Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada 9-13 Oktober 2023 di tengah sentimen yang kurang baik antara lain rupiah yang melemah dan kondisi geopolitik di Timur Tengah.
Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/10/2023), IHSG naik 0,56 persen ke posisi 6.926,78. Pada pekan lalu, IHSG tergelincir 0,74 persen ke posisi 6.888,51.
Baca Juga
Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa meningkat 2,99 persen menjadi Rp 10.562 triliun dari pekan lalu sebesar Rp 10.255 triliun. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian meningkat 7,66 persen menajdi 19,51 miliar saham dari 18,12 miliar pada pekan lalu.
Advertisement
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian merosot 2,04 persen menjadi Rp 10,11 triliun dari Rp 10,32 triliun pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa terpangkas 3,04 persen menjadi 1.197.523 kali transaksi dari 1.235.080 pada pekan lalu.
Investor asing mencatatkan aksi beli saham Rp 149,44 miliar pada Jumat, 13 Oktober 2023. Selama sepekan, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 49,03 miliar. Sepanjang 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 5,2 triliun.
Pada pekan ini, mayoritas sektor saham (IDX-IC) melemah. Sektor saham teknologi memimpin koreksi dengan turun 5,74 persen. Selain itu, sektor saham basic turun 0,51 persen, sektor saham nonsiklikal terpangkas 2,13 persen, dan sektor saham kesehatan merosot 3,4 persen.
Selanjutnya sektor saham keuangan turun 0,56 persen, sektor saham properti melemah 0,31 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 1,15 persen.
Sementara itu, sektor saham infrastruktur melambung 18,32 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Selain itu, sektor saham energi naik 2,94 persen, sektor saham industri naik tipis 0,10 persen, sektor saham siklikal bertambah 1,29 persen.
Sentimen Pekan Depan
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan, IHSG menguat di tengah sentimen yang cenderung kurang baik.
Hal ini seiring pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melemah. Dari sentimen global, ada kondisi geopolitik di Timur Tengah yang tengah memanas dan inflasi Amerika Serikat yang bergerak mendatar. "Serta nampaknya the Fed akan cenderung dovish untuk pertemuan FOMC berikutnya,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Untuk pekan depan, sentimen yang akan bayangi IHSG, menurut Herditya akan ada rilis neraca dagang Indonesia dan rapat dewan gubernur (RDG). “Kemudian akan ada rilis data penjualan ritel dari AS dan China,” ujar dia.
Advertisement
Kinerja IHSG 2-6 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan koreksi selama sepekan. IHSG melemah 0,74 persen pada periode 2-6 Oktober 2023.
Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/10/2023), IHSG susut 0,74 persen menjadi 6.888,51. Pada pekan lalu, IHSG merosot 1,1 persen ke posisi 6.939,89. Kapitalisasi pasar merosot 0,32 persen menjadi Rp 10.255 triliun pada pekan ini dari pekan lalu Rp 10.288 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian bursa juga anjlok 26,10 persen menjadi 18,12 miliar saham dari pekan lalu 24,52 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian turun 11,72 persen menjadi Rp 10,32 triliun dari Rp 11,69 triliun pada pekan lalu.
Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 26,88 miliar pada Jumat, 6 Oktober 2023. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 11,45 miliar. Pada 2023, investor asing menjual saham Rp 5,24 triliun.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 2,55 persen menjadi 1.235.080 kali transaksi dari pekan lalu 1.204385 kali transaksi.
Selama sepekan, BEI menyebutkan ada satu pencatatan obligasi dan dua saham pada 2-6 Oktober 2023. Pada Rabu, 4 Oktober 2023, Obligasi Berkelanjutan IV Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp625 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) untuk Obligasi adalah AAA (idn) (Triple A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Sepanjang 2023, total emisi obligasi yang sudah tercatat mencapai 80 emisi dari 54 emiten Rp 89,71 triliun. Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 523 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp447,05 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 126 emiten.
Pencatatan Perdana
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Sementara Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 9 emisi senilai Rp3,07 triliun.
Pada Jumat, 6 Oktober 2023, PT Kokoh Exa Nusantara Tbk (KOCI) mulai melakukan pencatatan saham dan waran di Papan Pengembangan BEI. KOCI merupakan perusahaan tercatat ke-67 yang tercatat di BEI pada tahun 2023. KOCI bergerak pada sektor Properti & Real Estat dengan sub industri Pengembang & Operator Real Estat.
Pada hari yang sama, PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) melakukan pencatatan perdana saham dan waran di Papan Pengembangan BEI. IOTF merupakan perusahaan ke-68 yang tercatat di BEI pada tahun 2023 dan bergerak pada sektor Teknologi dengan sub industri Perangkat & Instrumen Elektronik.
Advertisement