Liputan6.com, Jakarta - Vietnam Airlines akan menandatangani perjanjian awal untuk membeli sekitar 50 pesawat Boeing 737 Max Jet senilai USD 7,5 miliar.
Dikutip dari CNBC, Minggu, (10/9/2023), hal itu berdasarkan pernyataan sumber. Penjelasan tentang kesepakatan yang akan datang dikonfirmasi oleh laporan Reuters pekan lalu, muncul ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengunjungi Hanoi untuk meningkatkan hubungan. Adapun Boeing dan Vietnam Airlines tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca Juga
Kesepakatan itu akan bernilai USD 7 miliar, dan biasanya perusahaan yang belum dalam jumlah besar mendapat diskon. Namun, sumber tersebut tidak komentari mengenai hal itu.
Advertisement
Sebelumnya Boeing memiliki kesepakatan dengan saingan Vietnam Airlines, VietJet untuk penjualan 200 pesawat 737 MAX miliknya.
Adapun Vietnam adalah pasar penerbangan dengan pertumbuhan tercepat kelima di dunia pada 2022 ketika negara itu mencabut pembatasan perjalanan akibat COVID-19, menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) yang prediksi negara itu akan melayani 150 juta penumpang angkutan udara pada 2035.
Jet Boeing 737 Max dilarang terbang di seluruh dunia selama berbulan-bulan setelah dua kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia pada 2018 dan 2019. Pesawat itu kembali beroperasi mulai akhir 2020.
Vietnam Airlines mencatat rugi 1,3 triliun dong atau setara USD 53,96 juta pada kuartal II 2023. Kinerja keuangan yang terpukul itu merupakan kuartal ke-14 dalam zona merah, berdasarkan laporan keuangannya. Maskapai itu mengatakan, rugi tersebut disebabkan harga bahan bakar dan faktor risiko keuangan lainnya.
Selain itu, Boeing juga telah melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang Vietnam bersama dengan perusahaan pertahanan AS lainnya mengenai kemungkinan penjualan peralatan militer termasuk drone dan helicopter.
Â
Boeing yang berbasis di Arlintong, Virginia memiliki enam pemasok di Vietnam dan berupaya meningkatkan kemampuan mereka.
Garuda Indonesia Datangkan 2 Pesawat Boeing 737-800 NG Agustus Ini
Sebelumnya, Garuda Indonesia akan mendatangkan dua pesawat tambahan jenis Boeing 737-800 NG pada Agustus 2023 ini. Adapun satu di antaranya sudah tiba di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat (4/8/2023) malam, setelah diberangkatkan dari Bandara Internasional Istanbul Sabiha Gökçen, Turki pada Kamis, 3 Agustus 2023.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, kedatangan satu pesawat jenis Boeing 737-800 NG ini merupakan bagian dari rencana penambahan armada Garuda Indonesia sebanyak total 5 armada narrow body pada 2023.
Tujuannya, dalam rangka mengoptimalkan tren peningkatan trafik penumpang dengan memperkuat jumlah armada yang dioperasikan, seiring meningkatnya aktivitas bepergian masyarakat pasca pandemi.
"Rencana kelima pesawat ini nantinya akan menunjang optimalisasi pertumbuhan frekuensi penerbangan Garuda baik rute domestik maupun internasional di sepanjang tahun 2023, khususnya rute-rute dengan capaian positif," ujar Irfan, Minggu (6/8/2023).
Masih dalam bulan yang sama, Garuda Indonesia juga direncanakan akan kembali menerima pesawat Boeing 737-800 NG sebagai pesawat kedua yang tiba di Jakarta. Untuk kemudian masuk ke proses painting livery di GMF AeroAsia sebelum secara resmi beroperasi.
"Dengan hadirnya kedua pesawat tersebut, maka saat ini kekuatan armada Boeing 737-800 NG Garuda Indonesia sebanyak 39 armada. Sementara untuk 2 pesawat berikutnya diproyeksikan akan tiba sekitar di akhir kuartal III 2023," jelas Irfan.
Memasuki kuartal III 2023, Garuda Indonesia juga terus memperkuat jaringan penerbangan dalam waktu dekat. Seperti rencana pembukaan rute baru Denpasar-Sorong, peningkatan frekuensi penerbangan untuk rute-rute favorit yakni dari/menuju Denpasar, Surabaya, Singapura, Malang, hingga Tanjung Pinang.
"Hal tersebut turut kami selaraskan dengan optimalisasi pangsa pasar umrah melalui rute penerbangan langsung ke Tanah Suci dari sejumlah kota besar di Indonesia," pungkas Irfan.
Â
Advertisement
Garuda Indonesia Incar Pertumbuhan Pendapatan Operasional hingga 87 Persen pada 2023
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengincar pertumbuhan pendapatan operasional sekitar 84 persen hingga 87 persen pada 2023. Sebab, industri penerbangan sudah mulai pulih usai meredanya pandemi COVID-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, pihaknya juga membidik pertumbuhan EBITDA (Earning Before Interest Depreciation and Amortization) sebesar 20 persen sampai dengan 25 persen pada tahun ini. Dalam rangka mencapai peningkatan pendapatan, perseroan akan melakukan penguatan dan restorasi armada.
"Garuda akan fokus pada layanan penerbangan yang berorientasi meningkatkan profitabilitas," kata Irfan dalam paparan publik, Selasa (30/5/2023).Â
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio menegaskan, pihaknya berfokus pada pengelolaan keuangan dan menajemen risiko. Salah satunya, dalam upaya perbaikan ekuitas.Â
"Posisi ekuitas terus menunjukkan perbaikan dari posisi pada 31 Desember 2021 (audited) sebelum restrukturisasi sebesar. Konsolidasi USD 6,1 miliar, kemudian pada posisi pada 31 Desember 2022 (audited) sebesar USD 1,6 miliar (secara konsolidasi)," kata Prasetio.
Â