Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan jumlah single investor identification (SID) di Sulawesi Utara dari Januari-Juli 2023 dibandingkan periode sama 2022.
Kepala OJK Sulawesi Utara Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut), Winter Marbun menuturkan, pertumbuhan SID sebesar 24,52 persen YoY. Jumlah SID tumbuh 24,52 persen (YoY) menjadi 83.674 dari sebelumnya hanya 67.196. "Jumlah itu mencapai 0,74 persen dari total SID nasional yang tercatat sebanyak 11.352.476,” ujar dia dikutip dari Antara, Minggu (24/9/2023).
Baca Juga
Ia menuturkan, pertumbuhan itu berasal dari kenaikan jumlah nasabah SID saham sebesar 18,84 persen YoY dari 29.772 pada Juli 2022 menjadi 35.382 pada Juli 2023.
Advertisement
Winter menambahkan, SID reksa dana naik 32 persen YoY dari 4.212 menjadi 5.560 pada Juli 2023. Akan tetapi, total nilai kepemilikan saham turun 1,08 persen secara YoY dari Rp 942 miliar menjadi Rp 932 miliar, jika dibandingkan dengan akhir 2022 meningkat 12,42 persen. Ia menuturkan, hal itu disebabkan oleh berbagai dinamika ekonomi domestik dan global.
Pertumbuhan industri pasar modal juga meningkat yang tercermin dari meningkatnya jumlah SID 8.631 SID atau 11,50 persen secara year to date. Hal itu dari peningkatan SID saham, SID reksa dana dan nilai kepemilikan saham masing-masing sebesar 9,9 persen (ytd),941 persen (ytd) dan 12,42 persen ytd.
Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 11,46 Juta SID, Anak Muda Menguasai
Sebelumnya, investor pasar modal Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini. Hingga 8 Agustus 2023, jumlah investor pasar modal meningkat dari 10,31 juta investor pada akhir 2022 menjadi 11,46 juta SID. Jumlah tersebut naik 11,22 persen secara year to date (ytd).
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor saham dan surat berharga lainnya berjumlah 4,90 juta, reksa dana 10,74 juta, dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 931 ribu.
Dari sisi demografi per 8 Agustus 2023, investor individu di Indonesia didominasi oleh 62,16 persen laki- laki dan sisanya perempuan.
Kelompok investor 30 tahun ke bawah masih mendominasi dengan porsi 56,98 persen. Disusul kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 23,32 persen, usia 41-50 tahun 11,37 persen, dan usia 51-60 tahun 5,45 persen. Sisanya 2,88 persen merupakan investor kelompok usia di atas 60 tahun.
Dari sisi pendidikan, jumlah investor pasar modal didominasi SMA ke bawah dengan porsi 64,04 persen. Kemudian S1 26,52 persen, S2 6,77 persen, dan di atas S2 hanya 2,67 persen.
Sementara jika ditinjau dari jenis pekerjaannya, kelompok pegawai negeri, swasta, dan guru tercatat andil paling banyak, yakni mencapai 32,23 persen.
Disusul kelompok pelajar 27,71 persen, pengusaha 14,16 perse, ibu rumah tangga 6,61 persen, dan lainnya 19,29 persen.
Dominasi dari investor muda di pasar modal Indonesia juga terlihat dari kepemilikan rekening investor di agen penjual efek reksa dana financial technology yang saat ini telah mencapai 78 persen.
Sedangkan asset under management (AUM) reksa dana yang tercatat di KSEI sampai dengan 8 Agustus 2023 berjumlah Rp 794,89 triliun atau sedikit menurun 3,17 persen.
Advertisement
KSEI Catat Kenaikan Jumlah Aset Investor Pelajar di Pasar Modal, Segini Nilainya
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengumumkan kenaikan jumlah aset kelompok investor pelajar hingga Juni 2023.
Berdasarkan data KSEI, ditulis Jumat (21/7/2023), pada periode tersebut jumlah aset yang dimiliki investor pelajar di C-BEST telah mencapai Rp 13,21 triliun dan di S-INVEST sebanyak Rp9,32 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, masing-masing naik dari Rp 13,17 triliun dan Rp 9,13 triliun.
Di sisi lain, porsi investor kelompok pelajar menurun dari 27 persen pada Mei 2023 menjadi 26,86 persen hingga Juni 2023. Adapun porsi investor kelompok Ibu Rumah Tangga (IRT) juga mengalami penurunan dari 6,66 persen pada Mei 2023 menjadi 6,65 persen hingga Juni 2023.
Jumlah aset yang dimiliki investor IRT di C-BEST telah mencapai Rp 59,58 triliun dan di S-INVEST sebanyak Rp 15,52 triliun. Tak hanya itu, investor kelompok pegawai (swasta, negeri,guru) juga menurun dari 32,95 persen pada Mei 2023 menjadi 32,92 persen hingga Juni 2023.
Jumlah aset yang dimiliki investor pegawai tersebut di C-BEST telah mencapai Rp 354,35 triliun dan di S-INVEST sebanyak Rp 48,78 triliun.
Porsi investor kelompok pengusaha juga mengalami kenaikan dari 14,55 persen pada Mei 2023 menjadi 14,82 persen hingga Juni 2023. Lalu, jumlah aset yang dimiliki investor pengusaha di C-BEST telah mencapai Rp 409,03 triliun dan di S-INVEST sebanyak Rp 59,67 triliun.
Terakhir, porsi investor kelompok pekerjaan lainnya menurun dari 18,85 persen pada Mei 2023 menjadi 18,75 persen hingga Juni 2023. Jumlah aset yang dimiliki investor kelompok pekerjaan lainnya di C-BEST telah mencapai Rp 348,33 triliun dan di S-INVEST sebanyak Rp 23,43 triliun.
C-BEST merupakan platform elektronik yang mendukung aktivitas penyelesaian transaksi saham dan surat berharga lainnya. Sedangkan, S-INVEST merupakan platform elektronik yang mengadministrasikan pelaporan dan penyelesaian transaksi reksa dana.