Liputan6.com, Jakarta - Kantor Kejaksaan Paris sedang menyelidiki CEO LVMH Bernard Arnault atas transaksi keuangan yang melibatkan oligarki Rusia Nikolai Sarkisov.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (30/9/2023), surat kabar Prancis Le Monde melaporkan pada Kamis, 29 September 2023 mengutip unit intelijen keuangan Tracfin Prancis, Nikolai Sarkisov telah membeli real estate di sebuah resor Alpen dengan bantuan pinjaman dari Arnault.
Baca Juga
Kantor Kejaksaan Paris konfirmasi kalau penyelidikan awal telah dilakukan sejak 2022. Laporan Tracfin mengarahkan perhatian kantor kejaksaan pada operasi yang berkaitan dengan Bernard Arnault dan Sarkisov yang mungkin menjadi tindakan pencucian uang.
Advertisement
Kantor kejaksaan menolak berkomentar lebih lanjut mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung. Investigasi awal belum tentu berarti adanya kesalahan, dan Le Monde mengutip rekan dekat Arnault yang mengatakan kesepakatan itu dilakukan dalam lingkup hukum Prancis.
Pendiri, CEO dan Chairman perusahaan barang mewah terbesar di dunia Bernard Arnault kalah dalam kasus pengadilan tinggi melawan penyelidik pajak Prancis pada Februari atas legalitas penggerebekan pada 2019 di kantor pusat LVMH. Penggerebekan itu terkait dengan penyelidikan penipuan pajak terkait aktivitas di Belgia.
Nikolai Sarkisov merupakan tokoh senior di perusahaan asuransi Rusia milik saudaranya Sergey, RESO-Garantia.
Wakil CEO RESO-Garantia Igor Ivanov menuturkan, perusahaan dan Nikolai Sarkisov secara pribadi tidak terlibat dalam transaksi itu, dan Sarkisov belum pernah bertemu Arnault.
"Transaksi itu dikelola oleh unit investasi kecil yang berinvestasi secara profesional di real estate Eropa. Ini terdiri dari perolehan flat di sebuah bangunan tua di Courchevel dari berbagai pemilik swasta, dengan tujuan menjualnya nanti ke pengembang seluruh bangunan telah dibeli,” ujar Ivanov.
“Semua transaksi dilakukan oleh perusahaan Prancis, melalui notaris Prancis dan pengacara Prancis di semua pihak. Ini adalah kesepakan real estat biasa,”
Ia menambahkan, baik perusahaan dan Sarkisov belum menerima permintaan dokumen apa pun dari otoritas Prancis.
Adapun LVMH tidak menanggapi permintaan komentar CNBC.
Jualan LV Cs Turun, Bernard Arnault Kehilangan Kursi Orang Terkaya di Bumi
Sebelumnya, kekayaan bos Louis Vuitton, Bernard Arnault susut usai perusahaan mengumumkan penurunan penjualan di AS. Melansir data real time billionaires Forbes per hari ini, Rabu 26 Juli 2023, kekayaan Bernard Arnault turun USD 949 juta, menjadi sebesar USD 232,9 miliar atau sekitar Rp 4.389,8 triliun (kurs Rp 15.033,55 per USD).
Dengan kekayaan tersebut, Bernard harus merelakan posisinya sebagai orang terkaya di muka bumi digeser oleh bos Tesla, Elon Musk yang memiliki kekayaan USD 239,9 miliar.
Padahal, belum lama ini Bernard Arnault berhasil mengungguli kekayaan Elon Musk usai saham perusahaan pembuat kendaraan listrik itu mencatatkan penurunan cukup signifikan pekan lalu.
Pada saat yang sama, Saham LVMH milik Bernard Arnault yang menaungi Louis Vuitton, Christian Dior, Tiffany, dan sejumlah merek kelas atas lainnya, telah turun sekitar 3 persen selama pekan lalu. Penurunan yang cukup kecil bagi Arnault, yang memiliki sekitar 48 persen bisnis.
Namun perusahaan pada Selasa, 25 Juli kemarin mengumumkan penurunan penjualan signifikan di AS. Penjualan LVMH di AS turun 1 persen yoy pada kuartal II tahun ini.
CFO LVMH, Jean Jacques Guiony mengatakan penjualan turun di AS karena konsumen tidak lagi membelanjakan uang untuk produk entry-level. Meskipun dia tidak mengungkapkan pasti apa sebabnya, namun pembayaran stimulus yang memudar setelah Covid-19 disebut andil pada susutnya penjualan produk perusahaan.
CFO LVMH, Jean Jacques Guiony mengatakan, perlambatan juga terjadi ketika orang Amerika berlibur di Eropa dan membeli barang-barang mewah di Paris, Roma atau London, bukan di AS, kata Guiony.
Advertisement
Jualan di Tempat Lain
Sehingga dapat dilihat penjualan LVMH di Eropa meningkat 18 persen pada kuartal II. Guiony mengatakan, turis menyumbang hampir setengah dari pertumbuhan itu.
Sementara, pasar China menawarkan perbedaan besar dari AS. Secara keseluruhan, LVMH melaporkan penjualan naik 17 persen pada kuartal tersebut, dibantu oleh peningkatan 34 persen di Asia tidak termasuk Jepang.
Guiony menambahkan, meski ada tanda-tanda perlambatan ekonomi China yang lebih luas, belanja barang mewah di sana rupanya cukup kuat setelah lockdown dicabut akhir tahun lalu.
Merek perhiasan perusahaan Bulgari, yang berkinerja baik di Asia, memiliki kuartal yang solid, sementara Tiffany, yang lebih bergantung pada AS, lebih lemah.
Dia mengatakan bahwa meskipun sebagian besar pembelian barang mewah China biasanya dilakukan di Eropa, sekarang sebagian besar dilakukan di China dan Jepang.