Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis (31/8/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik seiring investor bersiap menyambut data aktivitas pabrik China pada Agustus 2023.
Dikutip dari CNBC, China akan alami kontraksi selama lima bulan berturut-turut di sektor manufaktur, menurut jajak pendapat Reuters. Ekonom yang disurvei prediksi indeks purchasing managers akan berada di angka 49,4, mewakili tingkat kontraksi yang lebih rendah dibandingkan posisi Juni sebesar 49,3.
Baca Juga
Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 18.544 menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan penutupan indeks Hang Seng di 18.482,86.
Advertisement
Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,33 persen dan indeks Topix bertambah 0,31 persen seiring penjualan ritel di Jepang melonjak lebih dari yang diharapkan pada Juli, naik 6,8 persen tahun ke tahun. Penjualan ritel itu lebih tinggi dari jajak pendapat Reuters yang diprediksi kenaikan 5,4 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,23 persen dan indeks Kosdaq naik 0,36 persen. Produksi industri Korea Selatan turun 8 persen tahun ke tahun pada Juli, menandai kontraksi bulan ke-10 berturut-turut. Indeks ASX 200 Australia naik 0,11 persen dan mencatat kenaikan dalam empat hari berturut-turut.
Pada Rabu, 30 Agustus 2023 waktu setempat, wall street kompak menguat. Indeks S&P 500 naik di tengah investor mencerna data ekonomi AS. Indeks S&P 500 naik 0,38 persen. Indeks Dow Jones menanjak 0,11 persen. Indeks Nasdaq menguat 0,54 persen.
Sementara itu, Amerika Serikat revisi produk domestik bruto (PDB) menjadi 2,1 persen dari sebelumnya prediksi 2,4 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 30 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu, 30 Agustus 2023. Penguatan bursa saham Asia Pasifik ikuti wall street yang menanjak berkat saham Nvidia.
Investor akan menilai rilis inflasi Australia pada Juli yang akan menjadi masukan bagi keputusan kebijakan moneter bank sentral Australia pada pertemuan 5 September 2023. Inflasi Juli tercatat 4,9 persen, lebih lemah dari posisi Juni 2023 sebesar 5,4 persen.
Indeks ASX Australia naik 1,21 persen, dan memimpin kenaikan. Indeks ASX 200 ditutup ke posisi 7.297,7, level tertinggi sejak 15 Agustus 2023.
Indeks Nikkei 225 menguat 0,33 persen ke posisi 32.333,46. Indeks Topix menanjak 0,43 persen ke posisi 2.313,38. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,35 persen ke posisi 2.561,22. Indeks Kosdaq melesat 0,83 persen, dan sentuh level tertinggi sejak 1 Agustus 2023.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong mendatar. Bursa saham China bervariasi dengan indeks CSI 300 melemah 0,04 persen ke posisi 3.788,51.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 30 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada penutupan perdagangan saham Rabu, 30 Agustus 2023. Indeks S&P 500 naik di tengah investor menilai data ekonomi baru AS.
Dikutip dari CNBC, Kamis (31/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menanjak 0,38 persen sehingga melampaui posisi 4.500, tepatnya 4.514,87. Kenaikan indeks S&P 500 selama empat hari membantu indeks memangkas koreksi bulanan menjadi sekitar 1,6 persen.
Indeks Dow Jones bertambah 37,57 poin atau 0,11 persen ke posisi 34.890,24. Indeks Nasdaq melesat 0,54 persen ke posisi 14.019,31.
Sementara itu, sektor saham teknologi S&P 500 menguat yang dibantu oleh kenaikan hampir 1 persen saham produsen chip Nvidia. Saham Apple naik hampir 2 persen setelah perusahaan mengirimkan undangan peluncuran pada 12 September 2023. Diprediksi Apple luncurkan iPhone 15.
Pergerakan wall street pada Rabu, 30 Agustus 2023 terjadi ketika pelaku pasar mencerna data payrolls yang mengecewakan. ADP menuturkan, pengusaha swasta menambahkan 177.000 pekerjaan pada Agustus 2023. Data pekerjaan itu jauh di bawah revisi pada Juli 2023 yaitu 371.000, dan meleset dari perkiraan Dow Jones sebesar 200.000.
Sementara itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahunan direvisi turun pada Rabu, 30 Agustus 2023 menjadi 2,1 persen dari perkiraan sebelumnya 2,4 persen.
Pada Rabu pekan ini, investor kembali melihat data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan sebagai kabar baik bagi saham.
“Pelaku pasar dan investor sama-sama ingin melihat tindak lanjut aksi pasar saat ini, membantu memastikan peningkatan kinerja pasar adalah langkah lebih layak saat pasar memasuki September,” ujar Chief Clobal Strategist LPL Financial, Quincy Krosby.
Apple Bakal Luncurkan iPhone Terbaru
Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham-saham acuan di AS menguat menyusul rilis angka kepercayaan konsumen yang mengecewakan dan penurunan lowongan pekerjaan AS yang lebih besar dari perkiraan pada Juli. Hal ini memicu harapan di kalangan pelaku pasar kalau the Federal Reserve dapat meringankan kebijakannya dalam waktu dekat.
Sementara itu, analis wall street bersiap hadapi perubahan besar pada iPhone ketika Apple mengadakan acara peluncuran tahunannya pada September.
Di antara peningkatan besar, analis Citi Atif Malik memperkirakan, chip baru untuk model Pro, dengan kamera yang ditingkatkan, demikian juga penyimpanan dan memori, serta transisi ke port USB-C.
Seiring dengan perubahan tampilan ini, analis juga bersiap hadapi potensi kenaikan harga. Malik memperkirakan kenaikan USD 100-USD 200 untuk model Pro.
Penetaoan harga harus tetap menjadi fokus utama bagi investor, dan dapat membebani pertumbuhan unit sebesar 10 persen dari tahun ke tahun yang diharapkan pada fiskal 2024, menurut Wamsi Mohan dari Bank of America.
Ia membuat model 216 juta iPhone pada tahun fiskal 2023 yang mencerminkan penurunan tahunan 11 persen.
Analis juga memperkirakan potensi pengumuman Apple Watch baru yang juga akan rilis pada peluncuran tersebut,
Advertisement