Sukses

Penjualan Amman Mineral Turun 58 Persen Jadi USD 580,52 Juta

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat penjualan turun 58,13 persen dan laba bersih merosot 77,79 persen hingga semester I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan kinerja keuangan yang lesu sepanjang semester I 2023. Hal ini ditunjukkan dari penjualan dan laba bersih merosot hingga Juni 2023.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/9/2023), penjualan bersih AMMN turun 58,13 persen year on year (YoY) menjadi USD  580,52 juta pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, emiten ini meraup pendapatan USD  1,38 miliar. 

Amman Mineral Internasional mengalami penurunan beban pokok penjualan sebesar 46,23 persen dari USD  553,40 juta pada semester I 2022 menjadi USD 297,51  juta pada semester I 2023. 

Laba kotor AMMN pun terkoreksi 66,04 persen menjadi USD  283 juta pada semester I 2023, dibandingkan realisasi pada semester yang sama tahun lalu yakni USD  833,38 juta.

Hingga akhir semester I 2023, AMMN mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai USD 129,14 juta. Angka ini turun 77,79 persen dibandingkan laba bersih AMMN pada semester I 2022 yakni USD 581,63  juta. 

AMMN memiliki total aset sebanyak USD  6,87 miliar pada akhir semester I 2023 atau naik dibandingkan total aset perseroan pada akhir 2022 yakni senilai USD  6,49 miliar. 

Hingga akhir semester I 2023, total liabilitas Amman Mineral Internasional tercatat sebesar USD 3,12 miliar. Adapun total ekuitas emiten ini mencapai USD  3,74 miliar.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 29 September 2023, saham AMMN naik 4,87 persen ke posisi Rp 5.925 per saham. Saham AMMN dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 5.675 per saham. Saham AMMN berada di level tertinggi Rp 5.975 dan terendah Rp 5.650. Total frekuensi perdagangan 9.974 kali dengan volume perdagangan 797.568 lot saham. Nilai transaksi Rp 465,8 miliar.

2 dari 5 halaman

Belum Sebulan Debut, Saham Amman Mineral Internasional Masuk Top 10 Big Cap

Sebelumnya, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) rupanya masih menarik untuk dicermati. Belum genap satu bulan debut, emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berhasil tembus daftar 10 emiten dengan kapitalisasi terbesar di Bursa.

Melansir data Bursa, kapitalisasi pasar (market cap) AMMN tercatat sebesar Rp 191 triliun pada perdagangan Jumat, 28 Juli 2023. Dengan besaran kapitalisasi itu, AMMN berhasil bertengger di posisi ke-7 dalam jajaran emiten dengan kapitalisasi terbesar di Bursa saat ini.

Amman Mineral Internasional berhasil mengungguli saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang kini berada pada posisi ke-8 dengan kapitalisasi Rp 181 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp 164 triliun, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 148 triliun.

Seiring masuknya AMMN dalam daftar 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, menggeser saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang semula bertengger pada posisi ke-10 dengan kapitalisasi saat ini sekitar Rp 131,46 triliun. Saham AMMN resmi diperdagangkan di Bursa pada 7 Juli 2023.

Sebelum itu, perseroan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan menerbitkan 6,33 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.695 per saham. Sehingga perseroan berhasil mengantongi Rp 10,73 triliun dari IPO, menjadi IPO terbesar tahun ini.

Saham AMMN ditutup menguat 7,69 persen ke posisi 2.660 pada perdagangan Jumat. Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saat itu tercatat sebanyak 18.400 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 94,26 juta senilai Rp 247,14 miliar. Dalam sepekan, harga saham AMMN telah naik 41,87 persen. Harga saham AMMN saat ini telah naik 56,93 persen dari harga IPO yang dipatok 1.695 per lembar.

 

3 dari 5 halaman

Rencana Pengembangan Bisnis

Sebelumnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah resmi mencatatkan sahamnya pada Jumat, 7 Juli 2023. 

Amman Mineral Internasional mengarahkan fokusnya untuk berekspansi bisnis demi peningkatan kinerja pada masa mendatang. 

Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie mengatakan, perseroan meyakini prospek usaha pertambangan tembaga akan mengalami tren positif, karena meningkatnya permintaan tembaga di dunia. 

"Peningkatan ini terjadi seiring pertumbuhan sektor industri, energi terbarukan, serta kendaraan listrik. AMMN melihat dinamika pasar tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia," kata Alexander dalam pernyataan resmi, dikutip Minggu (9/7/2023). 

Adapun Amman Mineral Internasional meraup dana dari IPO sebesar Rp 10,73 triliun. Melalui perolehan dana tersebut, AMMN akan mengalokasikan untuk sejumlah proyek ekspansi. 

 

4 dari 5 halaman

Dana IPO

Pertama, dana sebesar Rp1,79 triliun akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kedua, dana sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Ketiga, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.

Di sisi lain, menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang. 

 

5 dari 5 halaman

Data Cadangan Bijih AMMN

Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas. Melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kini tengah melakukan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030. 

Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan pada 2031 hingga 2046.

Selain memiliki cadangan yang melimpah, AMMN memiliki keunggulan kompetitif lainnya, yaitu salah satu operator penambangan dan pemrosesan tembaga dan emas dengan biaya C1 cash cost terendah di dunia. Hal ini ditopang oleh kandungan emas dan perak yang tinggi dari cadangan bijih serta peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional.

Penjualan bersih meningkat 117,9 persen menjadi USD 2,8 miliar per 31 Desember 2022, dari USD1,3 miliar per 31 Desember 2021. Peningkatan ini dikarenakan kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sepanjang 2022. Laba hingga akhir 2022 meningkat 242,7 persen menjadi USD1,1 miliar dari USD 321 juta per 31 Desember 2021.