Sukses

Inflasi Amerika Serikat Jika Terus Menguat, The Fed Bakal Kerek Suku Bunga

Sejumlah sentimen akan pengaruhi pasar saham mulai dari inflasi dan potensi kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 4-8 September 2023. Koreksi IHSG terjadi didorong sektor saham properti dan consumer non siklikal.

Dikutip dari riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (10/9/2023), IHSG turun 0,7 persen ke posisi 6.925. IHSG merosot didorong sektor saham properti dan consumer non siklikal yang tergelincir masing-masing 2,6 persen dan 2,31 persen terhadap indeks. Selain itu, investor asing juga melepas saham USD 33 juta selama sepekan.

Dalam riset Ashmore menyebutkan, pada pekan ini rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan dengan klaim pengangguran lebih rendah sejak Februari 2023. Selain itu, produktivitas tenaga kerja non pertanian pada kuartal II 2023 tumbuh dari yang diharapkan.

Sementara itu, Indonesia melaporkan data cadangan devisa lebih rendah. Posisi cadangan devisa setara 6,2 bulan impor dan di atas standar global.

Di sisi lain, harga komoditas menjadi sorotan Ashmore. Pekerja LNG di lokasi Chevron di Australia mulai mogok setelah diskusi mengenai kondisi kerja dan pembayaran yang gagal.

Secara khusus, pekerja memulai serangan parsial di fasilitas di Gorgon dan Wheatstone yang terletak di sisi barat Australia. Ini adalah fasilitas penting yang memasok sekitar 7 persen dari total pasokan LNG dunia tahun lalu, seperti Dutch TTF Natural Gas Futures yang naik lebih dari 11 persen selama dua hari ini.

Pemogokan akan meningkat jika belum ada kesepakatan dicapai pada 14 September 2023. Anggota serikat pekerja mengatakan akan berhenti kerja untuk dua minggu yang akan hentikan ekspor LNG.

"Dalam jangka pendek, pasokan global diperkirakan tidak akan terganggu secara signifikan karena permintaan saat ini lebih lemah dari Asia dan Eropa,” demikian mengutip dari riset Ashmore.

 

2 dari 4 halaman

Kekhawatiran Inflasi

Namun, jika mogok kerja akan terus terjadi mengancam pasokan LNG global. Hal ini mengingat musim dingin tiba di belahan bumi utara dan mungkin kerek harga.

"Perlu diingat data yang kuat baru-baru ini dari Amerika Serikat serta data inflasi yang akan datang pada Agustus akan menjadi data terakhir sebelum pertemuan the Fed pada 20 September 2023,”

Ashmore menyebutkan, jika angka inflasi itu terus menunjukkan perekonomian yang masih terlalu kuat, kemungkinan lebih tinggi untuk kenaikan suku bunga dan obligasi mungkin akan lebih fluktuatif jangka pendek.

"Menggabungkan ini bersama dengan risiko inflasi karena komoditas dari minyak dan LNG, puncaknya suku bunga mungkin belum mendekat. Itu sebabnya kami merekomendasikan tetap terdiversifikasi,”

Ashmore merekomendasikan untuk investasi di reksa dana saham ASDN seiring mendapat manfaat dari sektor unggulan ketika pasar tidak menentu. Per 7 September 2023, ASDN mencatat imbal hasil 8,75 persen.

 

3 dari 4 halaman

Melihat Langkah China Dongkrak Sektor Properti

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,19 persen pada perdagangan 28 Agustus-1 September 2023. Kenaikan IHSG didorong sektor saham bahan dasar dan infrastruktur.

IHSG naik dari 6.895,44 menjadi 6.977,65 pada 28 Agustus-1 September 2023. Kontribusi kenaikan IHSG dari sektor saham bahan dasar dan infrastruktur masing-masing 3,6 persen dan 2,93 persen. IHSG pun sempat sentuh posisi 7.000 pada pekan ini. Demikian mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, Sabtu (2/9/2023).

"Pekan ini kita melihat sejumlah ekonomi global tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan seperti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal II 2023,” tulis Ashmore.

Selain itu, tingkat inflasi wilayah Eropa tercatat 5,3 persen pada Agustus 2023. Inflasi ini melebihi konsensus pasar 5,1 persen dan target bank sentral Eropa 2 persen.

Selanjutnya, data manufaktur China menunjukkan ekspansi, dan sentuh posisi tertinggi sejak Februari 2023. Data manufaktur China itu mengalahkan harapan. Tercatat data manufaktur China naik menjadi 51 pada Agustus dari sebelumnya 49,2.

Sementara itu, tingkat inflasi inti di Indonesia pada Agustus lebih rendah dari yang diharapkan. Inflasi Indonesia naik 3,27 persen pada Agustus 2023 dari bulan sebelumnya 3,08 persen. Inflasi tersebut dekati prediksi pasar 3,33 persen. Secara bulanan, harga konsumen turun 0,2 persen pada Agustus 2023, penurunan pertama dalam 10 bulan.

Apa yang Harus Dilakukan China untuk Dongkrak Pasar?Ashmore melihat terus kekhawatiran terhadap pertumbuhan China terutama di sektor real estate yang sumbang sekitar 30 persen dari PDB China.

"Penjualan pengembang properti terbesar turun 34 persen year on year (YoY) bersama dengan Country Garden Holdings yang mendekati gagal bayar. Di tengah latar belakang yang meresahkan, pemerintah China telah ambil beberapa langkah untuk mengatasinya,” tulis Ashmore.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Langkah yang Dilakukan China

Sejumlah langkah dilakukan untuk kerek pertumbuhan sektor properti antara lain fiskal insentif, pelonggaran hipotek, serta pengurangan uang muka untuk pembelian rumah pertama dan kedua kalinya.

Saat China melewati tantangan ini, ada beberapa hal yang terjadi seiring pejabat di negara maju prediksi China akan mencapai puncaknya. Selain itu, perusahaan Amerika Serikat juga sudah mulai melihatnya China makin tak bisa investasi.

Selain itu, berlawanan dengan ekonomi China yang melambat, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II direvisi lebih rendah, tetapi tetap tinggi dibandingkan kuartal I 2023.

“Seperti yang telah kita lihat dari yang terakhir pertemuan Jackson Hole pekan ini, the Fed tetap tergantung pada data untuk pengambilan keputusan, dan masih melihat kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut,”

Pasar masih yakin pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada 20 September 2023 tidak akan menaikkan suku bunga. Namun, bulan berikutnya, the Fed bakal pertahankan suku bunga.

Sementara itu, imbal hasil obligasi Indonesia bertenor 10 tahun naik menjadi 6,67 persen pada Agustus, tetapi sejak itu stabil sekitar 6,38 persen seiring instrument baru Bank Indonesia.

“Kami terus melihat volatilitas di pasar global dan domestik, dan merekomendasikan tetap diversifikasi dan investasi pada reksa dana Ashmore,”

Untuk reksa dana saham Ashmore direkomendasikan ADEN, ASDN, dan ADPN. Sedangkan pendapatan tetap direkomendasikan ADON dan ADOUN.

 

Video Terkini