Amerika Serikat pada 22 Agustus 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Selasa, 22 Agustus 2023. Indeks S&P 500 merosot di tengah kekhawatiran atas kenaikan imbal hasil obligasi AS jelang pidato penting ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akhir pekan ini.

Selain itu, koreksi saham bank dan ritel juga menekan wall street. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah tipis 0,3 persen menjadi 4.387,55. Indeks Dow Jones terpangkas 174,86 poin atau 0,5 persen ke posisi 34.288,83. Indeks Nasdaq naik tipis ke posisi 13.505,87.

Sementara itu, saham Nvidia melemah 2,9 persen. Perseroan dijadwalkan melaporkan laba pada perdagangan Rabu pekan ini.

Beberapa bank regional dan besar anjlok setelah S&P Global memangkas peringkat kredit dan revisi prospek beberapa bank pada Senin, 21 Agustus 2023. S&P Global memangkas peringkat kredit itu dengan alasan kondisi operasional yang sulit.

Sektor keuangan turun 0,9 persen pada perdaganagn Selasa, 22 Agustus 2023. Koreksi itu membuat sektor tersebut mencatat kinerja terburuk di S&P 500. Sementara itu, saham KeyCorp dan Comerica masing-masing turun 4,1 persen. Sedangkan saham JPMorgan Chase turun 2,1 persen.

Saham Dick’s Sporting Goods dan Macy’s masing-masing turun sebesar 24 persen dan 14 persen. Hal ini seiring panduan kinerja yang hati-hati juga menyebabkan SPDR S&P Retail ETF melemah. Selain itu, saham Nike merosot lebih dari 1 persen untuk penurunan harian selama sembilan kali berturut-turut.

4 dari 4 halaman

Fokus ke Pasar Obligasi

Di sisi lain, wall street telah fokus pada pasar obligasi setelah imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak 2007 pada pekan ini. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun melemah terbatas pada Selasa pekan ini menjadi 4,33 persen.

“Saya pikir pasar saat ini agak goyah karena imbal hasil 10 tahun berada di sekitar level tertinggi pada Oktober,” ujar Chief Technical Strategist LPL Financial, Adam Turnquist.

Ia menambahkan, pihaknya mencermati pergerakan obligasi bertenor 10 tahun ke depan.

“Saya rasa jika kita mulai bergerak lebih tinggi, hal ini tentunya merupakan tanda peringatan akan kemungkinan terjadinya kemunduran yang lebih dalam di pasar saham,” ujar dia.

Meskipun Turnquist menuturkan tidak melihat kondisi tren penurunan di saham. Di tengah pasar saat ini, ia memilih sektor saham industri. “Kita berada dalam fase mundurnya pasar bullish,” tutur dia.

Victoria Fernandez dari Crossmark Global Investments prediksi penurunan pasar yang berkelanjutan. Ia menilai, hal itu terjadi lantaran kenaikan imbal hasil obligasi dan pelaku pasar yang lebih berhati-hati.

“Saya pikir kita akan melihat imbal hasil yang lebih tinggi. Sekarang kita membahas laporan laba. Kondisi makro yang akan mendorong banyak hal kita lihat dalam volatilitas pasar,” ujar dia.

Dia menambahkan, kondisi makro ekonomi menjadi pedang bermata dua karena dapat memberikan informasi kepada the Fed kalau kondisi keuangan tidak baik. “Kondisinya tidak cukup ketat,” kata dia.

Investor menantikan pidator Powell di simposium ekonomi tahunan di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat, 25 Agustus 2023.

Video Terkini