Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan penjualan mobil yang moncer pada Agustus 2023. Hal ini cukup dipengaruhi oleh perhelatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 yang digelar bulan lalu.
Tercatat penjualan mobil Astra International mencapai 50.816 unit pada Agustus 2023 atau naik 4,52 persen dibandingkan realisasi penjualan pada Juli 2023 sebanyak 48.618 unit.
Baca Juga
Secara akumulatif, penjualan mobil Astra International menyentuh 377.358 unit pada Januari-Agustus 2023 atau meningkat 5,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebanyak 357.442 unit. ASII pun kokoh menjadi pemimpin pasar otomotif nasional dengan market share 56 persen hingga Agustus 2023.
Advertisement
Toyota dan Lexus masih menjadi kontributor utama penjualan ASII hingga Agustus 2023 dengan capaian sebanyak 221.981 unit. Setelah itu disusul oleh penjualan Daihatsu sebanyak 132.542 unit, Isuzu sebanyak 21.440, UD Trucks sebanyak 1.245 unit, dan Peugeut sebanyak 150 unit.
Di segmen Low Cost Green Car (LCGC), ASII mencatatkan penjualan sebanyak 13.378 unit pada Agustus 2023 atau tumbuh 5 persen dibandingkan penjualan pada Juli 2023 sebanyak 12.740 unit. Dari Januari-Agustus 2023, penjualan LCGC ASII mencapai 103.535 unit atau melonjak 24,19 persen dibandingkan penjualan LCGC ASII pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 83.362 unit.
"Pelaksanaan GIIAS pada Agustus 2023 lalu, menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan penjualan mobil nasional pada Agustus sebesar 11 persen dan penjualan mobil Astra sebesar 5 persen dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (14/9/2023).
Pada GIIAS 2023, ASII juga menghadirkan beragam produk mobil berbasis elektrifikasi untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional. "Kami berharap industri otomotif hingga akhir tahun ini masih tetap bertumbuh secara positif,” ujar Boy.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 14 September 2023, saham ASII naik 0,40 persen ke posisi Rp 6.325 per saham. Saham ASII dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 6.325. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 6.375 dan terendah Rp 6.250 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.197 kali dengan volume perdagangan saham 402.963 kali. Nilai transaksi Rp 253,9 miliar.
Belanja Modal Semester I 2023
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 14 triliun hingga semester I 2023. Angka tersebut meningkat dari realisasi belanja modal periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,6 triliun.
Head of Investor Relation Astra International Tira Ardianti menuturkan, realisasi belanja modal hingga semester I 2023 mencapai Rp 14 triliun. Dana tersebut sebagian besar untuk replacement alat berat di bisnis kontraktor penambangan Astra di Grup United Tractors.
"Realisasi capex semester pertama sebesar Rp 14 triliun dan sebagian besar untuk replacement alat berat di bisnis kontraktor penambangan kami di Grup UT," kata Tira kepada Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).
Di samping itu, Astra International juga bakal fokus melakukan investasi yang berpotensi memperkuat bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
"Kami aktif menjajaki berbagai peluang investasi pada bisnis-bisnis yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis kami dalam jangka panjang," kata dia.
Astra International meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun.
Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliun.
Advertisement
Kinerja Semester I 2023
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam selama semester I 2023. PT Astra International Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi laba turun tipis selama enam bulan pertama 2023.
PT Astra International Tbk (ASII) meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), Astra International mencatat beban pokok pendapatan tercatat Rp 125,76 triliun hingga semester I 2023. Beban pokok pendapatan naik 14,18 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 110,41 triliun.
Dengan demikian, laba bruto perseroan tumbuh 9,1 persen menjadi Rp 36,63 triliun hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 33,55 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliun.
Kontribusi Kinerja Astra
PT Astra International Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan seiring peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis grup, terutama divisi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan.
Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar, laba bersih grup jika dibandingkan semester I 2022 menurun 4 persen menjadi Rp 17,4 triliun, termasuk keuntungan nilai wajar sebesar Rp 3,7 triliun atas investasi di GoTo dan Hermina.
Sedangkan laba bersih grup tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi mencapai Rp 17,3 triliun, 20 persen lebih tinggi dibandingkan semester I 2022.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2023 sebesar Rp 4.603, menurun 3 persen dibandingkan 31 Desember 2022. Kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 23,9 triliun pada 30 Juni 2023 dibandingkan Rp 35,1 triliun pada akhir 2022. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 50,1 triliun pada 30 Juni 2023 dibandingkan Rp 44,5 triliun pada akhir 2022.
Adapun laba bersih grup berdasarkan divisi bisnis hingga semester I 2023 antara lain dari otomotif tumbuh 33 persen menjadi Rp 5,69 triliun, sektor jasa keuangan naik 32 persen menjadi Rp 3,82 triliun, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi bertambah 11 persen menjadi Rp 6,88 triliun.
Sementara itu, divisi infrastruktur dan logistik catat laba tumbuh 42 persen menjadi Rp 502 miliar, teknologi informasi bertambah 113 persen menjadi Rp 51 miliar. Sedangkan dari agribisnis tercatat susut 55 persen menjadi Rp 293 miliar hingga semester I 2023.
Advertisement