Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan saham Rabu (25/10/2023). Hal ini seiring investor menilai inflasi kuartal III di Australia yang akan memberikan petunjuk keputusan kebijakan moneter Reserve Bank of Australia pada pertemuannya 3 November 2023.
Dikutip dari CNBC, inflasi kuartal III Australia mencapai 5,4 persen, sedikit lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters sebesar 5,3 persen, tetapi lebih rendah 6 persen dari yang terlihat pada kuartal kedua.Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,19 persen setelah pengumuman data ekonomi inflasi.
Baca Juga
Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,77 persen. Indeks Topix menguat 0,79 persen. Hal ini berbeda dengan bursa saham Korea Selatan. Indeks Kospi Korea Selatan dibuka mendatar. Indeks Kosdaq tergelincir 0,21 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.480.
Advertisement
Di wall street, tiga indeks acuan menguat seiring investor fokus pada laporan laba terbaru, dan pelaku pasar memantau pergerakan terbaru dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Indeks Dow Jones menghentikan penurunan dalam empat hari berturut-turut. Indeks Dow Jones naik 0,62 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,73 persen dan indeks Nasdaq mendaki 0,93 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik pulih dan menghapus kerugian sebelumnya pada Selasa, 24 Oktober 2023. Hal ini seiring investor menilai survei swasta mengenai aktivitas bisnis dari Jepang dan Australia. Selain itu, indeks harga produsen pada Oktober dari Korea Selatan.
Di Australia, indeks S&P 500 bertambah 0,19 persen, pulih dari kerugian dalam tiga hari berturut-turut dan berakhir ke posisi 6.856,9.
Indeks Nikkei 225 Jepang juga menguat pada Selasa pekan ini. Indeks Nikkei bertambah 0,2 persen ke posisi 31.062,35. Indeks Topix sedikit naik ke posisi 2.240,73 karena indeks purchasing managers pada Oktober 2023 mengalami kontraksi pertama sejak Desember 2022.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,12 persen ke posisi 2.383,51 mengakhiri penurunan tiga hari berturut-turut, sedangkan indeks Kosdaq melambung 2,7 persen ke posisi 784,86.
Hal ini terjadi setelah indeks harga produsen negara tersebut naik lebih cepat 1,3 persen tahun ke tahun pada September 2023 dibandingkan Agustus 2023 sebesar 1 persen.
Selain itu, bursa saham China menguat. Indeks CSI 300 naik 0,37 persen ke posisi 3.487,13, dan menghentikan penurunan empat hari berturut-turut. Indeks Hang Seng melemah 0,89 persen.
Penutupan Wall Street pada 24 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 24 Oktober 2023. Investor fokus pada laporan laba perusahaan dan pelaku pasar memantau pergerakan terbaru imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Dikutip dari CNBC, Rabu (25/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 204,97 poin atau 0,62 persen ke posisi 33.141,38. Indeks S&P 500 bertambah 0,73 persen ke posisi 4.247,68. Indeks Nasdaq menguat 0,93 persen ke posisi 13.139,87.
Coca-Cola melaporkan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan. Hal itu mendorong saham Coca-Cola naik 2,9 persen. Saham Spotify melonjak 10 persen setelah raksasa streaming audio itu membukukan kinerja keuangan kuartal III 2023 yang melampaui harapan.
Di sisi lain, saham General Motors merosot 2,3 persen setelah perusahaan menarik prospek setahun penuh di tengah meningkatnya biaya akibat pemogokan serikat pekerja United Auto Workers. Produsen mobil tersebut membukukan kinerja keuangan kuartal III yang lebih baik dari perkiraan.
Alfabet dan Microsoft termasuk di antara perusahaan yang merilis kinerja keuangan setelah penutupan perdagangan. Pada pekan ini, perusahaan teknologi yang merilis kinerja keuangan yakni Amazon dan Meta.
Advertisement
150 Perusahaan Bakal Rilis Kinerja Keuangan
Bahnsen Group Chief Invesment Officer David Bahnsen menuturkan, jika perusahaan teknologi yang melaporkan laba pekan ini mengalahkan harapan wall street, valuasi untuk perusahaan ini secara lebih luas masih terlalu tinggi.
“Tidak peduli apa hasil yang kita lihat dari laba perusahaan teknologi besar pekan ini, hasil tersebut tidak akan membenarkan valuasi mereka yang aneh,” ujar dia.
Ia menilai, penurunan harga saham perusahaan teknologi besar selama tiga bulan terakhir, saham-saham teknologi besar masih terlalu mahal. “Dan ini adalah dinamika yang sepertinya tidak akan berakhir dengan baik,” kata dia.
Sekitar 150 perusahaan S&P 500 dijadwalkan untuk merilis kinerja keuangan pekan ini. Sejauh ini, musim laporan keuangan dimulai dengan baik. Sekitar 23 persen perusahaan S&P 500 telah melaporkan labanya, dan 77 persen di antaranya telah membukukan laba melebihi harapan analis, menurut FactSet.
Sektor saham energi melemah 1 persen. Sektor saham ini merupakan satu-satunya dari 11 sektor saham di S&P 500 yang diperdagangkan melemah pada sesi perdagangan ini. Saham Hess,Halliburton, dan Schlumberger memimpin penurunan sektor ini dengan kerugian masing-masing lebih dari 2 persen.
Di sisi lain, sektor utilitas menjadi sektor yang mencatat kinerja terbaik pada sesi ini. Sektor utilitas naik 2,6 persen. Saham NextEra membukukan kenaikan di sektor ini dengan melonjak lebih dari 7 persen. Saham AES dan Edison mencatat kenaikan masing-masing naik hampir 4 persen.
Penutupan Wall Street pada 23 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 23 Oktober 2023. Indeks Nasdaq menguat seiring imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dari level tertinggi.
Selain itu, pelaku pasar menanti rilis laba perusahaan dari raksasa industri teknologi. Seiring sentimen itu, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tergelincir 190,87 poin atau 0,58 persen ke posisi 32.936,41. Sedangkan indeks S&P 500 susut 0,17 persen ke posisi 4.217,04. Indeks Nasdaq bertambah 0,27 persen ke posisi 13.018,33. Demikian mengutip dari CNBC, Selasa (24/10/2023).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan sempat sentuh level tertinggi di atas 5 persen. Pada perdagangan terakhir, imbal hasil obligasi pemerintah AS sekitar 4,85 persen.
Suku bunga telah melonjak dalam beberapa minggu terakhir, dengan imbal hasil atau yield treasury 10 tahun yang menembus di atas 5 persen pada Kamis, 19 Oktober 2023 pertama kali tersejak Juli 2007.
Komentari dari ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell pada Kamis pekan ini menunjukkan kebiasaan moneter dapat melakukan pengetatan lebih lanjut. Hal ini tampaknya memicu kekhawatiran investor dan mendukung kenaikan imbal hasil treasury. Sejumlah analis menilai imbal hasil acuan masih memiliki ruang lebih lanjut untuk dijalankan.
"Kenaikan imbal hasil yang cepat seharusnya mempercepat gambaran ekonomi yang sudah melemah yang ditutupi kenaikan suku bunga,” ujar Chief Market Strategist Canaccord Genuity, Tony Dwyer dalam catatannya.
Advertisement