Sukses

Harga Saham BREN Meroket, Kapitalisasi Pasar Tembus 4 Besar di BEI

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melambung 6,86 persen ke posisi Rp 4.050 per saham pada Kamis, 19 Oktober 2023. Kapitalisasi pasar saham BREN menyalip Bank Mandiri (BMRI).

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang terus melonjak membawa kapitalisasi pasar saham BREN melewati PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Dikutip dari data RTI, Kamis (19/10/2023), saham BREN melambung 6,86 persen ke posisi Rp 4.050 per saham. Saham BREN dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 3.800 per saham. Saham BREN berada di level tertinggi Rp 4.160 dan terendah Rp 3.800 per saham.

Total frekuensi perdagangan 46.520 kali dengan volume perdagangan 2.516.813 saham. Nilai transaksi Rp 682,8 miliar.

Kenaikan harga saham BREN membawa kapitalisasi pasar saham BREN sentuh Rp 541,83 triliun. Kapitalisasi pasar saham BREN telah menyalip PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 529 triliun. Kapitalisasi pasar saham BREN berada di posisi 4 di antara 10 saham kapitalisasi pasar terbesar.  Sedangkan saham Bank Mandiri berada di posisi lima.

Dalam sepekan terakhir, saham BREN sudah melambung 114,29 persen. Saham BREN melonjak 419,23 persen dari harga IPO Rp 780 per saham. Adapun saham BREN tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023.

Penguatan harga saham BREN terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan pada Kamis, 19 Oktober 2023.

IHSG jatuh 1,18 persen ke posisi 6.846,42. Indeks LQ45 merosot 1,66 persen ke posisi 910,08.Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.927,98 dan terendah 6.840,36. Sebanyak 404 saham melemah sehingga menekan IHSG. 147 saham menguat dan 207 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.547.963 kali dengan volume perdagangan 24,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.856.

2 dari 4 halaman

Sektor Saham Tertekan

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 1,05 triliun. Sepanjang 2023, investor asing lepas saham Rp 8,2 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan. Sektor saham transportasi memimpin koreksi dengan turun 3,04 persen. Sektor saham energi tergelincir 1,04 persen, sektor saham basic turun 1,98 persen, dan sektor saham industri merosot 1,14 persen.

Selain itu, sektor saham nonsiklikal terpangkas 1,09 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,71 persen, sektor saham keuangan susut 1,57 persen, dan sektor saham properti melemah 1,63 persen. Selanjutnya sektor saham teknologi turun 0,62 persen. Adapun sektor saham kesehatan naik 0,60 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 1,34 persen.

 

3 dari 4 halaman

Intip Perkembangan Proyek Salak Binary Milik Barito Renewables Energy

Sebelumnya diberitakan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya, Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR) berkomitmen untuk mengembangkan usaha yakni Proyek Salak Binary.

Mengutip keterbukaan informasi, dikutip Rabu (18/10/2023), Perseroan menargetkan commercial operation date pada akhir 2023. 

Direktur dan Corporate Secretary Barito Renewables Energy Merly menuturkan, Proyek Salak Binary dengan penambahan kapasitas sebesar 15MW (gross) sudah mencapai milestone penting yaitu mechanical completion pada 3 Oktober 2023 dengan total kemajuan mencapai 95,26 persen. 

"Tahap penyelesalan berikutnya untuk mencapai COD adalah koneksi ke jaringan dan Komisioning yang ditargetkan di sekitar akhir tahun 2023," kata dia dalam keterbukaan informasi.

Menurut ia, terdapat penambahan kapasitas atas unit pembangkit yang sudah beroperasi saat ini dengan melakukan proyek retrofit menggunakan teknologi mutakhir dan menambah kapasitas peralatan penunjang. 

"Saat ini STAR telah memulai proyek retrofit di lapangan Salak yang akan menambah kapasitas sebesar 7,2MW dan direncanakan akan mulai beroperasi di akhir tahun 2025," imbuhnya. 

Perseroan melalui STAR tetap berkomitmen untukmelakukan eksplorasi panas bumi di dua area di Indonesia yaitu, di Hamiding (Maluku Utara) dan Sekincau Selatan (Lampung). Saat ini, STAR sedang melakukan Penugasan Survei Pendahuluan dan Esplorasi Panas Bumi (PSPE) di dua area esplorasi tersebut.

Selain itu, Barito Renewables Energy melalui STAR juga tetap aktif mencari prospek pengembangan usaha melalui akuisisi atas perusahaan energi baru dan terbarukan baik di dalam negeri dan di luar negeri.

 

4 dari 4 halaman

Harga Terus Meroket, Apakah Saham BREN Masih Layak Dibeli?

Sebelumnya diberitakan, saham emiten pendatang baru, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus mengalami lonjakan harga hari demi hari semenjak resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023. 

Pada penutupan perdagangan Selasa, 17 Oktober 2023, saham BREN berada di level Rp 3.430 per saham dan sudah memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 458,89 triliun. Berkaca pada posisi harga terkini, bagaimana prospek saham BREN pada sisa tahun ini?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, valuasi BREN saat ini sudah tergolong premium dibandingkan dengan emiten pengembang panas bumi lainnya yang juga baru menggelar public offering (IPO) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). 

Meski begitu, secara umum BREN memiliki prospek bisnis yang menjanjikan mengingat kebutuhan pembangkit berbasis energi terbarukan bakal terus meningkat pada masa depan.

"Industri energi terbarukan punya prospek positif ke depannya seiring dengan pengurangan energi fosil dan emisi karbon," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (18/10/2023).

Lantaran BREN bergerak di bidang panas bumi, penjualan listrik dan uap panas bumi serta pendapatan sewa pembangkit akan menjadi andalan bagi emiten tersebut dalam menggenjot kinerja keuangannya.

Kendati demikian, para investor tetap harus hati-hati ketika hendak berinvestasi saham BREN di tengah tren lonjakan harga saham emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu tersebut. 

"Mungkin strategi menunggu diskon atau koreksi bisa menjadi pilihan untuk investor," ujar dia.

Senada, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menilai, valuasi saham BREN kini sudah terlalu mahal. Alhasil, investor mesti mewaspadai potensi koreksi harga saham BREN yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Sebab, investor yang sudah punya saham BREN bisa saja melakukan profit taking," ujar dia.

 

Â