Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melaksanakan serah terima pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) dengan Kementerian PUPR atas proyek Rehabilitasi Jakarta Convention Center (JCC) yang terletak di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta.
PHO dilakukan oleh Muchamad Yusuf selaku Senior Vice President Building and Overseas Division WIKA kepada Grace Christiani,S.T., M.SE., M.Ec. selaku Pejabat Penandatangan Kontrak PPK Bina Penataan Bangunan I Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah Jakarta Metropolitan Kementerian PUPR di Jakarta, 25 Agustus 2023.
Baca Juga
Proyek yang dibangun dengan nilai proyek sebesar Rp115,9 miliar sebagai tempat perhelatan KTT ASEAN Plus 2023 pada September 2023, dengan menampilkan wajah barunya yang kental akan kekayaan budaya Indonesia. Serah terima ini sekaligus menunjukkan Wijaya Karya dalam menggarap proyek tersebut hanya dalam kurun waktu 72 hari. Demikian mengutip dari keterangan resmi, Selasa (29/8/2023).
Advertisement
Direktur Utama Wijaya KaryaAgung Budi Waskito (BW) menyampaikan meski proyek ini dikerjakan dengan waktu yang singkat, tetapi kualitas tetap menjadi faktor utama yang selalu diperhatikan. Setelah ini, Wijaya Karya akan fokus pada proses pemeliharaan yang dilaksanakan sekaligus untuk menjamin kualitas dan keamanan gedung.
Presiden Jokowi Resmikan Jembatan Aek Tano Ponggol
Kinerja baik WIKA turut tercermin melalui pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, yang telah rampung dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat, 25 Agustus 2023. Prosesi tersebut dilaksanakan bersamaan dengan peresmian proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Medan - Binjai - Deli - Serdang.
Turut hadir untuk mendampingi Presiden Jokowi di antaranya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Walikota Medan Bobby Afif Nasution, Walikota Binjai Amir Hamzah, Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan, dan Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito.
Dukung Pengembangan Danau Toba
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan pembangunan jembatan yang terbentang sepanjang 465 meter tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mendukung pengembangan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas/Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
“Prinsipnya adalah mengubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” ujar Basuki.
Jembatan Aek Tano Ponggol juga disediakan untuk mendorong konektivitas Pulau Sumatera dengan menyediakan akses darat masyarakat dalam menjangkau Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba.
Pada pembangunannya, WIKA dipercaya oleh Kementerian PUPR untuk mengerjakan struktur jembatan yang terdiri atas Oprit, Jembatan Utama, dan Jembatan Pendekat yang membentang sepanjang 465 meter dengan lebar 12,5 meter yang memiliki dua lajur kendaraan.
Agung Budi Waskito menyampaikan, pembangunan proyek ini juga turut mendukung kelestarian serta mengangkat warisan budaya Indonesia dalam setiap ornamennya. Hal tersebut tercermin pada bagian Jembatan Utama Aek Tano Ponggol yang dilengkapi dengan ornamen Pylon Dalihan Na Tolu, yakni aksesoris yang diadaptasi dari lambang filosofis kultur masyarakat Batak.
Advertisement
Wijaya Karya Bakal Rampungkan Pembangunan 7 Bendungan
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sedang fokus menyelesaikan tujuh bendungan yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menuturkan, kehadiran bendungan ini diharapkan mendukung upaya Pemerintah melalui Kementerian PUPR dalam mengoptimalkan pengelolaan air di setiap wilayah tersebut.
Salah satu yang sedang dikerjakan oleh WIKA KSO adalah Bendungan Lau Simeme Paket I yang bertujuan untuk mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan di Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pengerjaan proyek dengan lingkup pekerjaan bendungan utama ini telah mencapai perkembangan sebesar 72%.
Agung BW juga menuturkan, pembangunan bendungan ini sekaligus menjadi sarana bagi pemberdayaan UMKM sebagai mitra kerja. WIKA menyadari sinergi yang baik antara WIKA dengan mitra kerja akan menunjang keberlangsungan operasi Perseroan.
Untuk itu Wijaya Karya konsisten dalam upaya memenuhi komitmennya atas pembayaran terhadap para mitra kerja, di mana untuk periode awal Agustus 2023 saja, WIKA telah merealisasikan pembayaran sebesar Rp346 miliar kepada 846 mitra kerja yang mana sebesar Rp102 miliar dibayarkan kepada 684 UMKM mitra kerja WIKA.
"UMKM memiliki peran yang penting untuk menggerakkan ekonomi di wilayah operasi melalui pembukaan lapangan kerja. Harapannya pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Perseroan dapat menghadirkan multiplier effect untuk keberlangsungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Agung BW seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (20/8/2023).
Adapun Wijaya Karya menegaskan posisinya sebagai BUMN terdepan dalam pembangunan proyek bendungan. Hal tersebut tercermin melalui 41 bendungan di tanah air yang telah berhasil diselesaikan oleh Perseroan.
21 proyek di antaranya termasuk dalam 65 proyek bendungan yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak 2014 yang ditargetkan akan menambah ketersediaan tampungan air dari 12,6 Miliar kubik menjadi 19,1 miliar kubik, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air pertanian sepanjang tahun.
Tawarkan Potensi Eco Tourism dan Suplai Energi Masa Depan
Selain berfungsi untuk penyediaan air dan pertanian, keberadaan bendungan turut menawarkan potensi-potensi lain diantaranya konsep eco tourism yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR di Bendungan Sukamahi, dengan menyediakan area tanaman hidroponik disertai dengan penginapan, taman, rumah kaca, dan tempat ibadah.
Begitu juga dengan potensi lain yaitu pemanfaatan sumber energi baru terbarukan yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang memanfaatkan tenaga air untuk membangkitkan listrik, juga pembangkit listrik tenaga surya dengan menggunakan floating solar panel sebagai sumber listrik seperti yang disediakan oleh Bendungan Randugunting.
Selanjutnya beberapa bendungan dapat difungsikan untuk sport tourism yang salah satunya Bendungan Jatigede yang sering dijadikan sebagai lokasi ajang kompetisi dayung perahu.
Ada juga Bendungan Kuwil Kawangkoan yang pembangunannya turut memperhatikan eksistensi objek sejarah berupa waruga yang merupakan makam para leluhur Minahasa, dengan merelokasi dan ditata kembali sebagai destinasi wisata sekaligus cagar budaya.
Bendungan-bendungan tersebut dipercayakan oleh Kementerian PUPR pada WIKA, harapannya berbagai potensi yang ditawarkan tersebut dapat membawa manfaat secara optimal kepada masyarakat setempat.
Advertisement