Sukses

Gandeng Perusahaan Singapura, Mitra Investindo Terjun ke Bisnis EBT

Sekretaris Perusahaan Mitra Investindo Diah Pertiwi Gandhi menuturkan, perusahaan patungan ini berencana membangun dan mengoperasikan pabrik wood pellet di Sumatera.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitra Investindo Tbk (Perseroan) (MITI) dan PT Prima Aset Lestari (PAL) bersama dengan Interra Resources Limited (IRL) telah sepakat mendirikan usaha patungan baru, bergerak di bidang energi baru terbarukan biomass melalui pendirian perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) PT Mitra Biomass Internasional (Perusahaan Patungan).

Mengutip keterbukaan informasi, ditulis Sabtu (14/10/2023), Perseroan dan PAL bersama-sama akan memiliki 60 persen saham perusahaan patungan, dan IRL akan mengambil bagian 40 persen saham.

Perseroan akan memegang mayoritas saham pada perusahaan patungan, setelah terpenuhinya persyaratan dan persetujuan lainnya yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, ketentuan pasar modal dan peraturan perundangan dan hukum yang berlaku.

Mitra Investindo dan PAL bersama dengan IRL yang telah menandatangani Perjanjian Pemegang Saham untuk mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Biomassa pada 9 Oktober 2023.

Sekretaris Perusahaan Mitra Investindo Diah Pertiwi Gandhi menuturkan, perusahaan patungan ini berencana membangun dan mengoperasikan pabrik wood pellet di Sumatera dengan target pembangunan dimulai pada awal 2024. Diharapkan pabrik  mulai beroperasi pada semester I 2025, dengan perkiraan total nilai investasi sekitar USD 4.800.000 atau 4,8 juta. 

"Wood pellet sebagai salah satu jenis bahan bakar alternatif Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dapat dikategorikan sebagai produk hijau (green product) dan lebih ramah lingkungan," ujar dia. 

Dia bilang, wood pellet memegang peran penting dalam lanskap energi hijau EBT dan energi masa depan global yang memiliki potensi pasar luas ditengah tuntutan global untuk mereduksi emisi karbon.

 

 

2 dari 4 halaman

Bakal Beri Nilai Tambah

Menuju visi global dalam mencapai target karbon netral atau net zero emission (NZE) pada 2050, Indonesia mentargetkan  bauran EBT modern (diluar penggunaan bioenergy tradisional) dengan capaian sebesar 23 persen dari total energi primer pada 2025 dan 31 persen pada 2050.

Perseroan yakin dengan penambahan kegiatan usaha baru dalam bisnis EBT melalui pengembangan industri wood pellet akan memberikan nilai tambah tidak hanya kepada Perseroan, tetapi lebih luas kepada masyarakat dan lingkungan.  

"Nantinya masyarakat menjadi salah satu mitra Perseroan dalam memasok bahan baku produksi, yang pada gilirannya  diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial, ketahanan ekonomi masyarakat, kelestarian lingkungan serta ketahanan energi nasional," ujar dia.

 

3 dari 4 halaman

Mitra Investindo Bakal Garap Bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Sebelumnya diberitakan, PT Mitra Investindo Tbk (MITI), Sany South East Asia Ltd (SANY) dan Emas Fortuna Ltd (EFL) telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding/MoU) untuk menjajaki peluang bisnis energi baru terbarukan berupa tenaga surya yang ramah lingkungan.

Melalui Nota Kesepahaman ini, MITI, SANY dan Emas Fortuna Ltd, akan menggali potensi bisnis energi baru terbarukan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar farm melalui pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV).

"Pelaksanaan joint venture tersebut akan memperhatikan ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku bagi para pihak serta perjanjian definitif terkait yang akan ditandatangani kemudian," kata Presiden Direktur PT Mitra Investindo Tbk, Andreas Tjahjadi dalam keterangan resmi, Jumat (7/7/2023).

Proyek pengembangan energi hijau listrik tenaga surya ini merupakan salah satu upaya Perseroan mendukung Agenda PBB 2030 untuk Sustainable Development Goals khususnya Goal #7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable And Clean Energy).

 

 

4 dari 4 halaman

Dukung Program Pemerintah

Di sisi lain, inisiatif ini juga mendukung program Pemerintah untuk untuk mengurangi emisi karbon hingga 32 persen atau setara 912 juta ton pada 2030 dengan menggunakan bahan bakar non fosil.

"Pengembangan Teknologi dan Investasi Tenaga Surya akan menyediakan energi bersih yang ramah lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat lokal serta memenuhi permintaan pasar atas energi murah dan ramah lingkungan," imbuh Andreas

SANY Group Co. Ltd merupakan sebuah perusahaan multinasional asal China yang fokus pada produksi alat berat, dan berkantor pusat di Changsha, Provinsi Hunan.

Sany merupakan produsen alat berat terbesar kedua di dunia dan merupakan perusahaan pertama asal China dalam industri alat berat yang masuk ke dalam daftar the FT Global 500 dan the Forbes Global 2000.

Sany Group Co., Ltd telah mencatatkan sahamnya (listing)di Shanghai Stock Exchange 2003 dan saat ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD 19,46 miliar.

Pada 2021, SANY Heavy Industry menempati ranking 468 Perusahaan Publik terbesar di dunia menurut Forbes Global 2000. Sany memiliki belasan kawasan industri di China, pabrik di Brazil, Jerman, India, Indonesia, dan Amerika Serikat. Sany mempekerjakan sekitar 90.000 orang di seluruh dunia.