Sukses

Rapor Kinerja Keuangan Emiten Bank BUMN pada Semester I 2023, Siapa Catat Cuan Terbesar?

Melihat kinerja keuangan emiten bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada semester I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Bank Milik Negara alias Himbara (Mandiri, BRI, BNI, dan BTN) telah melaporkan kinerja keuangannya untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023.

Pada periode tersebut, mayoritas emiten bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membukukan kenaikan pendapatan maupun laba. Lantas, emiten apa yang paling cuan sepanjang periode semester I 2023? 

Menarik untuk diketahui, berikut ini Liputan6.com ulas soal kinerja emiten perbankan BUMN, ditulis Senin (4/9/2023):

1.PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI mengumumkan kinerja untuk periode enam bulan pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023.

Sampai akhir Juni 2023, BRI Group berhasil mencatatkan aset yang terus meningkat, mencapai 9,21 persen yoy menjadi Rp 1.805,15 triliun. Pertumbuhan aset ini diikuti dengan perolehan laba yang senilai Rp 29,56 triliun atau tumbuh 18,83 persen yoy.

Dari sisi penyaluran kredit sampai akhir triwulan II 2023 BRI berhasil menyalurkan kredit senilai 1.202,13 triliun dengan penopang utama adalah pertumbuhan yakni pada segmen mikro. Di mana segmen mikro mampu tumbuh 11,41 persen yoy menjadi Rp 577,94 triliun.

Dengan demikian porsi kredit mikro saja telah mencapai 48,08 persen terhadap total penyaluran kredit BRI. Penyaluran kredit mikro ini membuat porsi kredit UMKM BRI terus meningkat. Hingga Juni 2023, porsi kredit UMKM BRI mencapai 84,48 persen dari total kredit BRI atau senilai Rp 1.015,54 triliun.

 

2 dari 8 halaman

Kualitas Kredit BRI

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit diimbangi oleh kemampuan BRI untuk menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Non performing loan (NPL) BRI pada Juni 2023 tercatat sebesar 2,95 persen atau membaik jika dibandingkan dengan NPL pada Juni 2022 sebesar 3,26 persen.

Tak hanya itu, credit cost BRI menurun dari semula 3,11 persen pada akhir kuartal II 2022 menjadi 2,26 persen pada akhir kuartal II 2023 2023. Keberhasilan ini diimbangi dengan pencadangan yang memadai. Sampai Juni 2023, NPL coverage mencapai 248,54 persen.

Hingga Juni 2023, BRI mencatatkan total dana masyarakat sebesar Rp 1.245,12 triliun. Penopang utama pertumbuhan dana masyarakat bersumber pada dana murah atau casa yang tercatat tumbuh 10,13 persen yoy mencapai Rp 815,42 triliun.

Bahkan porsi casa, giro dan tabungan di dalam total dana masyarakat yang dihimpun BRI itu, total casa mencapai 65,49 persen dari 65,12 persen pada semester I 2022.

Bersamaan dengan itu, rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) BRI sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar 67,71 persen. Sedangkan Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 41,79 persen.

3 dari 8 halaman

2.PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil membukukan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 24,9 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun hingga Juni 2023.

Sedangkan, secara bank only, laba yang diperoleh Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 23 triliun, naik 24,08 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 18,53 triliun. Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30 persen.

Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8 persen year on year (yoy) mencapai Rp 1.272,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 sebesar 7,8 persen YoY. 

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut merata di seluruh segmen. Terutama dari penyaluran kredit komersial yang meningkat 18,9 persen yoy menjadi Rp 215,7 triliun, kredit SME (small medium enterprise) meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp 72,3 triliun dan kredit segmen konsumer meningkat sebesar 11,3 persen yoy menjadi Rp 106 triliun.

Total dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Bank Mandiri tumbuh positif 8,47 persen YoY dari Rp 1.318,42 triliun di kuartal II 2022 menjadi Rp 1.430,13 triliun di akhir kuartal II 2023 yang ditopang oleh dana murah atau current account and saving account (CASA).

Tabungan secara konsolidasi tumbuh 5,80 persen yoy menjadi Rp 552,4 triliun dan giro secara konsolidasi melesat 21,2 persen yoy menjadi Rp 497,6 triliun.

 

4 dari 8 halaman

NPL Bank Mandiri

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023. 

Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47 persen atau telah turun sebesar 94 basis poin (bps). Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai.

Sampai dengan kuartal II 2023, Mandiri telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2 persen, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen.

Melalui konsistensi pengembangan bisnis dan transformasi digital, saham Bank Mandiri (BMRI) pun berhasil menorehkan penguatan harga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa atau all-time high menjadi Rp 5.700 per lembar saham pada perdagangan Kamis 27 Juli lalu. Bahkan, sejak stock split dengan rasio 1:2 pada 4 April 2023, saham BMRI tercatat telah naik sekitar 8,2 persen sampai dengan perdagangan Kamis pekan lalu.

5 dari 8 halaman

3.PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menyalurkan kredit sebesar Rp 650,8 triliun hingga semester I 2023. 

Portofolio kredit BNI pada semester I 2023 ditopang oleh segmen korporasi swasta Blue Chip yang tumbuh 17 persen yoy (year on year) dan segmen konsumer yang tumbuh 12 persen yoy.

Kualitas kredit juga semakin baik dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) turun 71 basis points (bps) menjadi 2,5 persen. Rasio pencadangan kredit bermasalah (NPL Coverage ratio) tetap dijaga di level yang aman yaitu di 3,1 kali pada Juni 2023. 

Ekspansi kredit juga ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 10,6 persen yoy menjadi Rp765 triliun, sehingga membuat likuiditas menjadi lebih kuat dengan Loan To Deposits Ratio di posisi 85,1 persen.

Dari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 perseN.Tentunya, hal tersebut merupakan hasil dari kinerja BNI yang terjaga sehingga memungkinkan penguatan modal dapat terus terjadi secara organik.

Dengan demikian, laba bersih BNI mampu tumbuh 17 persen yoy mencapai Rp10,3 triliun. Pencapaian ini diperoleh dengan tetap mengedepankan pertumbuhan bisnis yang selektif dan prudent untuk menghasilkan pendapatan jangka panjang yang optimal.

Kinerja fungsi intermediasi perseroan didukung oleh segmen korporasi swasta Blue Chip pada pertengahan tahun ini, yang portofolionya mencapai Rp 239,3 triliun, diikuti pula oleh segmen enterprise dengan portofolio Rp 52,1 triliun.

Adapun, segmen konsumer mampu membukukan kinerja yang sangat baik di secured segmen seperti griya dan payroll loan dengan pertumbuhan mencapai 11,7 persen yoy menjadi Rp116,4 triliun. 

Dari sisi komposisi likuiditas, upaya BNI untuk menumbuhkan basis nasabah aktif tetap menjadi fokus bisnis ke depan. Penambahan ini akan memperkuat basis likuiditas, khususnya pada CASA yang di pertengahan tahun ini mampu dijaga pada posisi 69,6 persen terhadap total DPK. Rasio CASA ini, membawa Perseroan pada pencapaian Cost of Fund yang terjaga di posisi 1,98 persen . 

 

6 dari 8 halaman

Kualitas Aset BNI

Strategi pengelolaan kualitas aset yang disiplin ini, berdampak positif pada perbaikan kualitas aset BNI. Rasio kredit berisiko (Loan at Risk atau LAR) per Juni 2023 berada pada level 16,1 persen, membaik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,6 persen. 

LAR terdiri atas NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi. 

Perbaikan rasio LAR terjadi konsisten pada ketiga aspek tersebut. Non-Performing Loan (NPL) BNI per Juni 2023 pada level 2,5 persen , atau membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,2 persen.

Sementara itu, total kredit lancar yang direstrukturisasi juga membaik 270 bps menjadi 9,3 persen seiring dengan berjalannya skema restrukturisasi kredit dan pulihnya bisnis debitur. 

Perbaikan kualitas aset tetap diimbangi dengan penyediaan pencadangan pada level yang kuat untuk mengantisipasi risiko. Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost pada semester I 2023 sebesar 1,4 persen, menurun 70 bps dibandingkan credit cost yang dibentuk periode yang sama tahun lalu sebesar 2,2 persen.

Meskipun credit cost yang dibentuk lebih rendah dibanding tahun lalu, BNI berpandangan hal ini sudah memadai untuk meng-cover kebutuhan penambahan CKPN bagi debitur-debitur yang masih dalam perhatian khusus. 

7 dari 8 halaman

4.PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai sekitar Rp308 triliun sepanjang semester I/2023. Perolehan BTN tersebut tumbuh 7,52 persen  dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp286,15 triliun.

Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada semester I 2023. Adapun kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Juni 2023 mencapai Rp269,48 triliun.

Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada semester I 2023 masih menjadi kontribusi terbesar dengan nilai mencapai Rp152,17 triliun tumbuh 10,86 persen  dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp137,25 triliun.

Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 6,49 persen  menjadi Rp90,83 triliun pada semester I/2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp85,30 triliun.

Rasio NPL Gross masih terjaga dengan baik di level 3,66 persen . Hingga akhir tahun ini Perseroan berharap bisa menurunkan rasio NPL di bawah 3 persen.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), seiring ketatnya likuiditas pada industri perbankan, Bank BTN berhasil meningkatkan DPK pada semester I 2023 menjadi Rp313,26 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp307,31 triliun.

Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp170,22 triliun naik sekitar 24 persen  dibandingkan akhir Juni 2022 sebesar Rp137,45 triliun.

Sepanjang semester I 2023, laba bersih Bank BTN tumbuh mencapai hampir sekitar Rp1,5 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,471 triliun.

 

8 dari 8 halaman

Aset BTN

Sementara total aset Bank BTN hingga akhir Juni 2023 naik menjadi menjadi Rp400,54 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 381,74 triliun.

Sejalan dengan pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN (BTN Syariah) juga tumbuh positif pada semester I 2023.

Laba bersih UUS BTN tersebut tercatat melonjak hampir mencapai sekitar 50 persen  menjadi Rp281,21 miliar pada semester I 2023 dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 190,90 miliar.

Capaian positif BTN Syariah tersebut didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada semester I 2023, pembiayaan syariah tercatat tumbuh sekitar 16 persen  menjadi Rp33,90 triliun dibandingkan akhir Juni 2022 sebesar Rp29,24 triliun.

Sementara total DPK yang berhasil dihimpun BTN Syariah sepanjang semester I 2023 mencapai Rp34,93 triliun tumbuh 14,56 persen  dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp30,49 triliun.

Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 14,69 persen  menjadi Rp46,27 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp40,35 triliun.

Video Terkini