Sukses

Ada Pendaftaran Capres dan Cawapres pada Pemilu 2024, Bagaimana Dampak ke Pasar Modal?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, data ekonomi, harga minyak, dan suku bunga the Fed akan bayangi IHSG. Lalu bagaimana sentimen pendaftaran capres dan cawapres?

Liputan6.com, Jakarta - Pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024 mulai digelar Kamis, 19 Oktober 2023. Lantas, bagaimana dampaknya bagi pasar modal Indonesia?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mencermati pengumuman pasangan capres dan cawapres tidak memberikan dampak yang begitu signifikan terhadap pasar modal. Namun, jelang pemilihan umum (pemilu) biasanya ada peluang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)untuk naik dan biasanya terdapat beberapa sektor yang diuntungkan, misalnya konsumer. 

"Kalau dilihat efeknya datar enggak terjadi kejutan nampaknya," kata Roger kepada Liputan6.com, Kamis pekan ini.

Dia bilang, pergerakan IHSG masih dibayangi oleh harga minyak dunia, data-data ekonomi serta kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

"Prediksi IHSG selain masih melihat perkembangan global terkait harga minyak yang sedang uptren juga menanti data-data ekonomi dan prediksi kenaikan suku bunga the Fed," kata dia. 

Sementara itu, Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, pengumuman pasangan capres dan cawapres menjadi sentimen untuk saham-saham tertentu yang terkait dengan gambaran tokoh politiknya.

"Misalnya seperti kemarin, saham ABBA MARI menguat di saat ada dugaan Erick Thohir menjadi bakal cawapres," kata William. 

Sedangkan, ia menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat terbatas jelang Pemilu 2024. Akan tetapi, ia merekomendasikan strategi buy on weakness pada saham blue chips bagi para investor. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prediksi IHSG dan Saham Pilihan

Sementara itu, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata menuturkan, pengumuman cawapres yang akan mendampingi Ganjar dan Prabowo akan semakin mengarahkan peta politik Indonesia. Hal itu dinilai positif karena faktor ketidakpastian di pasar perlahan berkurang. 

Meski demikian, tetap ada sejumlah konsekuensi yang berpotensi mengikuti, seperti pengaruhnya pada appetite asing di saham Indonesia.  

"Terlebih, setelah pasangan RI1 - RI2 resmi diungkap semua, mulailah musim kampenye pemilu yang diharapkan akan mampu menggairahkan market secara keseluruhan," kata Liza dalam risetnya.

Secara historis, tiga bulan sebelum pemilihan presiden (pilpres) adalah saat bursa memulai pendakian peningkatan. Selain itu, perlu diingat pada 2024 adalah pemilu terbesar sepanjang sejarah karena juga sekaligus termasuk pilkada. 

Dengan demikian, NH Korindo Sekuritas meramalkan posisi akhir IHSG pada akhir 2023 berada di kisaran 7100-7175 dengan pertimbangan 2,1- 3,2 persen market return dalam lwaktu kurang dari tiga bulan lagi (belum terpotong libur NATARU) adalah prediksi yang cukup baik.   

"Kami juga menyimpan harapan skenario lebih baik di sekitar 7300-7400 (upside potential up to 6,4 persen, namun yang pasti kami cukup optimistis bahwa tahun 2023 akan mampu ditutup di atas kepala 7," kata dia.

Pengamat Pasar Modal Desmond Wira mengatakan, kondisi pasar modal jelang pemilu biasanya positif, artinya ada kepastian. Sehingga, tinggal melihat pasangan capres dan cawapres yang menang siapa serta mana yang disukai pasar.

Dia menilai IHSG secara statistik biasanya positif jelang pemilu tersebut. Dengan begitu, ia merekomendasikan saham media, konsumer, serta yang berkaitan dengan capres dan cawapres.

"Cari saham media, konsumsi dan yang terkait tokoh politik yang jadi capres cawapres," ujar dia. 

3 dari 4 halaman

Sederet Alasan Investor Pasar Modal Cemas dan Antusias Jelang Pemilu

Sebelumnya diberitakan, pada musim pemilu ada dua macam sudut pandang yang sering ditunjukkan oleh investor. Sebagian investor berpendapat musim pemilu dikaitkan dengan meningkatnya risiko pasar karena ada kemungkinan risiko perubahan kebijakan atau kemungkinan resiko ketidakstabilan politik.

Namun, ada juga investor yang melihat musim pemilu sebagai “pesta demokrasi”yang akan membuat roda perekonomian berjalan lebih baik ditopang oleh peningkatan angka konsumsi domestik.

Syailendra Capital menyebut dua macam sudut pandang di setiap kasus memang lumrah terjadi karena terbaginya opini antara investor yang memiliki profil risiko konservatif dan agresif. 

Namun, di setiap kondisi, sebaiknya investor melihat dari sisi positifnya, jangan hanya melihat faktor risikonya saja, sehingga dapat memanfaatkan momentum dan peluang yang ada. Secara historis, pergerakan IHSG di musim pemilu semakin stabil bila dilihat dari penurunan standar deviasinya.

Sementara itu, alasan umum dari dua macam respons menanggapi musim pemilu yakni cemas (anxiety) dan antusias (enthusiasm). Adapun alasan investor cemas, yakni ada risiko ketidakstabilan kondisi dalam proses pemilu, masyarakat terpecah opininya, ada kemungkinan perubahan kebijakan dan risiko jika hasil pemilu tidak dapat terima oleh pihak-pihak terkait.

Sedangkan alasan investor antusias, yakni menganggap pemilu adalah "pesta demokrasi", dana kampanye dalam pemilu akan sangat besar terserap di perekonomian, konsumsi diperkirakan meningkat pada tahun pemilu, dan pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh peningkatan konsumsi.

 

4 dari 4 halaman

Volatilitas Pergerakan IHSG

Selain itu, Syailendra Capital mencatat ada 5 periode pemilu terakhir, volatilitas pergerakan IHSG mengalami penurunan angka annualized standard deviation (SD). SD 2 pemilu terakhir di kisaran 13 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pemilu 1999, 2004, dan 2009.

Hal ini terjadi kemungkinan karena adanya perbaikan dalam persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil pemilu sehingga membuat keseluruhan musim pemilu menjadi lebih kondusif.

Berdasarkan estimasi UBS, terdapat potensi perputaran dana berkisar Rp 170 triliun dari 5 jenis bentuk pemilu yang akan dilangsungkan.

Dampaknya positif pada angka konsumsi di Indonesia yang biasanya mengalami peningkatan pada dua kuartal sebelum pemilu berlangsung. Beberapa produk yang terkait dengan kebutuhan kampanye kemungkinan mengalami lonjakan permintaan sebelum pemilu berlangsung.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.