Sukses

Laba Bersih BRI Tembus Rp 44,21 Triliun hingga Kuartal III 2023

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat pertumbuhan laba bersih 12,47 persen hingga kuartal III 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 44,21 triliun hingga September 2023. Angka tersebut meningkat 12,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 39,31 triliun. 

"Total aset BRI Group Rp 1.851,97 triliun pertumbuhan aset diiringi perolehan laba selama sembilan bulan sampai September 2023 membukukan laba Rp 44,21 triliun," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja keuangan BRI kuartal III 2023, Rabu (25/10/2023). 

Raihan laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga (interest income) sebesar Rp 131,89 triliun per kuartal III 2023 atau naik 14,4 persen dari kuartal III 2022 sebesar Rp 115,252 triliun. 

Meski demikian, pada periode tersebut beban bunga BRI turut meningkat menjadi Rp 30,69 triliun dari kuartal III 2022 sebesar Rp 18,74 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih senilai Rp 101,19 triliun atau naik 4,9 persen dari kuartal III 2022 sebesar Rp 96,50 triliun. 

Adapun total kredit BRI mencapai Rp 1.250,7 1 triliun hingga September 2023. Angka itu meningkat dari kuartal III 2022 sebesar Rp 1.139,07 triliun. 

Sementara dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 1.290,29 triliun atau naik 13,21 persen dengan CASA sebesar Rp 821,14 triliun.

Pada perdagangan saham Rabu, 25 Oktober 2023 pukul 15.48 WIB, saham BBRI naik 1,47 persen ke posisi Rp 5.175 per saham. Saham BBRI dibuka stagnan Rp 5.100. Saham BBRI berada di level tertinggi Rp 5.200 dan terendah Rp 5.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.870 kali. Total volume perdagangan 1.295.746 saham. Nilai transaksi Rp 670,9 miliar.

2 dari 5 halaman

Bocoran Laba Bersih BRI Kuartal III 2023, Bakal Moncer?

Sebelumnya diberitakan, emiten perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bakal mengumumkan kinerja keuangan untuk periode kuartal III atau sembilan bulan pertama 2023 pada Rabu, (25/10/2023). Lantas, bagaimana bocoran laba bersih pada periode tersebut?

Direktur Consumer Business BRI Handayani mengaku laba bersih Perseroan bakal lebih besar dibandingkan realisasi pada kuartal sebelumnya. Laba bersih pada kuartal III 2023 ini berpotensi lebih dari Rp30 triliun.

Mengacu pada laporan keuangan sebelumnya, BRI mencatatkan laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 39,31 triliun pada kuartal III 2022. Angka itu tumbuh 106,14 persen secara tahunan atau year on year (YoY).

“Bocorannya (laba bersih) harus naik dong. Masa enggak naik,” ujar Handayani saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/10/23).

Sebelumnya, manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau disebut BRI membidik laba bersih secara konsolidasi sekitar Rp 58 triliun pada 2023. Target laba bersih ini lebih tinggi dari 2022 sebesar Rp 51,4 triliun.

Direktur Utama  Sunarso menuturkan, pihaknya menargetkan laba Rp 40 triliun tahun lalu, kalau meleset bisa Rp 45 triliun. Namun, BRI mampu peroleh laba bersih lebih tinggi dari target 2022.

 

 

3 dari 5 halaman

Kinerja BRI Semester I 2023

"Kalau meleset mungkin Rp 45 triliun, tapi ternyata dapatnya Rp 51 triliun (2022-red). Sekarang guidance kita laba sekitar Rp 58 triliun, kalau tidak meleset,” tutur dia pada Selasa, 12 September 2023.

Sunarso menuturkan, hingga semester I 2023,laba BRI secara konsolidasi sudah mencapai Rp 29,56 triliun. Laba BRI tumbuh 18,83 persen year on year (YoY). Sumber laba BRI ditopang sejumlah faktor, salah satunya penyaluran pinjaman. Penyaluran pinjaman BRI tumbuh 8,8 persen menjadi Rp 1.202,13 triliun pada semester I 2023. Penyaluran ini di atas pertumbuhan kredit industri sebesar 7,7 persen pada semester I 2023.

Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BRI, salah satu terbesar dari segmen mikro yang naik 11,41 persen yoy menjadi Rp 577,94 triliun. Porsi kredit mikro ini telah mencapai 48,08 persen terhadap total penyaluran kredit BRI.

 

4 dari 5 halaman

Penyaluran Kredit

Mengutip dari keterangan resmi kinerja keuangan semester I 2023, penyaluran kredit mikro yang tumbuh double digit membuat proporsi kredit UMKM BRI juga meningkat. Hingga akhir kuartal II 2023 sebesar 84,48 persen dari total kredit BRI. Kredit yang disalurkan ke segmen UMKM itu senilai Rp 1.015,54 triliun.

"Hal ini menjadi pertama kalinya kredit UMKM BRI menembus di atas Rp 1.000 triliun, dan BRI berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi kredit UMKM mencapai 85 persen pada 2024,” ujar Sunarso.

Selain itu, penyaluran kredit konsumer naik 12,2 persen menjadi Rp 178,2 triliun hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 158,8 triliun.

Tak hanya itu, dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BRI meraup total DPK Rp 1.245,12 triliun. Pertumbuhan DPK BRI berasal dari dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 10,13 persen yoy menjadi Rp 815,42 triliun dari sebelumnya Rp 740,41 triliun. Porsi CASA (giro dan tabungan) meningkat dari semula 65,12 persen pada kuartal II 2022 menjadi 65,49 persen pada kuartal II 2023.

 

5 dari 5 halaman

Rasio BOPO

Selain itu, dari sisi operasional, business process reengineering yang dilakukan mampu dongkrak efisiensi dalam operasional bisnsi BRI. Hal ini tercermin dari rasio beban operasional pendapatan operasional (BOPO) dan cost to income ratio (CIR) atau rasio biaya terhadap pendapatan yang tercatat membaik ketimbang periode sama tahun sebelumnya.

Rasio BOPO menjadi 66,62 persen pada semester I 2023, susut 2,9 persen dari sebelumnya 69,56 persen pada semester I 2022. Selain itu, CIR turun0,2 persen menjadi 41,79 persen pada semester I 2023 dari sebelumnya 41,94 persen pada semester I 2022.

Selain itu, sumber laba BRI dari fee based income (FBI), Hingga kini, agen BRILink mencapai 666 ribu dan volume transaksi Rp 675,8 triliun. Fee based income tercatat Rp 728,6 miliar.

Tak hanya BRImo untuk ritel, BRI juga memiliki Qlola yang memiliki fasilitas transaksi wholesale.

BRI juga mencatat rasio likuiditas dan permodalan yang memadai pada semester I 2023. Secara konsolidasi, rasio loan to deposit ratio (LDR) mencapai 87,26 persen pada semester I 2023. Pada periode sama tahun lalu, LDR lebih tinggi sebesar 88,45 persen.

Sedangkan dari rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat 26,76 persen pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya 25,06 persen.