Sukses

Belanja Modal Amman Mineral Internasional Sentuh USD 436 Juta hingga Semester I 2023

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) diprediksi keluarkan belanja modal USD 980 juta pada semester II 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat total belanja modal sebesar USD 436 juta atau sekitar Rp 6,75 triliun (asumsi kurs rupiah 15.486 terhadap dolar Amerika Serikat) hingga semester I 2023. Perseroan diprediksi siapkan belanja modal USD 980 juta atau Rp 15,17 triliun pada semester II 2023.

Total belanja modal itu antara lain belanja modal terkait kebutuhan pembelian alat pertambangan, pembangunan dan peningkatan fasilitas pendukun untuk kegiatan penambangan bijih fase 7 dan pengupasan batuan penutup fase 8 (sustaining capex) sebesar USD 132 juta, belanja modal smelter sebesar USD 92 juta, dan perluasan pabrik pengolahan (processing plant) sebesar USD 166 juta, dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) dan fasilitas LNG sebesar USD 46 juta.

Perseroan diperkirakan keluarkan belanja modal USD 980 juta pada semester II 2023. Selain itu, perseroan menyatakan proyek pertambangan dan infrastruktur Amman Mineral Internasional terus berjalan sesuai jadwal.

"Hingga saat ini kami telah mengeluarkan dana USD 339 juta untuk proyek smelter tembaga dan pemurnian logam mulia,” demikian dikutip dari keterangan resmi perseroan, Sabtu (30/9/2023).

Selain itu, untuk proyek perluasan pabrik pengolahan atau processing plant, perseroan telah mengeluarkan belanja modal USD 358 juta hingga Juni 2023. Sedangkan fasilitas PLTGU dan LNG mencatat belanja modal yang dikeluarkan hingga Juni 2023 sebesar USD 157 juta.

Pembangunan Smelter

Saat ini perseroan membangun fasilitas smelter tembaga dan PMR dengan total kapasitas input sebesar 900.000 metrik ton per tahun (“tpa”) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan. Produksi smelter adalah katoda tembaga yang akan mencapai 222 kilo ton per tahun dan asam sulfat mencapai 830 kilo ton per tahun (“Ktpa”).

 

2 dari 5 halaman

Perluasan Fasilitas Pengolahan

Sementara itu, PMR akan mendapatkan input slime anoda dari proses pemurnian di fasilitas smelter tembaga, sebanyak 970 tpa. Produk dari PMR setiap tahun antara lain mencapai 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan, dan 70 tpa selenium.

Pada Mei 2023, proyek smelter dan PMR masing-masing telah mencapai 58,5% dan 59,8% dari target penyelesaian, dengan penyelesaian mekanis ditargetkan pada Mei 2024.

"Ketika proyek smelter selesai, kami berharap dapat memperoleh manfaat dari penghematan pajak, bea keluar yang lebih rendah, dan royalti yang lebih rendah. Pembangunan proyek smelter ini sejalan dengan agenda strategis Pemerintah Indonesia untuk hilirisasi industri,” demikian disampaikan manajemen Amman Mineral Internasional dalam keterangan resmi.

Perluasan Fasilitas Pengolahan dan Pembangkit Listrik

Perseroan juga memperluas pabrik pengolahan untuk meningkatkan kapasitas hingga 80-85 juta ton per tahun (Mtpa) lebih dari dua kali lipat kapasitas saat ini.  Hal ini dibutuhkan untuk memproses pasokan bijih dari fase 8 Batu Hijau dan Elang pada masa depan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan akan produk perseroan yang terus meningkat.

“Pada yang saat yang sama kami sedang membangun fasilitas PLTGU dengan kapasitas 450 MW dan fasilitas LNG pendukungnya. Komitmen kami untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan tetap menjadi prioritas utama,” tulis perseroan.

3 dari 5 halaman

Belum Sebulan Debut, Saham Amman Mineral Internasional Masuk Top 10 Big Cap

Sebelumnya, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) rupanya masih menarik untuk dicermati. Belum genap satu bulan debut, emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berhasil tembus daftar 10 emiten dengan kapitalisasi terbesar di Bursa.

Melansir data Bursa, kapitalisasi pasar (market cap) AMMN tercatat sebesar Rp 191 triliun pada perdagangan Jumat, 28 Juli 2023. Dengan besaran kapitalisasi itu, AMMN berhasil bertengger di posisi ke-7 dalam jajaran emiten dengan kapitalisasi terbesar di Bursa saat ini.

Amman Mineral Internasional berhasil mengungguli saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang kini berada pada posisi ke-8 dengan kapitalisasi Rp 181 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp 164 triliun, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 148 triliun.

Seiring masuknya AMMN dalam daftar 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, menggeser saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang semula bertengger pada posisi ke-10 dengan kapitalisasi saat ini sekitar Rp 131,46 triliun. Saham AMMN resmi diperdagangkan di Bursa pada 7 Juli 2023.

Sebelum itu, perseroan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan menerbitkan 6,33 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.695 per saham. Sehingga perseroan berhasil mengantongi Rp 10,73 triliun dari IPO, menjadi IPO terbesar tahun ini.

 

4 dari 5 halaman

Usai IPO, Begini Rencana Pengembangan Bisnis Amman Mineral Internasional

Sebelumnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah resmi mencatatkan sahamnya pada Jumat, 7 Juli 2023. 

Amman Mineral Internasional mengarahkan fokusnya untuk berekspansi bisnis demi peningkatan kinerja pada masa mendatang. 

Direktur Utama Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie mengatakan, perseroan meyakini prospek usaha pertambangan tembaga akan mengalami tren positif, karena meningkatnya permintaan tembaga di dunia. 

"Peningkatan ini terjadi seiring pertumbuhan sektor industri, energi terbarukan, serta kendaraan listrik. AMMN melihat dinamika pasar tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia," kata Alexander dalam pernyataan resmi, dikutip Minggu (9/7/2023). 

Adapun Amman Mineral Internasional meraup dana dari IPO sebesar Rp 10,73 triliun. Melalui perolehan dana tersebut, AMMN akan mengalokasikan untuk sejumlah proyek ekspansi. 

Pertama, dana sebesar Rp1,79 triliun akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kedua, dana sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Ketiga, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.

Di sisi lain, menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang. 

 

5 dari 5 halaman

Data Cadangan Bijih AMMN

Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.

Melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kini tengah melakukan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030. 

Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan pada 2031 hingga 2046.

Selain memiliki cadangan yang melimpah, AMMN memiliki keunggulan kompetitif lainnya, yaitu salah satu operator penambangan dan pemrosesan tembaga dan emas dengan biaya C1 cash cost terendah di dunia. Hal ini ditopang oleh kandungan emas dan perak yang tinggi dari cadangan bijih serta peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional.

Penjualan bersih meningkat 117,9 persen menjadi USD 2,8 miliar per 31 Desember 2022, dari USD1,3 miliar per 31 Desember 2021. Peningkatan ini dikarenakan kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sepanjang 2022. Laba hingga akhir 2022 meningkat 242,7 persen menjadi USD1,1 miliar dari USD 321 juta per 31 Desember 2021.