Sukses

Barito Renewables Energy dan Pulau Subur Jadi Penghuni Baru di BEI Hari Ini 9 Oktober 2023

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS) akan mencatatkan saham perdana di BEI sebagai emiten ke-69 dan 70 pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 9 Oktober 2023. Adapun perusahaan yang dimaksud adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS).

Berikut ini Liputan6.com ulas dua calon emiten yang akan menjadi penghuni baru BEI.

1. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 9 Oktober 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-69 di BEI pada 2023.

Mengutip laman BEI, Barito Renewables Energy mencatatkan saham perdana dengan kode saham BREN. Perseroan akan mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 4,01 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode saham BREN akan mencatatkan 133,786,220,000 saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 780 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 3,13 triliun.

Dalam melancarkan aksinya, calon emiten dengan kode saham BREN menunjuk PT BNI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT OCBC Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.

Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya emisi saham, seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan untuk penyetoran modal kepada STAR. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar sebagian utang fasilitas B kepada Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) sebesar USD 127.835.414.

 

 

2 dari 4 halaman

Dana IPO BREN

Selain itu, dana IPO digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energy Oil and Gas Pte. Ltd (SEOG) dan Perseroan sebagai pelaksanaan dari Perjanjian Penunjukan dan Penggantian Biaya yang telah ditandatangani oleh Perseroan, STAR dan SEOG tertanggal 3 Juli 2023 (Perjanjian Penunjukan dan Penggantian Biaya dan Surat Perseroan tertanggal 25 Agustus 2023, perihal Penunjukan STAR sebagai Pemegang Saham ACEHI (Surat Perseroan).

Adapun rincian kewajiban pembayaran berdasarkan Perjanjian Penunjukan dan Penggantian Biaya dan Surat Perseroan, yakni kewajiban pembayaran kepada SEOG sebanyak-banyaknya sebesar USD 66.500.000, kewajiban pengembalian uang muka kepada Perseroan sebesar USD 6.000.000.

Dana yang diperoleh Perseroan dari pemenuhan kewajiban oleh STAR akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja termasuk namun tidak terbatas untuk pembayaran gaji, biaya jasa profesional dan biaya sewa.

 

 

3 dari 4 halaman

2 PT Pulau Subur Tbk (PTPS)

PT Pulau Subur Tbk (PTPS) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 9 Oktober 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-70 di BEI pada 2023.

Mengutip laman BEI, Pulau Subur mencatatkan saham perdana dengan kode saham PTPS.

Perseroan akan mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 450 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham PTPS akan mencatatkan 2,167,500,000 saham.

Dalam melancarkan aksinya, calon emiten dengan kode saham PTPS menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

Perseroan akan memakai dana IPO antara lain untuk belanja modal sebanyak 50 persen yang dipakai untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berkapasitas 10 ton per jam.

Sisanya sebanyak 50 persen digunakan untuk modal kerja seperti untuk pembelian tandan buah segar (TBS), pemeliharaan jalan, pembelian tractor dan peralatan produksi.

Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I jika dilaksanakan oleh pemegang waran akan dipakai untuk modal kerja.

 

4 dari 4 halaman

OJK Yakin Target Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Akan Tercapai

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia bisa mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat ramainya IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, hingga saat ini penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp 168 triliun dari semua instrumen yang ada di BEI.

"Sampai saat ini hasil fund raised Rp168 triliun dari target Rp 200 triliun, InsyaAllah itu tercapai, kita belum ada niat untuk mengubah (target)," kata Inarno kepada awak media, Jumat (18/8/2023). 

Di sisi lain, OJK belum membeberkan target resmi penghimpunan dana di pasar modal pada 2024. Walau demikian, tren penghimpunan dana di pasar modal diyakini tetap positif pada tahun depan, terutama setelah momen Pemilu serentak.

OJK akan terus berkomitmen untuk lebih selektif dalam mewujudkan IPO yang berkualitas. 

 "Time to time akan terus perbaiki terus, sehingga yang ada disini yang berkualitas," kata dia.

Â