Liputan6.com, Jakarta - PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) berkomitmen menyalurkan pembiayaan tanpa agunan bagi masyarakat inklusif melalui Program Tepat Pembiayaan Syariah. Rupanya, program tepat pembiayaan syariah memberikan segudang manfaat baik bagi nasabah maupun bankir pemberdaya.
Community Officer Mobile Marketing Sharia BTPN Syariah Atik Nur Shoimah menuturkan, pihaknya merasa bangga bisa menjadi bagian dalam perkembangan ekonomi para nasabah di Kedungkandang, Malang, Jawa Timur.
Baca Juga
"Saya punya nasabah ibu-ibu, dulu awalnya dia usaha jualan rempeyek. Orangnya menyisihkan uang setiap hari supaya bisa berangkat umrah dari hasil jualan di daerah Kedungkandang," kata Atik saat ditemui Liputan6.com di Malang, dikutip Sabtu (9/9/2023).
Advertisement
Berkat kegigihan dan tekad yang kuat dari nasabah tersebut, ia pun bisa menjalani ibadah umrah pada akhir 2022. Dengan begitu, Atik pun merasa bangga atas pencapaian nasabah yang telah didampinginya selama empat tahun terakhir ini bisa mencapai mimpinya untuk melakukan ibadah umroh ke Tanah Suci.
"Saya ikut bangga dengan nasabah ini yang dapat modal dari BTPN Syariah bisa menyisihkan uang untuk berangkat umrah berdua sama suami nya," kata dia.
Tak hanya nasabah BTPN Syariah, Atik pun bisa mewujudkan mimpinya untuk membanggakan kedua orangtua nya. Ia mengaku, setelah menjalani karier sebagai bankir pemberdaya di BTPS dirinya bisa melakukan renovasi rumah, membeli kendaraan pribadi yang sebelumnya tidak dimilikinya, dan ponsel genggam yang lebih canggih.
Selain itu, ia juga meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih sejahtera setelah bekerja menjadi CO BTPN Syariah.
Pembiayaan BTPN Syariah
Di sisi lain, BTPN Syariah mencatatkan pembiayaan di wilayah Malang Raya sebesar Rp 141 miliar hingga semester I 2023. Ini mengingat, Perseroan begitu gencar mendorong pembiayaan bagi masyarakat inklusif melalui Program Tepat Pembiayaan Syariah.
Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin menuturkan, pihaknya ingin memberikan kesempatan bagi masyarakat prasejahtera produktif untuk mendapatkan akses keuangan profesional serta pembiayaan tanpa jaminan (agunan). Sebab, beberapa dari mereka masih ada yang belum tersentuh layanan perbankan alias unbankable.
Selain itu, BTPN Syariah telah membuka akses keuangan tersebut melalui Program Tepat Pembiayaan Syariah di berbagai pelosok negeri termasuk Malang, Jawa Timur.
“Hingga semester I 2023, Bank BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 141 miliar ke hampir 38 ribu perempuan dari keluarga prasejahtera di Malang Raya,” ujar dia.
Ainul Yaqin mengatakan, Program Tepat Pembiayaan Syariah bertujuan agar masyarakat inklusif atau ibu-ibu pelaku usaha mampu meningkatkan kesejahteraan ekonominya serta agar menjadi berani berusaha, disiplin, kerja keras, dan saling membantu (BDKS).
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi tersebut, BTPN memberikan bantuan modal usaha demi menjawab kebutuhan nasabah dalam membangun dan mengembangkan usaha produktif. Bantuan ini nantinya dikembalikan dalam bentuk angsuran dua minggu sekali.
Advertisement
Nasabah BTPN Syariah
Terkait keanggotaannya, ibu-ibu tersebut akan tergabung dalam sebuah kumpulan yang bernama sentra. Sentra itu terdiri dari lima orang sampai dengan maksimal 25 orang.
Tak hanya itu, sentra tersebut dipimpin oleh ketua sentra yang dipilih oleh anggota sentra. Setiap sentra bakal didampingi oleh Community Officer (CO) selaku petugas lapangan terlatih. Para CO inilah yang melayani dan memberikan pendampingan kepada nasabah melalui pertemuan rutin sentra (PRS).
Melalui PRS, ibu-ibu pelaku usaha ini bakal melakukan transaksi dengan bankir pemberdaya. Misalnya, mereka akan membayar angsuran hingga menabungkan uangnya.
Asal tahu saja, hingga saat ini BTPN Syariah mencatatkan nasabah lebih dari 6 juta orang. Sedangkan untuk nasabah aktif sebanyak 4,3 juta.
Adapun jumlah sentra saat ini menyentuh 257 ribu komunitas di 2.600 kecamatan. Kemudian, untuk wilayah Malang Raya terdapat 3.000 sentra yang tersebar di 30 kecamatan.
BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 12,09 hingga semester I 2023. Dalam periode tersebut, Perseroan mencatatkan laba bersih setelah pajak mencapai Rp 753 miliar.