Liputan6.com, Jakarta - PT Kokoh Exa Nusantara Tbk bakal menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengutip laman e-ipo, Jumat (29/9/2023), Perseroan melepas 450 juta ke publik dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan ke publik itu maksimal 10,19 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Baca Juga
Kokoh Exa Nusantara harga saham perdana dipatok Rp 120 per saham melalui IPO. Dengan demikian, dana yang akan diperoleh dari IPO antara Rp 54 miliar. Selain itu, perseroan juga mengadakan program employee stock allocation (ESA) dengan jumlah 2,3 juta saham biasa atau sebesar 0,51persen dari saham yang ditawarkan pada saat penawaran umum perdana saham untuk program ESA saham kepada karyawan.
Advertisement
Perseroan juga menerbitkan maksimal 450 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak-banyaknya 11,35 persen dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang satu saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I di mana setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dari portepel.
Dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi antara lain untuk belanja modal sekitar 64,51 persen untuk melunasi pembelian tanah seluas 25,53 hektar atau ha. Lahan itu berlokasi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur yang akan digunakan untuk pengembangan kawasan perumahan perseroan.
Pelaksanaan transaksi akan selesai pada 2023 setelah perseroan menerima dana IPO. Selain itu, sekitar 35,49 persen akan dipakai untuk modal kerja dalam rangka mendukung perseroan.
Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I jika dilaksanakan oleh pemegang waran, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Jadwal IPO
Dalam rangka IPO, perseroan telah menunjuk PT Panca Global Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PT Kokoh Exa Nusantara Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 18,29 miliar hingga 31 Maret 2023. Pendapatan perseroan naik 56,29 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,70 miliar. Laba tahun berjalan turun 8,07 persen menjadi Rp 4,27 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,65 miliar.
Sedangkan untuk kebijakan dividen, perseroan akan bagikan dividen mulai 2024 berdasarkan laba bersih tahun buku 2023. Jumlah dividen yang dibagikan maksimal 40 persen dari laba bersih dengan memperhatikan keputusan pemegang saham dalam RUPS.
Jadwal
Tanggal Efektif : 26 September 2023
Tanggal Masa Penawaran Umum : 29 September – 04 Oktober 2023
Tanggal Penjatahan : 04 Oktober 2023
Tanggal Distribusi Saham dan Waran Seri I Secara Elektronik : 05 Oktober 2023
Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I Pada Bursa Efek Indonesia : 06 Oktober 2023
Periode Awal Perdagangan Saham dan Waran Seri I : 06 Oktober 2023
Periode Akhir Perdagangan Waran Seri I :
- di Pasar Reguler & Negosiasi : 30 September 2026
- di Pasar Tunai : 02 Oktober 2026
Periode Pelaksanaan Waran Seri I : 07 Oktober 2024 – 05 Oktober 2026
Akhir Masa Berlaku Waran Seri I : 05 Oktober 2026
Advertisement
28 Perusahaan Proses Pencatatan Saham di BEI, Mayoritas Skala Menengah
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 28 perusahaan masuk dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga kini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, 66 perusahaan sudah mencatatkan saham di BEI hingga 22 September 2023. Nilainya mencapai Rp 49,4 triliun.
Sedangkan dari 28 perusahaan yang masuk pipeline pencatatan saham, 26 calon perusahaan tercatat akan mencatatkan saham di Bursa pada kuartal IV 2023. Dari catatan BEI, selama tiga tahun terakhir, secara rata-rata terdapat 21,6 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa pada kuartal IV dibandingkan dengan keseluruhan Perusahaan Tercatat baru pada tahun tersebut.
"Hal ini menunjukkan secara historis minat IPO pada kuartal IV signifikan,” kata dia kepada wartawan, Sabtu (23/9/2023).
Berdasarkan data BEI, dari 28 calon perusahaan tercatat, mayoritas perusahaan aset skala menengah sebanyak 18 perusahaan. Perusahaan aset skala menengah ini memiliki aset Rp 50 miliar-Rp 250 miliar.
Selanjutnya 8 perusahaan aset skala besar masuk pipeline. Adapun perusahaan aset skala besar memiliki aset di atas Rp 250 miliar. Lalu dua aset perusahaan skala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.
Berikut rincian sektornya:
- 4 perusahaan dari sektor basic materials
- 3 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
- 5 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals
- 4 perusahaan dari sektor energi1 perusahaan dari sektor healthcare
- 2 perusahaan dari sektor industri3 perusahaan dari sektor infrastruktur
- 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate
- 4 perusahaan dari sektor teknologi1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
Tips Pilih Saham IPO, Apa Saja?
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Lantas, bagaimana tips memilih saham IPO?
Terkait hal tersebut, Founder Ngertisaham Frisca Devi Choirina menuturkan, terdapat beberapa langkah yang bisa dicermati investor sebelum memutuskan melakukan trading atau investasi pada saham IPO.
Adapun yang perlu dicermati oleh investor terkait saham IPO adalah profil perusahaan, tujuan IPO dan penggunaan dananya, rincian model bisnis dan potensi risiko usahanya, informasi pemegang saham (shareholders) dan prospektus (analisa laporan kinerja keuangan).
"Yang perlu kita highlight juga tujuan IPO dan penggunaan dana untuk apa, namanya perusahaan mereka IPO butuh dana segar tali kita harus tahu ini mau dipakai untuk apa saja,” kata Frisca dalam webinar peluncuran publikasi statistik IDX New Listing Information, Rabu (20/9/2023).
Menurut ia, investor perlu waspada jika emiten yang baru IPO ini menggunakan sebagian besar dana segar tersebut untuk membayar utang. Namun, apabila utang digunakan untuk melakukan ekspansi bisa jadi ada potensi kenaikan pendapatan bagi perusahaan tersebut.
"Dalam perjalanannya, tidak semua saham IPO selalu menjanjikan keuntungan dalam jangka panjang,” kata dia.
Dengan demikian, ia menegaskan, agar para investor ini rajin melakukan evaluasi kinerja emiten secara berkala untuk bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi. Sehingga, para investor tidak asal memilih saham untuk investasi.
Sebagaimana diketahui, sampai dengan 15 September 2023, terdapat 66 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 66 emiten itu mencapai Rp 49,4 triliun.
Advertisement