Sukses

BRI Beri Sinyal Bakal Gelar Aksi Korporasi, Apakah Itu?

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) baru merilis laporan keuangan pada akhir Agustus 2023 seiring melakukan limited review.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memberi sinyal adanya gelaran aksi korporasi dalam waktu dekat. Hal itu sehubungan dengan baru dipublikasikannya laporan keuangan perusahaan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengakui, penyampaian laporan keuangan tengah tahun BRI memang tertinggal dibanding anggota Bank Himbara lainnya, seperti Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang lebih dulu menyampaikan laporan keuangan tengah tahun. Meski begitu, penyampaian laporan keuangan BRI belum terlambat atau menyalahi aturan yang berlaku.

"Tapi secara aturan belum ada yang dilanggar. Kita memang paling akhir karena ada limited review dari kantor akuntan publik yang terkait sama corporate action," kata Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan BRI kuartal II 2023, Rabu (30/8/2023).

 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno menjelaskan jika perusahaan melakukan penelaahan laporan keuangan secara terbatas atau limited review, waktu maksimal untuk menyampaikan laporan keuangan adalah dua bulan sejak periode tutup buku.

Dalam hal laporan keuangan per 30 Juni 2023, maka batas maksimal BRI untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah ditelaah secara terbatas adalah pada akhir Agustus 2023.

Limited Review

"Akhir Agustus jadi batas BRI untuk sampaikan laporan keuangan yang sudah dilakukan limited review oleh KAP kami. Hal ini terkait beberapa aksi korporasi. Nanti kami akan lakukan keterbukaan informasi sesuai ketentuan yang berlaku di pasar modal terkait aksi tersebut," ujar Vivi.

Sayangnya, manajemen BRI belum mau menjelaskan lebih detail mengenai aksi korporasi yang akan dilakukan. Namun sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan bakal ada perubahan struktur pemegang saham di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) perlahan akan mulai keluar dari struktur pemegang saham BSI. Sementara Bank Mandiri tetap akan menjadi pemegang saham pengendali. Pemerintah juga tetap menjadi pemegang saham dwiwarna.

 

 

2 dari 3 halaman

Kinerja Semester I 2023

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI mengumumkan kinerja untuk periode enam bulan pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, BRI berhasil melakukan orkestrasi strategi sehingga mencatatkan kinerja yang sehat dan berkelanjutan.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, faktor utama penopang kinerja BRI di antaranya adalah pertumbuhan kredit mikro dan casa yang memadai dan mencapai double digit.

"Kualitas aset yang terjaga, rasio efisiensi yang membaik, proporsi fee base income yang terus tumbuh konsisten, serta semakin solidnya kinerja perusahaan anak yang tergabung dalam BRI Group dan terus-menerus berupaya untuk selalu bisa meningkatkan kontribusinya kepada BRI," kata Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan BRI kuartal II 2023, Rabu (20/8/2023).

Sampai akhir Juni 2023, BRI Group berhasil mencatatkan aset yang terus meningkat, mencapai 9,21 persen yoy menjadi Rp 1.805,15 triliun. Pertumbuhan aset ini diikuti dengan perolehan laba yang senilai Rp 29,56 triliun atau tumbuh 18,83 persen yoy.

Dari sisi penyaluran kredit sampai akhir triwulan II 2023 BRI berhasil menyalurkan kredit senilai 1.202,13 triliun dengan penopang utama adalah pertumbuhan yakni pada segmen mikro. Di mana segmen mikro mampu tumbuh 11,41 persen yoy menjadi Rp 577,94 triliun.

Dengan demikian porsi kredit mikro saja telah mencapai 48,08 persen terhadap total penyaluran kredit BRI. Penyaluran kredit mikro ini membuat porsi kredit UMKM BRI terus meningkat. Hingga Juni 2023, porsi kredit UMKM BRI mencapai 84,48 persen dari total kredit BRI atau senilai Rp 1.015,54 triliun.

"Dengan demikian aspirasi BRI untuk mencapai porsi kredit UMKM 85 persen, sesungguhnya tinggal 0,52 persen. Padahal itu ingin kita capai di 2025. Dan sekarang di semester I 2023 sudah mencapai 84,48 persen dari total kredit BRI... Ini menjadi yang pertama kali, kredit UMKM menembus angka di atas Rp 1.000 triliun," kata Sunarso.

3 dari 3 halaman

Penyaluran Kredit

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit diimbangi oleh kemampuan BRI untuk menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Non performing loan (NPL) BRI pada Juni 2023 tercatat sebesar 2,95 persen atau membaik jika dibandingkan dengan NPL pada Juni 2022 sebesar 3,26 persen.

"Jadi saya ingin tegaskan, angka NPL 2,95 persen untuk bank yang main di UMKM menurut saya ini menunjukkan kemampuan kita memilih portofolio UMKM dengan baik karena masih di bawah 3 persen. Bahkan di bawah 5 persen saya katakan masih oke untuk bank yang fokusnya kepada UMKM," tutur Sunarso.

Kondisi tersebut, lanjut Sunarso, membuat credit cost BRI menurun dari semula 3,11 persen pada akhir kuartal II 2022 menjadi 2,26 persen pada akhir kuartal II 2023 2023. Keberhasilan ini diimbangi dengan pencadangan yang memadai. Sampai Juni 2023, NPL coverage mencapai 248,54 persen. Hingga Juni 2023, BRI mencatatkan total dana masyarakat sebesar Rp 1.245,12 triliun.

Penopang utama pertumbuhan dana masyarakat bersumber pada dana murah atau casa yang tercatat tumbuh 10,13 persen yoy mencapai Rp 815,42 triliun.

"Bahkan porsi casa, giro dan tabungan di dalam total dana masyarakat yang dihimpun BRI itu, total casa kita mencapai 65,49 persen dari 65,12 persen pada semester I 2022," terang Sunarso. Bersamaan dengan itu, rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) BRI sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar 67,71 persen. Sedangkan Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 41,79 persen.

Â