Sukses

Kolaborasi Kenya dan Pertamina Geothermal Energy Kembangkan Potensi Panas Bumi

Manajemen Pertamina Geothermal Energy (PGEO) menyatakan kerja sama dengan Kenya sebagai langkah awal perseroan menjadi perusahaan kelas dunia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) G2G yang sudah disepakati oleh Indonesia dan Kenya pada kunjungan ke Kenya Agustus 2023.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menuturkan, kerja sama dengan Kenya ini sebagai langkah awal PGE untuk menjadi world class green energy company. 

"Saat berkunjung ke Kenya, PGE menandatangani kesepakatan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan Konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan sampai dengan 500 MW di mana 140 MW siap untuk di eksploitasi," ujar dia dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (15/9/2023).

Terkait progres kerja sama dengan AGIL, Julfi mengatakan, saat ini kedua belah pihak sedang melakukan sharing data hingga tiga bulan ke depan. 

"Tentunya banyak hal bernilai positif bagi kedua negara dalam mengembangkan energi panas bumi," kata dia.

Dia bilang, kunjungan balasan pemerintah Kenya beserta rombongan menjadi momentum penting bagi kelanjutan kerja sama dua negara untuk mengembangkan potensi panas bumi. PGE pun menyambut baik kunjungan salah satu negara dari Afrika yang telah sukses menjadikan panas bumi sebagai sumber energi listrik di negaranya.

"Pada kunjungan ini delegasi Kenya dan PGE membahas lebih lanjut rencana kerja sama pengembangan panas bumi yang dapat bermanfaat bagi Indonesia dan Kenya," imbuhnya. 

Julfi mengatakan, kunjungan balasan ini menjadi sinyal positif untuk sinergi kedua belah pihak. 

"Setelah adanya kesepakatan yang sudah dibuat saat berkunjung ke Kenya kemarin, pertemuan ini menjadi hal baik. Ini menunjukkan kesungguhan dari kedua pihak untuk saling bersinergi mengembangkan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih yang menjadi kebutuhan global," ujar dia.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Oleh-Oleh dari Kenya, Pertamina Geothermal Energy Siap Optimalkan Panas Bumi di Indonesia

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengunjungi Lapangan Olkaria I, yakni lokasi pembangkit listrik panas bumi tertua di Kenya. Kunjungan ini melengkapi rangkaian agenda Pertamina Geothermal Energy di Kenya.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi mengatakan banyak hal yang dapat menginspirasi Pertamina Geothermal Energy untuk terus mengoptimalkan potensi panas bumi di Indonesia.

"Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi lanjutan (technology advancement) yang sudah diimplementasikan oleh KenGen dan Marubeni dalam operasional PLTP di Olkaria I," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (28/8/2023).  

Marubeni merupakan perusahaan asal Jepang yang menjadi main contractor EPCC (Engineering Procurement Construction and Commissioning) untuk Olkaria I Unit 6. Selain di Kenya, Marubeni juga terlibat dalam EPCC Lumut Balai Unit I milik Pertamina Geothermal Energy.  

Dalam penggunaan teknologi, PLTP tertua Kenya ini memiliki teknologi yang terintegrasi dari berbagai original equipment manufacturer (OEM) di dalam satu komplek. Lapangan Olkaria menerapkan teknologi GWGU (Geothermal Wellhead Generating Unit) di salah satu Unit dengan kapasitas 88,5 MW.

 

3 dari 4 halaman

Potensi Panas Bumi di Kenya

Teknologi ini memungkinkan uap dari kepala sumur langsung masuk ke fasilitas produksi tanpa perlu menunggu kumulasi hingga kapasitas tertentu yang bertujuan membuat produksi listrik menjadi lebih cepat sehingga dapat monetisasi sumur-sumur yang telah dibor. PLTP ini juga memanfaatkan air hasil proses pemisahan uap (brine water) yang sudah diproses yang kemudian akan diinjeksi kembali ke reservoir.  

Diharapkan dengan dilakukannya kunjungan ini baik Pertamina Geothermal Energy maupun KenGen mendapatkan manfaat dari sharing knowledge yang dilakukan terutama dalam penerapan teknologi yang efisien serta dapat berkolaborasi di masa mendatang. Selain lapangan Olkaria, PGE juga turut mengunjungi Lapangan Longonot, Lapangan Menengai, Akiira Geothermal Project, serta Lapangan Suswa.  

"Kami mendapatkan banyak informasi bagaimana  potensi panas bumi dikelola secara efisien di Kenya. Optimalisasi potensi yang didukung dengan teknologi dan pengelolaan bisnis yang semakin efisien ini penting  untuk membawa PGE meraih target menjadi 1 GW company dalam dua tahun ke depan," ujar Julfi.

 

4 dari 4 halaman

Ekspansi Global, Pertamina Geothermal Energy Bidik Pasar Kenya

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) siap memasuki arena bisnis panas bumi global. Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi mengatakan ekspansi pasar internasional ini sebagai bagian dari ambisi perseroan menjadi world class green energy company.

Saat ini beberapa negara sudah menjadi target pasar perseroan, mulai dari Afrika, Eropa, maupun Asia. Julfi menambahkan ekspansi ke luar negeri ini akan menambah rencana pengembangan bisnis Pertamina Geothermal Energy, sembari tetap berfokus dalam memaksimalkan potensi panas bumi di dalam negeri.

"Kami akan tetap memenuhi komitmen kami menjadi 1 GW company dalam dua tahun mendatang," ujar Julfi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (19/8/2023).

Sebagai tahap awal, Julfi mengatakan pihaknya bakal menjajaki pengembangan bisnis dengan Kenya yang berada di Benua Afrika. Alasan menjajaki bisnis dengan Kenya karena negara yang berada di bagian timur Afrika itu memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil.

"Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan keamanan yang terus membaik tentunya menjadi peluang bisnis positif bagi Pertamina Geothermal Energy dalam melakukan ekspansi bisnis secara global," imbuh Julfi.

Kenya merupakan yang terdepan di Afrika dalam pengembangan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 865 MW dan berada di posisi ke-7 dalam peringkat global. Pada tahun 2030, Kenya menargetkan memiliki 5.530 MW total kapasitas terpasang. Saat ini Kenya memiliki total potensi panas bumi sebesar 7 GW.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini