Sukses

Soechi Lines Incar Dana Rp 149,09 Miliar Melalui Rights Issue

PT Soechi Lines Tbk (SOCI) menawarkan saham maksimal 1,24 miliar dalam rangka rights issue. Jumlah saham yang ditawarkan itu seara 14,97 persen dari jumlah saham yang beredar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Soechi Lines Tbk (SOCI) berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Pada aksi tersebut, Soechi Lines akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.242.384.000 lembar saham dengan nilai nominal RP 100 per lembar. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 14,97 persen dari jumlah saham yang beredar setelah PMHMETD.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), setiap pemegang 125 saham lama perseroan yang namanya tercatat dalam DPS per 19 Oktober pukul 16.00 WIB berhak atas 22 HMETD. Di mana satu HMETD berhak untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 120 per saham.

Dengan begitu, jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam PMHMETD ini sebanyak-banyaknya adalah Rp 149,09 miliar.

Perseroan memiliki dua skenario penggunaan dana hasil rights issue. Pertama, dengan asumsi dana yang diperoleh sebesar RP 73,5 miliar, maka seluruhnya akan digunakan untuk pelunasan pinjaman perusahaan anak, yakni PT Inti Energi Line (IEL) dalam bentuk pinjaman.

Skenario kedua, jika dana yang diperoleh dari rights issue lebih dari Rp 73,5 miliar atau hingga mencapai RP 149,09 miliar, maka sebesar Rp 73,5 miliar akan digunakan untuk pelunasan pinjaman IEL.

Sisanya sekitar Rp 75,6 miliar akan digunakan untuk tambahan modal kerja perusahaan anak yang lain, yaitu PT Armada Bumi Pratiwi Lines (APBL) dan PT Sukses Osean Khatulistiwa (SOKL). Penambahan modal pada dua anak usaha itu diberikan dalam bentuk pinjaman.

Sebelumnya, rencana rights issue ini telah mendapat restu pemegang saham melalui RUPSLB perseroan yang digelar pada 11 Agustus 2023. HMETD dapat diperdagangkan baik di dalam maupun di luar BEI sesuai POJK No. 32/2015 selama lima Hari Kerja mulai 23 Oktober 2023 sampai dengan 27 Oktober 2023.

Pencatatan saham hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di BEI mulai pada 23 Oktober 2023. Apabila sampai dengan batas waktu tersebut HMETD yang dimiliki oleh pemegang saham Perseroan tidak dilaksanakan, HMETD tersebut tidak akan berlaku lagi.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Pembeli Siaga

PT Soechi Group (SG) menyatakan, sebagai pemegang saham utama dan pemilik 5.640.000.000 lembar saham dalam Perseroan, SG tidak akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya dalam PMHMETD.

Kemudian, Paulus Utomo dan Go Darmadi selaku Ultimate Beneficiary Owner dan pemilik masing-masing 120.000.000 lembar saham dalam Perseroan, menyatakan akan melaksanakan seluruh haknya masing-masing sebanyak 21.120.000 lembar HMETD dalam PMHMETD, dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 2,53 miliar.

Pembeli siaga dalam aksi ini tak lain adalah Paulus Utomo dan Go Darmadi. Jika masih terdapat sisa saham setelah alokasi HMETD, keduanya akan membeli masing-masing sebanyak-banyaknya 306.250.000 lembar saham senilai Rp 36,75 miliar.

Catatan saja, pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya, akan mengalami penurunan persentase kepemilikan (dilusi) maksimal sebesar 14,97 persen.

PT Soechi Lines Tbk adalah pemilik dan operator kapal tanker independen di Indonesia, menyediakan layanan pengiriman minyak mentah, produk minyak bumi, dan LPG terutama kepada perusahaan yang beroperasi di sektor minyak & gas dan kimia dalam negeri. Perusahaan juga mengoperasikan galangan kapal di Indonesia. Bisnis galangan kapal menawarkan jasa perbaikan dan perawatan bangunan baru dan kapal kepada pihak ketiga dan kapal milik Soechi sendiri.

3 dari 4 halaman

Soechi Lines Raup Laba USD 8 Juta pada Semester I 2023, Tumbuh 53,43 Persen pada Semester I 2023

Sebelumnya, PT Soechi Lines Tbk (SOCI) mengumumkan kinerja untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, Soechi Lines membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (18/8/2023), pendapatan perseroan pada paruh pertama 2023 tercatat sebesar USD 86,75 juta atau sekitar Rp 1,33 triliun (kurs Rp 15.325,80 per USD).

Pendapatan ini naik 31,56 persen dibandingkan raihan pada semester I 2022 yang tercatat sebesar USD 65,94 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ikut naik menjadi USD 64,49 juta dari USD 44,5 juta pada semester I tahun lalu.

Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh tipis 3,80 persen menjadi USD 22,26 juta dibandingkan semester I 2022 sebesar USD 21,44 juta. Pada periode ini, perseroan membukukan beban usaha USD 5,91 juta, naik dari USD 4,86 juta pada semester I 2022. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar USD 16,35 juta atau turun tipis dari USD 16,57 juta yang dicatatkan pada paruh pertama tahun lalu.

 

 

4 dari 4 halaman

Aset Perseroan

Pada periode ini, perseroan membukukan beban lain-lain sebesar USD 7,29 juta, turun dibandingkan semester I tahun lalu yang tercatat sebesar USD 10,04 juta.

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 8 juta atau sekitar Rp 122,7 miliar pada semester I 2023. Laba itu naik 53,43 persen dibandingkan laba semester I 2022 yang tercatat sebesar USD 5,22 juta.

Aset perseroan hingga 30 Juni 2023 tercatat sebesar USD 628,56 juta atau turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar USD 633,96 juta. Liabilitas turun menjadi USD 246,9 juta dari USD 259,89 juta. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi USD 628,56 juta dari USD 633,96 juta pada Desember 2022.