Liputan6.com, Jakarta - PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mendirikan usaha patungan bersama PT Marga Metro Nusantara (MMN) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) pada 11 September 2023.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Kadek Ratih Paramita Absari menuturkan, pihaknya telah mendirikan perusahaan patungan bersama MMN dan ADHI dengan nama PT Jakarta Metro Ekspressway (JME) yang pendiriannya telah disahkan sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0068199.AH.01.01.TAHUN 2023 tanggal 11 September 2023.
Baca Juga
"Tujuan pendirian JME untuk bergerak dalam bidang pengusahaan jalan tol yang meliputi pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol," kata Ratih dalam keterbukaan informasi, Rabu (13/9/2023).
Advertisement
Adapun susunan pemegang saham JME, yakni MMN sejumlah 22.865 lembar saham, atau senilai Rp 22,86 miliar setara dengan 85 persen dari modal disetor dan ditempatkan JME. Sedangkan, Adhi Karyasejumlah 2.690 lembar saham, atau senilai Rp 2,69 miliar atau setara dengan 10 persen dari modal disetor dan ditempatkan JME.
Acset Indonusa sejumlah 1.345 lembar saham, atau senilai Rp1,34 miliar setara dengan 5 persen dari modal disetor dan ditempatkan JME. "Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan MMN atau ADHI.
Adapun tujuan dari keikutsertaan anak usaha Grup Astra dalam pendirian JME adalah sebagai bagian dari strategi Perseroan untuk meningkatkan pengalaman Perseroan dalam bidang pengelolaan infrastruktur.
Dia bilang, sumber dana yang digunakan oleh Perseroan untuk memenuhi porsi penyetoran modal dalam pendirian JME adalah dengan menggunakan dana yang bersumber dari ekuitas Perseroan.
"Pendirian JME tidak berdampak secara material terhadap kegiatan operasional, hukum, kelangsungan usaha, dan kondisi keuangan Perseroan saat ini," tandasnya.
Acset Indonusa Incar Kontrak Baru Rp 2,2 Triliun pada 2023
Sebelumnya, emiten konstruksi Grup Astra, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatatkan kontrak baru senilai Rp 1,49 triliun. Angka tersebut setara dengan 66 persen target kontrak baru perseroan sebesar Rp 2,2 triliun pada 2023.
Direktur Utama Acset Indonusa Idot Supriadi menuturkan, perseroan berhasil meraih kontrak baru senilai Rp 1,49 triliun. Namun, Acset mengurangi kontrak dari bisnis pembangunan gedung karena kurang prospektif.
"Kami menganggap bisnis building enggak terlalu bagus," kata Idot dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal 2023, Rabu (5/7/2023).
Dengan demikian, Acset akan mengincar proyek yang potensial, seperti infrastruktur, data center hingga warehouse (gudang).
Sebagaimana diketahui terdapat beberapa proyek yang sedang digarap Acset Indonusa. Misalnya, Arumaya Residence, Thamrin Nine, Dharmawangsa Tower, Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi, Pelebaran Ruas Tol Tangerang - Merak, AMMAN Sumbawa, BDX Data Centre Jakarta, Pelabuhan Patimban Fase II Jawa Barat dan lain sebagainya.
Hingga kuartal I 2023, Acset mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 360,35 miliar. Namun, pada periode yang sama Acset masih menderita rugi bersih senilai Rp 29,56 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 5 Juli 2023, saham ACST merosot 0,76 persen ke posisi Rp 130 per saham. Saham ACST dibuka stagnan Rp 131 per saham. Saham ACST berada di level tertinggi Rp 131 dan terendah Rp 129 per saham. Total frekuensi perdagangan 147 kali dengan volume perdagangan 19.136 lot saham. Nilai transaksi Rp 248,9 juta.
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatat penurunan pendapatan sepanjang 2022. Namun, perseroan berhasil menekan rugi bersih hingga akhir 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (1/3/2023), PT Acset Indonusa Tbk meraih pendapatan Rp 1,03 triliun hingga Desember 2022. Pendapatan turun 30,87 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,49 triliun. Beban pokok pendapatan turun 18,29 persen menjadi Rp 1,34 hingga Desember 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,64 triliun.
Rugi bruto naik 111,22 persen menjadi Rp 311,94 miliar hingga Desember 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 147,68 miliar. Beban penjualan merosot 93,95 persen menjadi Rp 20,15 miliar hingga kuartal IV 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 333,33 miliar. Beban umum dan administrasi turun 0,63 persen menjadi Rp 132,41 miliar hingga Desember 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 133,25 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat rugi setelah pajak yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 448,90 miliar hingga Desember 2022. Rugi tersebut merosot 35,46 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 695,54 miliar. Dengan demikian, rugi per saham turun menjadi Rp 35 hingga kuartal IV 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 82.
Total ekuitas turun menjadi Rp 670,99 miliar hingga akhir 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,11 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 1,44 triliun hingga Desember 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,36 triliun.
Aset Acset Indonusaturun menjadi Rp 2,11 triliun hingga akhir 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,47 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 205,80 miliar hingga Desember 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 471,65 miliar.