Sukses

Anak Usaha Harum Energy Beri Pinjaman kepada Blue Sparking Energy

Manajemen Harum Energy menyatakan anak usahanya mengucurkan pinjaman untuk pembangunan proyek di BSE, pembiayaan kembali utang dan keperluan umum.

Liputan6.com, Jakarta - PT Harum Energy Tbk (HRUM) melalui anak usaha PT Tanito Harum Nickel  (THN) memberikan pinjaman kepada PT Blue Sparking Energy (BSE) sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp 7,81 triliun (asumsi kurs 15.622 per dolar Amerika Serikat).

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (5/10/2023), THN dan BSE menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman pada 29 September 2023 seiring pemberian fasilitas pinjaman maksimal USD 500 juta. Pinjaman itu akan digunakan untuk pembiayaan pengembangan atau pembangunan proyek high pressucre acid leaching di BSE.

Penarikan atas pinjaman dapat dilakukan lebih dari kali dan akan dikenakan bunga atas jumlah pokok yang terutang sebesar SOFR+ 2,6 persen per tahun sejak dicairkannya setiap pinjaman hingga jumlah pokok terkait dilunasi seluruhnya.

Adapun Tanito Harum Nickel merupakan suatu perseroan terbatas Indonesia menjalankan usaha di bidang aktivitas perusahaan holding dengan fokus pada investasi dalam bisnis nikel. Sedangkan BSE merupakan suatu perseroan terbatas Indonesia yang menjalankan usaha di bidang pengolahan dan pemurnian nikel.

Saat ini Blue Sparking Energy mengembangkan suatu proyek high pressuce acid leaching yang berlokasi di Indonesia Weda Bay Industrial Estate di Kabupaten Halmahera Tengah.

Proyek itu dirancang untuk memproduksi nickel cobalt hydroxide intermediate product dengan kapasitas terpasang tahunan 67.000 ton atau kurang lebih 10 persen setara nikel dan sekitar 7.500 ton atau kurang lebih 10 persen kobalt, termasuk fasilitas dan infrastruktur pendukungnya.

Langkah Harum Energy itu sebagai upaya meraih pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Selain itu, upaya utama perseroan diversifikasi usaha melalui ekspansi ke usaha pertambangan dna pengolahan nikel.

Transaksi merupakan suatu bentuk implementasi ekspansi usaha perseroan ke usaha pertambangan dan pengolahan nikel dalam rangka menciptakan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. BSE sedang dalam tahap konstruksi suatu kontrak proyek high pressucre acid leaching yang memerkukan pembiayaan untuk pengembangan dan kontruksi proyek itu.

 

 

2 dari 4 halaman

Tujuan Fasilitas Pinjaman

Transaksi ini diharapkan tidak hanya memperluas diversifikasi produk nikel perseroan tapi juga memberikan peluang kepada perseroan untuk partisipasi di pasar bahan baku baterai.

Pemberian fasilitas pinjaman untuk membiayai pengembangan dan konstruksi proyek high-pressuce acid leaching milik BSE. Selain itu itu pembiayaan kembali utang yang ada saat ini dan keperluan umum perseroan.

Transaksi Harum Energy melalui anak usahanya THN kepada BSE dinilai wajar oleh penilai independent dari KJPP Iskandar dan rekan.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 4 Oktober 2023, saham HRUM merosot 2,31 persen ke posisi Rp 1.695 per saham. Saham HRUM dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 1.725 per saham. Saham HRUM berada di level tertinggi Rp 1.725 dan terendah Rp 1.635 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.064 kali dengan volume perdagangan 521.313 saham. Nilai transaksi Rp 87,1 miliar.

3 dari 4 halaman

Anak Usaha Harum Energy Kucurkan Pinjaman kepada Entitas Asosiasi

Sebelumnya diberitakan, PT Harum Energy Tbk (HRUM) melalui anak usaha PT Harum Nickel Industry (HNI) memberikan fasilitas pinjaman kepada PT Westrong Metal Industry (WMI), entitas asosiasi perseroan. Pinjaman ini sebagai bagian investasi Harum Energy terkait ekspansi usaha tambang dan pengolahan nikel.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia  (BEI), ditulis Minggu (1/10/2023), PT Harum Nickel Industry dan Westrong Metal Industry menandatangani perjanjian pinjaman pada 27 September 2023 senilai USD 90 juta atau sekitar Rp 1,39 triliun (asumsi kurs Rp 15.517 per dolar Amerika Serikat). Pemberian pinjaman ini untuk pembiayaan belanja modal, modal kerja, dan pembiayaan umum perusahaan serta tujuan investasi.

Adapun pinjaman itu akan dikenakan bunga atas jumlah pokok yang terutang sebesar SOFR+ 2,6 persen per tahun terhitung sejak tanggal dicairkannya setiap pinjaman hingga jumlah pokok terkait diluasi seluruhnya.

Adapun pihak yang bertransaksi HNI sebagai pemberi pinjaman, dan WMI sebagai penerima pinjaman. HNI merupakan perseroan terbatas yang menjalankan usaha di bidang aktivitas perusahaan holding dengan fokus pada investasi dalam bisnis nikel.

Sementara itu, WMI merupakan perseroan terbatas Indonesia yang menjalankan usaha di bidang pemurnian nikel atau smelter.

WMI saat ini membangun suatu smelter memakai teknologi rotary klin electric furnace (RKEF) yang berlokasi di Kawasan Industri Weda Bay di Kabupaten Halmahera Tengah. Rencananya kapasitas produksi terpasang tahunan hingga 56.000 ton nikel.

Harum Energy menyatakan untuk meraih pertumbuhan usaha yang berkelanjutan, salah satu upaya utama perseroan adalah diversifikasi usahanya melalui ekspansi ke usaha tambang dan pengolahan nikel.

 

 

4 dari 4 halaman

Diversifikasi Usaha

Investasi dalam WMI merupakan bentuk implementasi ekspansi usaha perseroan ke usaha tambang dan pengolahan nikel.

Investasi perseroan pada WMI, pertama kali dilakukan pada saat HNI mengambil bagian 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor dari WMI pada April 2022.

WMI saat ini dalam tahap akhir konstruksi smelter nikel yang memerlukan pembiayaan untuk menyelesaikan kontruksi tersebut dan modal kerja untuk tahap pengembangan selanjutnya.

“Sehubungan dengan hal itu, pemberian pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman ini merupakan bagian dari investasi perseroan pada WMI. Di mana pinjaman tersebut diperlukan untuk membiayai belanja modal, modal kerja dan pembiayaan umum perusahaan serta untuk tujuan investasi,” tulis manajemen Harum Energy.

 

Video Terkini