Sukses

Uni-Charm Indonesia Optimistis Capai Target Pendapatan Rp 11 Triliun pada 2023

Kondisi makro ekonomi Indonesia diprediksi dukung target kinerja keuangan PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) optimistis mencapai target pendapatan dan laba pada akhir 2023. Uni-Charm Indonesia membidik pertumbuhan pendapatan hingga Rp 11 triliun dan laba Rp 400 miliar pada 2023.

Direktur Uni-Charm Indonesia Kazuhide Ikeya menuturkan, pihaknya optimistis mencapai target pada 2023. Sebab, minat pasar terhadap kebutuhan popok bayi, popok dewasa maupun pembalut wanita masih terus berlanjut.

"Jadi, dengan melihat keadaan untuk di Indonesia saat ini, masih memungkinkan untuk kami dapat mencapai kedua target tersebut," ujar dia dalam paparan publik Uni-Charm Indonesia, Jumat (22/9/2023).

Dalam menjalankan bisnisnya, Perseroan juga melakukan sejumlah ekspansi. Salah satunya, Perseroan berusaha untuk mengeluarkan proyek baru, yaitu wellness care untuk orang dewasa.

Selain itu, Perseroan juga akan mengeluarkan produk yang bisa mengatasi salah satu ketidaknyamanan terbesar dari konsumen, yaitu mengenai bau, bau tidak segar, di mana Perseroan akan mengeluarkan produk yang bisa memiliki suatu fungsi untuk membantu dalam mengurangi bau tak segar. Tak hanya itu, Perseroan juga akan mengeluarkan produk yang berbeda dari sebelumnya.

Di sisi lain, Uni-Charm Indonesia telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 200 miliar hingga September 2023. 

"Untuk tahun 2023, sampai akhir tahun, saya merencanakan sekitar Rp 300 miliar (belanja modal)," kata dia.

Perseroan membukukan laba bersih Rp 184,99 miliar hingga semester I 2023. Kemudian, Perseroan juga berhasil mencatatkan pendapatan Rp 5,3 triliun pada enam bulan pertama 2023.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 22 September 2023, saham UCID melemah 1,17 persen ke posisi Rp 1.265 per saham. Saham UCID berada di level tertinggi Rp 1.300 dan terendah Rp 1.255 per saham. Total frekuensi perdagangan 117 kali dengan volume perdagangan 112.428 saham. Nilai transaksi Rp 14,4 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tips Hindari FOMO Agar Investasi Bisa Cuan

Sebelumnya, masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya memiliki keuangan yang sehat. Hal itu tercermin dari peningkatan masyarakat yang melakukan investasi di pasar modal. 

Meski begitu, sejumlah masyarakat masih ada yang cenderung FOMO alias fear of missing out akan investasi. Padahal, tetap ada risiko yang diterima sehingga perlu mencermati beberapa hal agar tidak FOMO. Ini mengingat, investasi yang dilakukan dengan baik dan benar bisa menghasilkan cuan bagi investor.

Terkait hal tersebut, Founder Ngertisaham Frisca Devi Choirina menuturkan, terdapat beberapa langkah yang perlu dicermati investor sebelum memutuskan melakukan trading atau investasi, khususnya pada saham IPO (initial public offering). 

"Investasi merupakan kendaraan untuk menuju tujuan-tujuan finansial, baik tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Jadi, jangan asal pilih (saham), jangan sampai FOMO, hati-hati karena banyak kasus sahamnya nyangkut di saham IPO,” kata Frisca dalam webinar peluncuran publikasi statistik IDX New Listing Information, Rabu (20/9/2023).

Dia bilang, kejadian saham nyangkut ini terjadi dikarenakan investor mengalami FOMO sehingga tidak melakukan analisa yang baik sebelum membeli saham tersebut. Ia pun menegaskan, agar para investor ini bijak mengalokasikan dana yang dimiliki untuk saham-saham seperti apa. 

 

 

3 dari 3 halaman

Perhatikan Pemakaian Dana IPO

Dengan demikian, ia mengatakan, investor perlu mencermati beberapa hal sebelum memilih saham IPO, yakni profil perusahaan, tujuan IPO dan penggunaan dananya, rincian model bisnis dan potensi risiko usahanya, informasi pemegang saham (shareholders) dan prospektus (analisa laporan kinerja keuangan). 

"Yang perlu kita highlight juga tujuan IPO dan penggunaan dana untuk apa, namanya perusahaan mereka IPO butuh dana segar tali kita harus tahu ini mau dipakai untuk apa saja,” kata dia. 

Menurut ia, investor perlu waspada jika emiten yang baru IPO ini menggunakan sebagian besar dana segar tersebut untuk membayar utang. Hal itu pun menjadi salah satu ‘red flag’ bagi emiten baru tersebut. 

Namun, apabila utang digunakan untuk melakukan ekspansi bisa jadi ada potensi kenaikan pendapatan bagi perusahaan tersebut. Sehingga, saham dari emiten tersebut masih bisa dipertimbangkan untuk para investor.

"Dalam perjalanannya, tidak semua saham IPO selalu menjanjikan keuntungan dalam jangka panjang,” imbuhnya.

Bagi para investor, ia mengingatkan untuk selalu melakukan evaluasi kinerja emiten secara berkala agar lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi. Sehingga, para investor tidak asal memilih saham untuk investasi. 

Dia juga bilang, saat ini investor sudah bisa mendapatkan kemudahan untuk mencermati saham IPO. Sebab, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meluncurkan publikasi statistik baru bernama IDX New Listing Information pada Rabu, 20 September 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini