Sukses

Membedah Prospek Saham Emiten Energi Terbarukan

Analis melihat saham emiten yang bergerak di sektor energi terbarukan memiliki prospek ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten sektor energi terbarukan diyakini masih memiliki prospek yang cerah ke depannya. Lantas, saham apa saja yang bisa dicermati? 

Terkait hal tersebut, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menilai emiten sektor energi terbarukan masih prospektif pada masa mendatang. Ini mengingat, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga ingin meresmikan bursa karbon.

"Sentimennya ada dari peningkatan penggunaan kendaraan listrik dan bursa karbon yang sudah ingin di rilis oleh bursa efek," kata Abdul kepada Liputan6.com, dikutip Minggu (24/9/2023).

Bagi investor, Abdul merekomendasikan trading buy saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) untuk dapat dipertimbangkan di tengah sejumlah sentimen positif saat ini.

Sejalan dengan Abdul, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pihaknya merekomendasikan saham-saham jadi perhatian. Salah satunya, emiten yang bergerak di sektor energi terbarukan. 

Adapun saham yang dimaksud adalah ADRO, ARKO, KEEN, dan PGEO. Saham tersebut diyakini masih prospektif ke depannya. 

"Kami mencermati emiten-emiten yang sedang naik daun seperti emiten-emiten energi terbarukan dapat dicermati, seperti ADRO (3040-3170), ARKO (820-850), KEEN (1010-1050), dan PGEO (1650-1750)," kata Herditya. 

Melansir RTI, dalam sepekan terakhir, saham ADRO menguat 3,87 persen. Secara year to date saham ADRO melemah 16,67 persen. Lalu, saham ARKO sepekan terakhir mengalami penguatan 13,89 persen dan secara year to date melambung 31, 20 persen.

Kemudian, saham KEEN sepekan terakhir naik 23,08 persen dan secara year to date menguat 60 persen. Sedangkan, saham PGEO naik 11,31 persen dan selama enam bulan terakhir melesat 88,62 persen.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 3 halaman

Kinerja IHSG pada 18-22 September 2023

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 18-22 September 2023. Penguatan IHSG dibayangi kebijakan bank sentral baik bank sentral Amerika Serikat (the Fed) dan Bank Indonesia (BI).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (23/9/2023), IHSG melejit 0,49 persen ke posisi 7.016,84. Pada pekan lalu, IHSG melonjak 0,84 persen ke posisi 6.982,79.

Kenaikan IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa melambung 0,50 persen menjadi Rp 10.390 triliun dari Rp 10.339 triliun pada pekan sebelumnya.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG menguat 0,4 persen pada pekan ini disertai dengan sejumlah sentimen. Salah satunya keputusan bank sentral Amerika Serikat atau the Fed pertahankan suku bunga acuan 5,5 persen. Demikian juga Bank Indonesia (BI) pertahankan suku bunga acuan 5,75 persen.

“Dalam sepekan ini, IHSG menguat 0,49 persen disertai sejumlah sentimen antara lain FFR dan 7DRRR yang masih bertahan di 5,5 persen dan 5,75 persen.

"Koreksi indeks saham juga karena ada kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa turun 40,79 persen menjadi 17,28 miliar saham dari 29,18 miliar saham pada pekan lalu.

 

3 dari 3 halaman

Sektor Saham

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa terpangkas 2,07 persen menjadi 1.158.472 kali transaksi dari 1.182.973 kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian bursa susut 18,90 persen menjadi Rp 10,91 triliun dari Rp 13,45 triliun pada pekan lalu.

Selama sepekan, sebagian besar sektor saham (IDX-IC) menguat. Sektor saham energi naik 0,33 persen, sektor saham basic bertambah 1,01 persen, sektor saham industri menanjak 0,34 persen. Selain itu, sektor saham nonsiklikal melonjak 1,4 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,68 persen.

Selanjutnya, sektor saham properti mendaki 0,16 persen, sektor saham infrastruktur melambung 1,35 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,21 persen. Di sisi lain, sektor saham siklikal merosot 1,48 persen, sektor saham kesehatan merosot 0,82 persen, dan sektor saham teknologi susut 1,7 persen.