Sukses

Bursa Saham Asia Bervariasi Usai Rilis Data Ekonomi China

Data manufaktur China yang rilis akhir pekan membayangi laju bursa saham Asia Pasifik pada Senin, 2 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka variasi pada perdagangan Senin (2/10/2023) setelah data manufaktur dari China kembali bangkit ke zona ekspansi.

Dikutip dari CNBC, aktivitas pabrik pada September meningkat untuk pertama kali sejak April, menurut data resmi pada akhir. PMI China naik menjadi 50,2 pada September dari 49,7 mengalahkan prediksi Reuters sebesar 50.

Bursa saham China libur peringati Golden Week. Demikian juga bursa saham Korea Selatan dan Hong Kong. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,68 persen. Sedangkan indeks Topix bertambah 0,45 persen pada jam pertama perdagangannnya. Indeks ASX 200 di Australia turun 0,23 persen.

Sementara itu, sentimen terhadap produsen besar Jepang naik menjadi 9 pada kuartal III, naik dari skor 5 pada tiga bulan sebelumnya, berdasarkan survei bank sentral. Angka tersebut mengalahkan prediksi Reuters 6. Survei itu juga mencerminkan perusahaan-perusahaan besar berupaya meningkatkan belanja modal 13,6 persen untuk tahun fiskal berjalan hingga Maret 2024.

Di wall street, tiga indeks acuan beragam. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 0,5 persen dan 0,3 persen. Indeks Nasdaq naik 0,1 persen. Di sisi lain, selama akhir pekan, legislator AS berhasil mencapai kesepakatan sementara yang hindari penutupan pemerintah atau shutdown government.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia 29 September 2023

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Senin, 29 September 2023. Indeks Hang Seng memimpin penguatan dengan naik 2,67 persen. Hal ini terjadi seiring pelaku pasar menilai data ekonomi utama dari Jepang termasuk tingkat inflasi pada September di Tokyo. Data ibu kota dipandang sebagai indikator utama tren nasional.

Indeks harga konsumen Tokyo menguat 2,8 persen pada September dibandingkan tahun lalu. Namun, dibandingkan Agustus, indeks harga konsumen melemah dari sebelumnya 2,9 persen.

Tingkat inflasi inti yang tidak mencakup harga makanan segar mencapai 2,5 persen, lebih rendah dari perkiraan jajak pendapat Reuters 2,6 persen. Jepang juga melihat data pengangguran, output industri dan penjualan ritel pada Agustus 2023.

Indeks Nikkei 225 sedikit melemah, melanjutkan penurunan dari Kamis hingga ke posisi 31.857,62. Indeks Topix terpangkas 0,94 persen ke posisi 2.323,29. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,34 persen ke posisi 7.048 setelah turun tiga hari berturut-turut. Sedangkan bursa saham Korea Selatan dan China libur.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 29 September 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan  Jumat, 29 September 2023. Investor mengamati perkembangan terbaru tentang potensi penutupan pemerintah atau shutdown dan mengakhiri bulan yang sulit untuk saham.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (30/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 158,84 poin atau 0,47 persen ke posisi 33.507,50. Koreksi saham di indeks Dow Jones dipimpin perusahaan travel. Indeks S&P 500 tergelincir 0,27 persen ke posisi 4.288,05. Indeks Nasdaq naik tipis 0,14 persen ke posisi 13.219,32.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat seiring pelaku pasar menyambut baik data yang menunjukkan inflasi yang mungkin mereda. Di wall street, indeks Dow Jones sempat naik 227 poin atau 0,7 persen. Sedangkan indeks S&P 500 bertambah 0,8 persen. Indeks Nasdaq menguat 1,4 persen ke posisi terbaiknya pada sesi ini.

Pembacaan terbaru indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau personal consumption expenditures (PCE) yang merupakan metrik inflasi pilihan the Federal Reserve (the Fed) dirilis pada Jumat pagi ini. PCE inti yang tidak mencakup harga pangan dan energi berfluktuatif naik 0,1 persen pada Agustus dan 3,9 persen setiap tahun.

 

 

4 dari 4 halaman

Kekhawatiran Investor

Ekonom yang disurvei oleh indeks Dow Jones prediksi PCE inti akan naik 0,2 persen secara bulanan dan 3,9 persen dari tahun ke tahun.

Namun, kekhawatiran investor mengenai potensi penutupan pemerintah membebani pasar pada sesi perdagangan. Pemimpin Partai Republik di DPR gagal meloloskan Rancangan Undang-Undang Belanja jangka pendek pada Jumat pekan ini sehingga memperkuat kekhawatiran anggota parlemen the Federal tidak akan mencapai kesepakatan tepat waktu.

“Pasar juga perlu menghadapi kemungkinan penutupan pemerintah,” ujar Portfolio Manager Commonwealth Financial Network, Chris Fasciano seperti dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, berapa lama hal ini berlangsung dan bagaimana dampaknya terhadap data ekonomi jangka pendek, kepercayaan konsumen, dan suku bunga akan menjadi topik utama yang harus diperhatikan investor.

Sementara itu, indeks S&P 500 mengakhiri bulan ini dengan susut 4,9 persen, dan kuartal ini lebih rendah 3,7 persen. Indeks Nasdaq terpangkas 5,8 persen pada September, dan turun 4,1 persen pada kuartal tersebut.

Keduanya mencatat bulan-bulan terburuknya pada 2023. Indeks Dow Jones mencatat penurunan 3,5 persen pada September 2023, dan koreksi 2,6 persen pada kuartal ini.

“Saham telah menurun terlalu banyak dan terlalu cepat selama masa musiman yang bergejolak sepanjang tahun ini didorong oleh daftar panjang kekhawatiran di tengah keyakinan the Fed akan melakukan soft landing dan sekarang pintu kekhawatiran pasar terbuka lebar karena investor mengajukan pertanyaan mengenai prospek ekonomi,”

Indeks Dow Jones dan S&P 500 mengakhiri pekan ini dengan penurunan masing-masing sekitar 1,3 persen dan 0,7 persen. Indeks Nasdaq naik 0,06 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini