Liputan6.com, Jakarta - Chevron setuju untuk membeli Hess Corp senilai USD 53 miliar atau sekitar Rp 840,88 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.865) dalam bentuk saham. Usulan mega-merger kedua di antara pemain minyak terbesar Amerika Serikat (AS)setelah Exxon Mobil menawar USD 60 miliar untuk Pioneer Natural Resources awal bulan ini.
Dikutip dari CNBC, Selasa (24/10/2023), kesepakatan ini meningkatkan persaingan antara Chevron, produsen minyak dan gas nomor dua di Amerika Serikat (AS) setelah Exxon, sehingga menempatkan Chevron dalam persaingan langsung dengan pesaing lebih besar untuk mengembangkan pengeboran di negara produsen baru, Guyana.
Kesepakatan tersebut juga menandakan rencana Chevron untuk terus meningkatkan investasi pada bahan bakar fosil karena permintaan minyak tetap kuat dan produsen-produsen besar menggunakan akuisisi untuk mengisi kembali persediaan mereka setelah bertahun-tahun kekurangan investasi.
Advertisement
Chevron telah menawarkan 1.025 per saham untuk setiap saham Hess yang dimiliki atau USD 171 per saham yang berarti premi sekitar 4,9 persen pada penutupan terakhir saham itu. Nilai total kesepakatan USD 60 miliar termasuk utang.
Saham Chevron melemah 3 persen sebelum perdagangan. Analis RBC terkejut dengan waktu kesepakatan dan prediksi perusahaan akan menunggu waktu setelah kesepakatan besar Exxon untuk Pioneer.
Guyana telah menjadi produsen minyak utama setelah penemuan-penemuan besar dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya salah satu produsen minyak terkemuka di Amerika Latin, hanya dilampaui oleh Brasil dan Meksiko.
Exxon bermitra dengan Hess dan CNOOC Tiongkok adalah satu-satunya produsen minyak yang aktif di negara ini. Proyek mereka diprediksi mencapai produksi 1,2 juta barel per hari pada 2027.
CEO Hess Corp John Hess akan bergabung dengan dewan direksi Chevron setelah kesepakatan selesai sekitar paruh pertama 2024.
Â
Bakal Buyback Saham
Gabungan perusahaan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan arus kas bebas lebih cepat dan lama dibandingkan panduan lima tahun Chevron saat ini.
Chevron menuturkan, setelah selesai kesepakatan itu, pihaknya bermaksud meningkatkan program pembelian kembali saham sebesar USD 2,5 miliar hingga mencapai USD 20 miliar per tahun. Hal ini sebagai tanda kepercayaan terhadap harga energi pada masa depan dan perolehan dananya.
Adapun Goldman Sachs menjadi penasihat utama Hess, sedangkan Morgan Stanley adalah penasihat utama Chevron.
Advertisement
Raksasa Migas Italia Sah Kelola Proyek Gas Laut Dalam dari Chevron
Sebelumnya diberitakan, perusahaan raksasa migas Italia, ENI resmi menjadi pengelola proyek Indonesia laut dalam, atau Indonesia Development Water (IDD).
Kepastian itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli saham (Sales Purchase Agreement/SPA) Chevron Makassar Ltd (CML), Chevron Ganal Ltd (CGL), dan Chevron Rapak Ltd (CRL) selaku operator IDD kepada ENI.
Proses penandatanganan tersebut dilakukan secara virtual, Selasa (25/7/2023). Turut menyaksikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.
Arifin memberi selamat kepada ENI, dan berharap pengelolaan IDD bisa turut memberikan dampak terhadap ketahanan energi di Tanah Air.
"Saya harap alih kelola ini dapat menjadi momentum yang baik untuk memastikan keamanan energi Indonesia di masa mendatang," ujar Arifin usai menyaksikan secara virtual di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Proyek IDD merupakan proyek terintegrasi dari beberapa lapangan dan wilayah kerja di laut dalam Kutai Basin, dengan kedalaman mencapai 1.000-2.000 di bawah permukaan laut.
"Alih kelola proyek ini dari Chevron ke ENI, sangat krusial bagi Indonesia, megingat proyek IDD diharapkan dapat mendorong produksi gas sampai 12.000 mmscfd pada 2030," imbuh Arifin.
Â
Â
Produksi Perseroan
Arifin mengatakan, proyek IDD telah dikembangkan dan memulai produksi dari Lapangan Bangka sejak Agustus 2016. Selanjutnya, tahap pengembangan Gendalo Hub dan Gehem Hub.
"ENI sebagai operator baru proyek IDD diharapkan dapat melanjutkan proyek ke tahap dua. ENI memegang participating interest (PI) pada 12 Production Sharing Contract (PSC), 9 di antaranya adalah sebagai operator di proyek laut dalam dengan tahap eksplorasi dan pembangunan. Saya harap ENI dapat memperluas investasi di subsektor migas, terutama di wilayah timur," tuturnya.
Arifin juga menyampaikan apresiasinya kepada Chevron atas kontribusi yang signifikan di industri migas Indonesia.
"Chevron telah mengembangkan bisnisnya di Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Dari Riau Sumatera, hingga Kalimantan Timur. Saya harap Chevron dapat melanjutkan investasi dan kerja sama dengan Indonesia di sektor energi," pungkas Arifin.
Â
Advertisement