Sukses

Mantan CEO Starbucks Howard Schultz Mundur dari Dewan Direksi

Mantan CEO Starbucks Howard Schultz tidak menyebutkan alasan pengunduran dirinya dari jajaran direksi.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan CEO Starbucks Howard Schultz mengundurkan diri dari dewan direksi jaringan kopi tersebut.Hal tersebut disampaikan Starbucks pada Rabu, 13 September 2023.

"Saya berharap dapat mendukung pemimpin generasi berikutnya untuk membawa Starbucks ke masa depan sebagai pelanggan, pendukung dan advokasi dalam peran saya sebagai chairman emeritus,” ujar Howard Schultz dikutip dari CNBC.

Perseroan menyatakan perubahan itu adalah bagian dari transisi yang direncanakan. Namun, Howard Schultz (70) tidak memberikan alasan pengunduran dirinya.

Tugas ketiganya sebagai CEO Starbucks berakhir pada Maret, ketika Laxman Narasimhan mengambil alih peran tersebut. Schultz kembali berada di posisi puncak dalam waktu 11 bulan. Pada saat itu, ia menyusun strategi untuk memodernisasi kafe-kafe perusahaan, meningkatkan hubungan dengan barista dan mendorong pertumbuhan penjualan lebih lanjut.

Ia juga mempeloporasi peluncuran Starbucks Oleato, lini minuman yang mengandung minyak zaitun.

Namun, beberapa tindakan Schultz telah menciptakan musuh baru. Ia mengambil pendekatan yang lebih agresif terhadap serikat barista daripada Kevin Johnson yang mengambil alih sebagai CEO setelah masa jabatan kedua Schultz.

Starbucks Workers United dan sekutunya seperti senator Bernie Sanders menjadikan miliarder Schultz sebagai wajah dari sikap anti-serikat Starbucks. Puncaknya adalah Schultz ditanyai di depan komite senat atas dugaan pembubaran serikat pekerja di perusahaan tersebut tak lama setelah dia mengundurkan diri sebagai chief executive.

 

2 dari 4 halaman

Tak Berniat Lagi Jadi CEO

Sebelum kepergiaannya, kepada CNBC, Schultz menuturkan kalau tidak berniat mengambil kendali sebagai CEO lagi.

Schultz sebelumnya mengundurkan diri dari dewan direksi Starbucks pada Juni 2018 untuk mempersiapkan kemungkinan pencalonan presiden.  Ia telah menyerahkan peran CEO kepada Johnson pada 2017.

Saat Schultz meninggalkan dewan, Wei Zhang akan mengambil tempat duduknya. Zhang menjabat sebagai penasihat senior Alibaba dan Presiden Alibaba Pictures Group.

Pengalamannya dengan raksasa e-commerce China dapat membantu Starbucks dalam mencoba membantu bisnisnya di China kembali bangkit. China adalah pasar Starbucks terbesar kedua, dan beberapa tren di sana seperti pemesanan melalui ponsel telah inspirasi perubahan pada bisnis perusahaan di Amerika Serikat.

Zhang juga sebelumnya menjabat di News Corp China, CNBC China, Bain dan General Electric. Saat ini ia bertugas di dewan direksi Ralph Lauren. Ia adalah Perempuan ketiga di dewan direksi Starbucks yang beranggotakan sembilan orang, termasuk Chairman Mellody Hobson dan CEO Land O’Lakes Beth Ford.

3 dari 4 halaman

Starbucks Akan Mainkan 100 Lebih Lagu Taylor Swift untuk Rayakan Konser The Eras Tour

Sebelumnya, gerai kopi Starbucks akan memainkan lebih dari 100 lagu Taylor Swift untuk merayakan selesainya The Eras Tour yang sukses besar di Amerika Serikat. The Eras Tour merupakan tur global pertama dari Taylor Swift setelah pandemi COVID-19. 

Jadwal penutup The Eras Tour di AS digelar di SoFo Stadium, Los Angeles. Konser digelar pada tanggal 3 hingga 9 Agustus kemarin.

Menurut laporan TMZ, Kamis (10/8/2023), juru bicara dari Starbucks menyebut lagu-lagu Taylor Swift akan dimainkan sebagai soundtrack di gerai-gerai Starbucks Amerika Serikat. 

Nama playlist yang disiapkan Starbucks adalah "Starbucks Lover". Playlist tersebut dirilis oleh akun resmi Starbucks di Spotify dan memiliki 131 lagu. 

Lagu pembukanya adalah Mine yang merupakan single dari album Speak Now (Taylor's Version). Setelahnya ada lagu-lagu dari album Red (Taylor's Version), Evermore, Folklore, Lover, Fearless (Taylor's Version), lagu Blank Space, dan diakhiri dengan Midnight (The Till Dawn Edition).

Judul Starbucks Lover ini berasal dari lirik lagu Blank Space. Bagian lirik "got a long list of ex-lovers" sempat viral karena terdengar seperti "Starbucks lovers" oleh para penggemar.

 

 

4 dari 4 halaman

Taylor's Version

Taylor Swift saat ini sibuk mereka ulang album-albumnya karena perselisihan dengan studio rekamannya dulu, yakni Big Machine Records.

Pada 2019, Big Machine Records menjual kepemilikan (masters) dari album-album Taylor Swift tanpa izin, padahal Taylor Swift sudah berniat ingin membelinya. Kepemilikan album Taylor Swift lantas jatuh ke tangan Scooter Braun.

Emosi Taylor Swift memuncak karena teman Scooter Braun menyebut bahwa Taylor Swift sudah dibeli. Ucapan itu disebar oleh Braun di Instagram. Pertikaian lantas viral antara Swift melawan Braun.

Taylor Swift akhirnya merekam ulang lagi sebagian albumnya yang telah dimiliki Scooter Braun. Album-album tersebut diberi label "Taylor's Version". Yang terbaru, Taylor Swift akan merilis 1989 (Taylor's Version) pada Oktober mendatang.

 

Video Terkini