Liputan6.com, Jakarta Imbal hasil Treasury AS alami sedikit perubahan pada Kamis, 28 September 2023 karena investor mengamati laporan-laporan perekonomian utama dan masih adanya kekhawatiran terhadap prospek kebijakan moneter, khususnya suku bunga tinggi.
Dilansir dari CNBC, Kamis (28/9/2023), Imbal hasil Treasury 10 tahun terakhir naik kurang dari satu basis poin menjadi 4.6282 persen, bertahan di level yang terakhir terlihat pada 2007. Imbal hasil Treasury 2 tahun terakhir turun kurang dari satu basis poin menjadi 5.1354 persen.
Serangkaian data penting AS akan dirilis sebelum akhir pekan ini. Angka penjualan rumah tertunda untuk Agustus, klaim pengangguran awal mingguan, dan PDB akhir kuartal kedua diperkirakan akan dirilis pada Kamis.
Advertisement
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi Agustus salah satu ukuran inflasi pilihan The Fed akan dirilis pada Jumat. Investor menantikan data tersebut untuk mendapatkan petunjuk mengenai kondisi perekonomian dan arah suku bunga ke depan.
Hal ini terjadi setelah Federal Reserve pada awal bulan ini mengatakan mereka memperkirakan kenaikan suku bunga lagi akan diumumkan tahun ini dan mengantisipasi suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan kepada “Squawk Box” CNBC pada Rabu dia tidak yakin apakah suku bunga telah dinaikkan cukup untuk berhasil mengatasi inflasi. Jika memungkinkan, The Fed masih ingin menghindari hard landing, Kashkari menambahkan.
Prospek berlanjutnya tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga dalam jangka waktu yang lebih lama telah memicu kekhawatiran baru mengenai potensi resesi.
Investor akan mencermati data yang mungkin memberikan indikasi keadaan perekonomian dan mengamati komentar pejabat Fed pada Kamis dan Jumat untuk mencari petunjuk mengenai ekspektasi ekonomi dari para pembuat kebijakan.