Sukses

Petuah Bursa untuk Investor Pemula: Jangan FOMO

Jumlah investor pasar modal naik signifikan bersamaan dengan pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar 2020-2022 lalu.

Liputan6.com, Jakarta Minat investasi di pasar modal terus tumbuh. Sampai dengan 25 Agustus 2023, jumlah investor pasar modal telah mencapai 11,55 juta SID. Angka investor saham itu naik 12,01 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebanyak 10,31 juta SID.

Jumlah investor pasar modal naik signifikan bersamaan dengan pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar 2020-2022 lalu.

Sebagai perbandingan, jumlah investor pasar modal pada 2019 hanya sebanyak 2,48 juta SID. Di akhir 2020, angka investor naik menjadi 3,88 SID, dan mencapai 7,5 juta ISD pada akhir 2021.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik menyebutkan, ada sejumlah catatan bagi calon investor atau investor pemula yang baru terjun di pasar modal.

Pertama, Jeffrey menekankan pentingnya belajar. Sebab, menurut dia, tidak ada cara instan untuk menjadi sukses di pasar modal.

"Investor pemula harus belajar dan mengerjakan tugasnya sebagai investor. Yaitu melakukan analisis. Mengamati dan mengikuti perkembangan dari perusahaan yang dia miliki. Karena sebagai investor saham, mereka adalah pemilik perusahaan," kata Jeffrey dalam edukasi wartawan pasar modal, Kamis (31/8/2023).

Beberapa investor pemula mungkin akan merasa bingung untuk memutuskan instrumen apa yang akan dipilih. Pun saat mereka memilih pasar saham kemungkinan juga akan galau memilih saham apa yang berpotensi beri cuan paling banyak.

Pada kondisi ini, Jeffrey menegaskan agar investor membeli saham perusahaan yang mereka ketahui, alih-alih hanya ikut arus atau tren.

"Pastikan membeli perusahaan-perusahaan yang dipahami. Tidak ikut-ikut atau tadi istilahnya itu FOMO (fear of missing out). Jadi tidak ikut-ikutan. Lakukan tugas sebagai seorang investor yaitu melakukan analisis," imbuh Jeffrey.

 

2 dari 3 halaman

Mengenal Lebih Dekat Kampanye Aku Investor Saham BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkenalkan kampanye “Aku Investor Saham” yang diluncurkan bertepatan dengan HUT Pasar Modal ke-46 pada 10 Agustus lalu. Kampanye tersebut merupakan kelanjutan dari kampanye sebelumnya Yuk Nabung Saham.

"Kampanye Aku Investor Saham membangun kebanggaan jutaan investor pasar modal, siapapun dan dimanapun, untuk menjadi influencer bagi lingkungan sekitarnya agar semakin banyak orang Indonesia menjadi investor pasar modal," papar Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik dalam edukasi wartawan pasar modal Indonesia, Kamis (31/8/2023).

Kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah investor, di mana semakin banyak masyarakat bisa menikmati potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia.

Jeffrey menjabarkan, setidaknya ada tiga pesan kampanye Aku Investor Saham. Pertama, kebanggan. Yakni berupa pencapaian, kepercayaan diri, atau identitas dan mindset positif.

"Pesan kedua yakni inklusivitas, artinya siapa saja dan di mana saja mudah untuk mengakses pasar modal di seluruh Indonesia. Ketiga, kemajuan yang berkaitan dengan harapan dan langkah maju menuju masa depan yang lebih baik," imbuh Jeffrey.

Dari sisi visual, kampanye Aku Investor Saham memuat beberapa simbol dan elemen. Mulai dari penggunaan huruf kapital pada subyek 'Aku' dengan font Logo dibuat tebal (bold), memberi kesan tegas dan kuat.

Menariknya, subyek 'Aku' iin bersifat fleksibel untuk diganti dengan subyek lain. Misalnya subyek Perempuan, sehingga menjadi Perempuan Investor Saham.

 

3 dari 3 halaman

Kemudian ada logo BEI menggantikan huruf 'O' dalam kalimat Investor. Ini dimaksudkan untuk mengangkat keseluruhan pesan pada logo karena BEI memiliki citra yang positif.

Simbol tagar atau hashtag menjadi pesan terkait dengan konektivitas, tren sosial media, partisipasi online, gerakan serta aksi bersama.

Tak ketinggalan, gesture cuan yang seakan menggantikan huruf 'V' pada kata Investor, merupakan bahasa universal bagi investor yang berarti keuntungan. Warna hijau melambangkan keuangan berkelanjutan.