Sukses

IHSG Berpeluang Koreksi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini 12 Oktober 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di level 6.900-6.945 pada perdagangan Kamis, 12 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan koreksi pada perdagangan saham Kamis (12/10/2023). IHSG akan menguji kisaran 6.747-6.820.

IHSG naik 0,1 persen ke posisi 6.932 dan masih didominasi oleh volume pembelian, penguatan IHSG pun mampu menguji area moving average (MA) 20 harian.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, selama IHSG belum mampu menembus 7.055, pergerakan IHSG saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave c dari wave (ii) sehingga pergerakan IHSG masih rawan koreksi untuk menguji rentang area 6.747-6.820.

“IHSG akan berada di level support 6.823,6.744 dan level resistance 6.974,7.046,” kata Herditya.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas disebutkan secara teknikal IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan resistance di level 6.900-6.945 pada Kamis pekan ini.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Adhi Karya Tbk (Adhi), PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Rabu, 11 Oktober 2023. Namun, penguatan IHSG menjadi terbatas pada akhir perdagangan.

Dikutip data dari RTI, IHSG naik tipis 0,14 persen ke posisi 6.931,75. Indeks LQ45 melemah terbatas 0,18 persen ke posisi 944,69. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.965,82 dan terendah 6.917,04. Sebanyak 274 saham menguat dan 2398 saham melemah. 241 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.288.547 kali dengan volume perdagangan 21,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.690.

Mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham energi turun 0,48 persen, sektor saham basic susut 0,03 persen, sektor saham industri tergelincir 0,25 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 0,57 persen.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut Rekomendasi Teknikal dari MNC Sekuritas:

 

1.PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) - Buy on Weakness

Saham BEST menguat 1,9 persen ke 157 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, tetapi penguatan BEST tertahan oleh MA20.

"Selama BEST masih mampu berada di atas 151 sebagai stoplossnya, maka posisi BEST saat ini sedang berada di awal wave [iii] dari wave 5," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 153-156

Target Price: 166, 178

Stoploss: below 151

 

2.PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) - Buy on Weakness

Saham JPFA terkoreksi 1,5 persen ke 1.305 disertai dengan munculnya volume penjualan.

"Kami memperkirakan, posisi JPFA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 3, sehingga JPFA masih rawan melanjutkan koreksinya dan dapat dimanfaatkan untuk BoW," tutur dia.

Buy on Weakness: 1.255-1.300

Target Price: 1.395, 1.475

Stoploss: below 1.220

 

3.PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) - Buy on Weakness

Saham MEDC bergerak flat ke 1,465 dan masih didominasi oleh volume penjualan. Herditya menuturkan, selama masih mampu bergerak di atas 1.305, posisi MEDC saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (ii) dari wave [v]. Hal tersebut berarti, koreksi MEDC dapat dimanfaatkan untuk BoW.

Buy on Weakness: 1.350-1.435

Target Price: 1.515, 1.600

Stoploss: below 1.305

 

4.PT United Tractors Tbk (UNTR) - Buy on Weakness

Saham UNTR terkoreksi 2,2 persen ke 26.275 disertai oleh munculnya volume penjualan. Kami perkirakan, saat ini posisi UNTR sedang berada pada bagian dari wave (B), sehingga UNTR masih rawan melanjutkan koreksinya dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.

Buy on Weakness: 24.700-26.000

Target Price: 28.000, 29.875

Stoploss: below 24.475

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 11 Oktober 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali mendapatkan momentum pada perdagangan Rabu, 11 Oktober 2023. Investor menilai data inflasi lebih baik dari perkiraan dan bersiap untuk data lebih lanjut pada Kamis, 12 Oktober 2023.

Selain itu, risalah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS juga menjadi perhatian terkait kebijakan suku bunga. Pada penutupan perdagangan wall street indeks Dow Jones naik 0,2 persen ke posisi 33.804,87. Indeks S&P 500 bertambah 0,43 persen ke posisi 4.376,95. Indeks Nasdaq melesat 0,71 persen ke posisi 13.659,68.

Dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (12/10/2023), harga grosir AS naik pada laju tercepat sejak April dengan indeks harga produsen pada September 2023 bertambah 2,2 persen dari tahun sebelumnya dan perkiraan kenaikan 1,6 persen.

Pembacaan producer price index (PPI) menunjukkan tekanan inflasi masih ada meski the Fed kerek suku bunga secara agresif. Pembacaan inflasi berikutnya akan muncul pada laporan harga konsumen pada perdagangan Kamis pekan ini yang diperkirakan sedikit melambat dari bulan lalu.

Risalah pertemuan terakhir bank sentral yang dirilis pada Rabu pekan ini mengkonfirmasi kalau anggota the Fed prediksi ada satu kenaikan lagi dalam dua pertemuan tersisa tahun ini. Namun, secara gambaran inflasi yang muncul pekan ini akan memicu harapan terhadap keputusan bank pada 1 November.

4 dari 4 halaman

Imbal Hasil Obligasi AS

Sementara itu, imbal hasil obligasi terus turun dari level tertinggi dalam 16 tahun yang dicapai selama aksi jual obligasi setelah Israel meningkatkan pemboman di Gaza. Imbal hasil acuan obligasi bertenor 10 tahun turun dan diperdagangkan di bawah 4,6 persen pada perdagangan Rabu pekan ini dibandingkan dengan puncak pekan lalu di atas 4,88 persen.

Namun, obligasi mungkin masih belum dapat dihentikan, kata sejumlah analis mengingat kurangnya data ekonomi yang lemah atau alasan kuat mengapa imbal hasil terus turun.

Kini semakin banyak investor yang bertaruh the Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan November karena lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini dipandang secara efektif melakukan upaya pengetatan yang dilakukan bank sentral.