Sukses

Bisnis Emas Bank Syariah Indonesia Sentuh Rp 6,3 Triliun

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatat pertumbuhan bisnis emas sebesar 22,34 persen hingga semester I 2023. Bisnis ini merupakan salah satu segmen andalan perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mengungkapkan, saat ini bisnis emas menjadi salah satu segmen yang mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga Juni 2023, bisnis emas di BSI mengalami pertumbuhan year on year (YoY) sebesar 22 persen mencapai posisi Rp 6,3 triliun.

Perseroan juga memproyeksikan bisnis emas terus positif. Dengan adanya permintaan masyarakat yang terus tinggi, BSI optimistis pembiayaan emas akan mencapai sekitar Rp 7,2 Triliun pada akhir tahun.

Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna menuturkan, bisnis emas merupakan salah satu segmen andalan Perseroan.

"Bisnis emas andalan kami Rp 6,3 triliun, tumbuh melewati semua segmen 22,34 persen yoy," ujar dia dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023).

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Bob Tyasika Ananta mengatakan, emas itu merupakan salah satu investasi ritel yang menjangkau semua elemen masyarakat. Di BSI sendiri, bisnis emas salah satu segmen pertumbuhan signifikan.

"Kenapa emas menjadi pembeda di perbankan emas ini adalah investasi yang liquid, kedua dia aman, ketiga dia itu juga semacam hedging terhadap inflasi jadi memiliki multiple benefit impact kalau kemudian masyarakat itu berinvestasi atau bertransaksi," kata Bob.

Dengan demikian, ia mencermati bisnis emas ini memiliki prospek yang cerah seiring dengan permintaan masyarakat akan emas.

"Kami melihat ke depannya potensinya cukup besar. Perseroan proyeksi terus positif dengan permintaan masyarakat akan mencapai Rp 7,2 triliun," kata dia.

Selain itu, di BSI juga terdapat sejumlah produk emas, yakni gadai, pembiayaan dengan kolateral emas dan juga ada namanya cicil emas. Cicil emas ini merupakan pembiayaan, akan tetapi sekaligus investasi emas.

2 dari 4 halaman

DPK Bank Syariah Indonesia

Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana, pada semester I 2023 BSI mencatatkan DPK sebesar Rp252,52 Triliun, yang didominasi oleh produk tabungan yang memberikan kontribusi sebanyak Rp110,93 triliun. Atas hal itu, porsi CASA BSI terus membaik yang didominasi dana murah sebesar 59,93 persen.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebutkan, penerapan governance, risk, and compliance (GRC) yang kuat merupakan salah satu kunci BSI dapat menjaga kinerja positif sepanjang tahun berjalan 2023. 

Dia bilang, pihaknya meyakini dengan penguatan GRC, BSI dapat terus merealisasikan pertumbuhan berkelanjutan. Sebab, penerapan GRC yang terintegrasi dapat mensinergikan aspek governance structure, risk management dan compliance, serta environment dan social perseroan. 

"Alhamdulillah market share pembiayaan BSI tumbuh di perbankan nasional. Posisi Juni market share BSI 2,79 persen pembiayaan 3,26 persen dan dari sisi DPK turun 3,08 persen yang tadinya 3,15 persen,” ujar dia.

BSI juga terus melakukan akselerasi, mix and match bisnis sesuai prinsip syariah dan berkelanjutan dalam pengembangan ekosistem halal di Indonesia.

Menurut ia, kinerja pembiayaan BSI juga sejalan dengan kualitas pembiayaan yang terjaga, yang tercermin dari NPF gross sebesar 2,31 persen atau membaik dari posisi tahun sebelumnya sebesar 2,78 persen. Hal ini juga berdampak baik pada cost of financing (CoC) menjadi 1,55 persen. 

 

 

3 dari 4 halaman

Rasio BOPO Membaik

Kinerja solid BSI juga didorong dari kemampuan perseroan mengelola dengan baik rasio efisiensi dan rasio biaya yang berpengaruh terhadap business process dan operasional bank. Tercatat hingga Juni 2023, rasio BOPO perseroan mengalami perbaikan dari 74,50 persen menjadi 70,87 persen.

Efisiensi yang baik juga didukung oleh layanan berbasis digital melalui BSI Mobile, yang mencapai 5,3 juta user registered dengan total transaksi mencapai 170,70 juta transaksi per Juni 2023.

Adapun jumlah merchant QRIS saat ini mencapai 188 ribu di seluruh Indonesia. Efisiensi bisnis juga berdampak positif pada return of asset (ROA) perseroan yang tercatat menjadi 2,36 persen dan  return of equity (ROE) menjadi 17,27 persen. 

"Dengan komposisi rasio keuangan yang balance, posisi dana yang kuat, serta kualitas pembiayaan yang baik, BSI optimis hingga akhir tahun pertumbuhan bisnis akan tumbuh dobel digit. Begitu juga dari sisi pertumbuhan nasabah, kami meyakini hingga akhir tahun bisa mencapai 20 juta nasabah,” kata Hery.

 

4 dari 4 halaman

Penerapan ESG

Sebagai institusi keuangan syariah, BSI juga konsisten dalam mengimplementasikan environment, social, and governance (ESG). Portfolio pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp52,6 triliun atau 23,77 persen dari total pembiayaan BSI tumbuh 4,99 persen secara year on year.

Untuk mendorong implementasi keuangan berkelanjutan, BSI juga mendorong upaya sustainable operation melalui program pengurangan emisi dan pelestarian lingkungan. Di antaranya green building office Gedung Landmark BSI di Aceh dan penggunaan solar panel di BSI Mayestik dan Mataram. 

Selain itu, percepatan implementasi penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik berbasis Baterai (KBLBB) dengan penyediaan 35 unit motor listrik untuk kendaraan operasional di masjid BSI rest area cipali KM 166A, serta paperless dokumen melalui e-doc BSI. 

Hingga Juni 2023, BSI telah menyalurkan dana zakat, infak dan dana kebajikan sebesar sebesar Rp122,2 miliar yang mencakup berbagai program sosio-economic seperti pembangunan 15 Desa BSI yang tersebar di 10 provinsi, aspek spiritual berupa manajemen masjid, program Dai dan mobil musala aspek people berupa BSI Scholarship Prestasi dan Charity & Environment berupa santunan 2.222 anak yatim, mudik difabel, bantuan hewan potong 1444 H, serta program BSI sustainable movement berupa penanaman pohon, 50 mesin RVM, serta pelepasan 200 tukik ke laut.