Sukses

Smartfren Buka Suara Soal Isu Merger dengan XL Axiata

Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menanggapi mengenai isu merger dengan XL Axiata.

Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) buka suara terkait kabar penggabungan usaha atau merger dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Direktur Smartfren Telecom Tbk, Antony Susilo mengatakan, FREN terbuka untuk melakukan pembicaraan mengenai rencana konsolidasi dengan pelaku industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

"Namun demikian, sampai dengan saat ini tidak ada informasi atau kejadian yang dapat diumumkan kepada publik, dan FREN akan mematuhi peraturan yang berlaku mengenai keterbukaan informasi," kata Antony dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (6/9/2023).

Hingga saat ini , tidak ada informasi atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan yang belum disampaikan kepada publik.

Dalam hal terdapat informasi atau kejadian penting yang terkait dengan perseroan, perseroan akan menyampaikan informasi tersebut kepada publik sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Secara terpisah, Group Head Corporate Communications XL Axiata Retno Wulan menuturkan belum dapat memberikan tanggapan mengenai isu merger EXCL dan FREN. Menurut dia, kabar tersebut masih rumor.

"Untuk informasi ini kami tidak bisa memberikan tanggapan karena info tersebut masih spekulatif dan rumor,” ujar dia saat dikonfirmasi Liputan6.com.

Setelah sempat kompak naik pada perdagangan Selasa, 5 September 2023 , saham EXCL dan FREN ditutup merah pada perdagangan hari ini, Rabu 6 September 2023.

Melansir data RTI, saham EXCL ditutup turun 0,4 persen ke posisi 2.480. Frekuensi perdagangan saham EXCL tercatat sebanyak 2.820 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 11,20 juta lembar senilai Rp 27,77 miliar. Dalam sepekan, harga saham EXCL turun 3,13 persen.

Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham EXCL turun 9,82 persen. Senasib. Saham FREN ditutup turun 5,08 persen ke posisi 56. Frekuensi perdagangan saham FREN tercatat sebanyak 9.684 kali.

Volume saham yang ditransaksikan yakni 814,79 juta lembar senilai Rp 46,74 miliar. Dalam sepekan, harga saham FREN mengalami perubahan 0,00 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham FREN terkoreksi 47,17 persen.

 

2 dari 4 halaman

Smartfren Telecom Kantongi Laba Bersih Rp 1 Triliun pada 2022

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengantongi pendapatan sebesar Rp 11,20 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut naik 7,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,45 triliun.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/4/2023), bersamaan dengan kenaikan pendapatan , perseroan mencatatkan peningkatan beban usaha 3,62 persen menjadi Rp 10,57 triliun dari R 10,20 triliun pada Desember 2021.

Dengan demikian, laba sebelum pajak Smartfren Telecom melesat menjadi Rp 1,76 triliun pada 2022 dari rugi sebelum pajak Rp 566,28 miliar pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 152,09 persen menjadi Rp 623,12 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 247,18 miliar.

Hingga akhir tahun 2022, Smartfren mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,06 triliun dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 435,32 miliar.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 46,49 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 43,35 triliun. Kemudian, liabilitas FREN Rp 30,73 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 30,70 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 15,75 triliun naik hingga akhir tahun 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 12,65 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Smartfren Bakal Perluas Pemerataan 4G di Indonesia

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bakal perluas pemerataan jaringan 4G di berbagai daerah Indonesia pada 2023.

VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan di Sumatera, hanya Bengkulu yang masih belum terjangkau 4G. Selain itu, menurut Agus ada beberapa lokasi yang akan dijadikan prioritas dalam pemerataan jaringan 4G.

“Kalimantan tinggal Kalimantan Tengah, Sulawesi tinggal Sulawesi Tengah dan Tenggara,” kata Agus pada konferensi pers di Yogyakarta, Kamis (9/3/2023). 

Saat ini, Smartfren sudah mengcover 288 kabupaten kota di Indonesia untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk Indonesia bagian timur Smartfren masih melakukan analisis bisnis.

“Ambon dan Papua, secara potensi bisnis dan komitmen terhadap pemerintah, hal ini sedang kami analisis secara mendalam,” tutur Agus. 

Demi memperluas kekuatan jaringan 4G, Smartfren akan menggunakan modal belanja 50 persen pada tahun 2023 untuk membangun BTS di berbagai lokasi. 

“Salah satu penambahan jaringan itu kita anggarkan tentu saja ada beberapa untuk BTS, Core Network, dan 5G. Untuk penambahan BTS kita sudah ada angkanya, sekitar 50 persen dari Capex untuk BTS,” pungkas Agus.

 

4 dari 4 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berencana akan menggunakan dana Capital Expenditure (Capex) atau belanja modal pada 2023 untuk sejumlah ekspansi bisnis.

VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan ekspansi bisnis tahun ini akan fokus pada penguatan jaringan dengan berinvestasi untuk penambahan BTS, Core Network hingga 5G. 

“Salah satu penambahan jaringan itu kita anggarkan tentu saja ada beberapa untuk BTS, Core Network, dan 5G. Untuk penambahan BTS kita sudah ada angkanya, sekitar 50 persen dari Capex untuk BTS,” ujar Agus dalam konferensi pers di Yogyakarta, tulis Jumat, (10/3/2023).

Agus menambahkan, tidak menargetkan berapa jumlah BTS pada 2023, tetapi perusahaan ingin memiliki investasi yang seimbang dalam penguatan jaringan yang dapat mendorong pertumbuhan ke sektor-sektor potensial Smartfren. 

“Kita tidak menargetkan jumlah BTS karena seiring jumlah traffic jadi tidak harus sekian karena seiring meningkatnya traffic jika market share tercapai, maka jumlah BTS juga tercapai yang pasti investasi akan jalan terus karena tanpa investasi kita enggak bisa berkembang,” jelas Agus. 

Sejak tahun lalu Smartfren dari sisi pertumbuhan kapasitas dan cover pengembangan jaringan secara nasional telah melakukan ekspansi sekitar 12 persen. Meski berencana menggunakan 50 persen dari Capex untuk BTS, Agus masih belum membeberkan target keseluruhan pembangunan BTS pada 2023.

Beberapa daerah yang diprioritaskan Smartfren dalam pembangunan BTS tahun ini yaitu Bengkulu, Kalimantan Tengah, Palu, dan Kendari. 

“Bengkulu itu kita akan masuk di Q3 atau Q4. Kemudian Kalteng, sekarang lagi proses analisis bisnis, kalau secara analisis masuk, di Q3 dan Q4 akan masuk ke Kalteng. Di Palu itu Q4 kita akan masuk, tapi kalau Kendari masih agak lama,” tutur Agus. 

Adapun perkiraan jumlah BTS yang dibutuhkan di masing-masing wilayah tersebut minimal 20 BTS, namun semakin potensial, ada kemungkinan untuk terus menambah jumlah BTS. 

“Yang dibutuhkan harus di atas 20 BTS, minimal di atas 20. Tentu saja di depan kita akan mulai dari yang potensial. kalau growth-nya bagus, baru kita tambah terus,” pungkas Agus.