Sukses

Bank Jago Tak Khawatir dengan Bank Digital Terus Bertambah

Manajemen PT Bank Jago Tbk (ARTO) tidak khawatir dengan bank digital yang terus bertambah. Hal itu dinilai sebagai bagian dari kompetisi.

Liputan6.com, Kuta - Manajemen PT Bank Jago Tbk (ARTO) tidak khawatir dengan bank digital yang terus hadir seiring perseroan juga memiliki strategi untuk menangkap peluang di industri bank digital.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menuturkan, kehadiran bank digital lainnya bagian dari kompetisi. Setiap bank memiliki strategi masing-masing. Pihaknya pun dari awal sudah langsung adopsi teknologi untuk menjalankan bank digital, dan ini berbeda dengan bank konvensional.

"Saya pikir bagian dari kompetisi. Setiap bank punya strategi masing-masing. Sebagai bank baru memilih langsung adopt teknologi.Tidak 100 persen, karena masih ada cabang, tetapi 99,9 persen kita memilih ke sana (bank digital-red),” ujar dia di Kuta, ditulis Jumat (8/9/2023).

Ia menambahkan, kalau dari awal mengikuti bank konvensional sulit untuk berkompetisi. Dengan demikian, pihaknya memilih langsung ke bank digital. Namun, saat ini bank konvensional juga sudah melakukan digitalisais meski masih ada tahap awal dan ada juga yang sudah lebih maju.

“Bedanya dengan Bank Jago, kita sudah ke digital, tidak banyak cabang. Awal dari bank kecil, bank lain sudah keburu besar, tidak mungkin semua tutup cabang, transformasi masih butuh waktu, belum lagi investasi teknologi,” tutur dia.

Seiring perseroan masuk ke bank digital, Arief menuturkan, pihaknya menyasar segmen populasi generasi muda. Dengan demikian, perseroan juga berupaya mengembangkan ekspansi dengan kolaborasi.”Kalau mau cepat, cost relatif terjangkau harus kolaborasi,” tutur dia.

2 dari 3 halaman

Kinerja Semester I 2023

Sebelumnya, PT Bank Jago Tbk secara kumulatif membukukan laba bersih (net profit after tax) sebesar Rp 41 miliar di semester I-2023, meningkat 40% dari laba bersih Rp 29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

“Kinerja keuangan Bank Jago hingga kuartal II-2023 menunjukkan momentum yang baik dan on the right track. Kami ingin menumbuhkan bisnis kami lebih besar lagi dengan terus berinovasi sebagai bank berbasis teknologi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital,” jelas Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung, Selasa (1/8/2023).

Hingga semester I-2023 Bank Jago terus menunjukkan fundamental yang solid. Aset Bank Jago mencapai Rp 18,9 triliun atau tumbuh 29% dari pertengahan tahun lalu.

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai sebesar 73% yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Sampai Juni 2023, Bank Jago melayani lebih dari  8,3 juta total nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago tersebut naik lebih dari dua kali lipat bila dibandingkan dengan pencapaian Juni tahun lalu yang sekitar 3 juta nasabah.

Lonjakan pengguna Aplikasi Jago tersebut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya penghimpunan DPK yang mencapai Rp10,1 triliun atau tumbuh 65% dari Rp6,1 triliun pada  periode yang sama tahun lalu. Current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 71,4%, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 28,6%.

“Pertumbuhan jumlah nasabah dan DPK menunjukkan hasil dari komitmen Bank Jago untuk terus berinovasi serta memperdalam dan memperluas kolaborasi dengan ekosistem digital. Hal ini juga menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Jago yang semakin tinggi dari waktu ke waktu,” kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Penyaluran Kredit

Bank Jago melakukan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

Melalui strategi tersebut, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp11,2 triliun per kuartal II-2023 atau tumbuh 54% dibandingkan realisasi kuartal II-2022 yang sebesar Rp7,3 triliun.

Dalam meningkatkan penyaluran kredit, Bank Jago tetap melakukannya secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,2% atau di bawah rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,5%.

Seiring dengan kenaikan portofolio kredit dan pembiayaan syariah, Bank Jago membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp832 miliar sepanjang semester I-2023 atau meningkat 30% dibandingkan dengan perolehan Rp641 miliar pada periode yang sama tahun lalu.