Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Selasa (24/10/2023). IHSG yang berada di area level support 6.711 dinilai perlu dicermati.
IHSG merosot 1,6 persen ke posisi 6.742 pada penutupan perdagangan Senin, 23 Oktober 2023 dan masih disertai oleh munculnya volume penjualan.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, dapat dicermati area support 6.711, apabila IHSG masih mampu bertahan di atas area itu, terdapat peluang IHSG akan menguat terlebih dahulu ke rentang 6.786-6.821, sebagai skenario terbaiknya.
Advertisement
"Sebaiknya, apabila break 6.711, IHSG akan mengarah ke 6.666-6.676 untuk menyelesaikan wave c dari wave (ii),” ujar Herditya dalam catatannya.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.711,6.622 dan level resistance 6.783,6.869.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali koreksi dan breakdown support garis MA200 dengan membuat lower low (LL) level tetapi dengan volume rendah.
“Meski berpeluang melakukan rebound, namun selama di bawah garis MA200 maka berpeluang untuk kembali membuat LL level untuk menguji level tertinggi pada Juni 2023,” ujar dia.
Wafi menuturkan, jika mampu breakout resistance garis MA200 berpeluang untuk melanjutkan rebound untuk menguji resistance garis MA50. "Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.680-6.805,” ujar Wafi.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG secara teknikal akan berpotensi menguat terbatas. IHSG akan berada di level support dan resistance 6.715 dan 6.830.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) - Buy on Weakness
Saham BMRI terkoreksi 1,3 persen ke 5,675 disertai dengan munculnya volume penjualan, posisinya pun masih berada pada fase downtrendnya.
"Kami perkirakan, posisi BMRI saat ini sedang berada di akhir wave [iv] dari wave C, sehingga koreksi BMRI akan cenderung terbatas," ujar dia.
Buy on Weakness: 5.500-5.625
Target Price: 5.775, 5.975
Stoploss: below 5.400
2.PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) - Spec Buy
Saham ERAA terkoreksi 1 persen ke 406 dan masih didominasi oleh munculnya volume penjualan, pergerakannya pun masih berada di fase downtrendnya.
"Saat ini posisi ERAA diperkirakan berada di akhir wave (v) dari wave [c] dari wave Y," kata dia.
Spec Buy: 392-402
Target Price: 436, 464
Stoploss: below 378
3.PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) - Buy on Weakness
Saham MEDC terkoreksi 6,3 persen ke 1.500 disertai dengan munculnya volume penjualan.
"Kami memperkirakan, posisi MEDC saat ini sedang berada pada bagian dari wave (ii) dari wave [v], sehingga koreksi MEDC akan cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali," ujar dia.
Buy on Weakness: 1.420-1.485
Target Price: 1.600, 1.715
Stoploss: below 1.305
4.PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) - Buy on Weakness
Saham TBIG menguat 4,5 persen ke 1.970 disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatan TBIG masih tertahan oleh MA20.
"Selama TBIG tidak kembali terkoreksi ke bawah 1.860, maka posisi TBIG saat ini sedang berada di awal wave [iii] dari wave c," kata dia.
Buy on Weakness: 1.900-1.950
Target Price: 2.010, 2.110
Stoploss: below 1.860
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 23 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh hingga meninggalkan posisi 6.800 pada perdagangan saham Senin (23/10/2023). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan transaksi harian saham di bawah Rp 10 triliun.
Dikutip dari data RTI, IHSG anjlok 1,57 persen ke posisi 6.741. Indeks LQ45 merosot 1,41 persen ke posisi 899,01. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.853,44 dan terendah 6.730,87. Sebanyak 430 saham melemah sehingga menekan IHSG. 148 saham menguat dan 175 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.366.876 kali dengan volume perdagangan 26,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.852.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham teknologi naik 0,49 persen. Sementara itu, sektor saham infrastruktur terpangkas 3,27 persen dan pimpin koreksi. Sektor saham energi melemah 2,63 persen, sektor saham basic susut 2,03 persen, sektor saham industri turun 1,33 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal merosot 0,86 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,35 persen, sektor saham kesehatan terpangkas 0,43 persen, sektor saham keuangan turun 0,94 persen.
Selanjutnya sektor saham properti melemah 1,68 persen, dan sektor saham transportasi turun 2,16 persen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 592,73 miliar. Sepanjang 2023, investor asing melakukan aksi jual Rp 9,08 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG yang melemah sejalan dengan pergerakan indeks global yang cenderung koreksi. Hal ini seiring sentimen imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat bertenor 10 tahun yang mencapai 4,9 persen.
Pelemahan Rupiah
“Kemudian kekhawatiran pasar akan ketegangan geopolitik global di Timur Tengah yang dapat menciptakan uncertainty dan ekspektasi hawkish pasar akan kebijakan suku bunga the Fed yang masih berada di level tinggi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, di sisi lain, pelemahan rupiah yang menyentuh level psikologis Rp 16.000 juga membebani indeks.
“Secara teknikal kami mencermati pergerakan rupiah akan menguji area 16.124-16.150. Ya dampaknya ke barang impor, di mana harga akan naik dan akan terjadi inflasi,” tutur dia.
Herditya menuturkan, pelemahan rupiah didorong dari faktor eksternal. Indeks dolar AS naik karena the Federal Reserve (the Fed) memberikan sinyal hawkish untuk menurunkan inflasi ke angka 2 persen.
Herditya menuturkan, saat ini belum ada sentimen positif yang angkat rupiah. Namun, Bank Indonesia akan intervensi atasi pelemahan rupiah.
Advertisement