Sukses

Unilever Indonesia Raih Laba Rp 4,18 Triliun hingga September 2023

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat penjualan turun 3,26 persen dan laba merosot 9,3 persen hingga September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah mengumumkan hasil kinerja keuangan hingga September 2023. UNVR mencatatkan penurunan dari sisi penjualan maupun laba bersih pada periode tersebut.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/10/2023), Unilever Indonesia mencatatkan penjualan sebesar Rp 30,50 triliun per kuartal III 2023 atau turun 3,26 persen year on year (YoY) dibandingkan pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 31,53 triliun.

Sementara itu, Unilever Indonesiameraup laba usaha senilai Rp 5,45  triliun per kuartal III 2023, atau turun 9,31 persen YoY dibandingkan laba usaha UNVR per kuartal III 2022 senilai Rp 6,01 triliun. 

Hingga akhir kuartal III 2023, UNVR mengantongi laba sebesar Rp 4,18 triliun. Hasil ini menurun 9,32 persen YoY dibandingkan laba UNVR pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp 4,61 triliun. 

UNVR memiliki total aset sebesar Rp 18,92  triliun per akhir kuartal III 2023 atau meningkat dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 yakni senilai Rp 18,31 triliun.

Total liabilitas UNVR berjumlah Rp 13,54 triliun hingga kuartal III 2023, turun dibandingkan total liabilitas emiten tersebut pada akhir 2022 sebesar Rp 14,32 triliun.

Adapun total ekuitas UNVR per akhir kuartal III 2023 tercatat sebesar Rp 5,38 trilliun, naik dibandingkan total ekuitas perusahaan pada akhir 2022 senilai Rp 3,99  triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 25 Oktober 2023, saham UNVR melonjak 2,26 persen ke posisi Rp 4.080 per saham. Saham UNVR dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 4.000 per saham. Saham UNVR berada di level tertinggi Rp 4.100 dan terendah Rp 4.000 per saham. Total frekwensi perdagangan 9.457 kali. Nilai transaksi Rp 111,9 miliar.

 

2 dari 4 halaman

Unilever Indonesia Resmikan Panel Surya di Jababeka, Bakal Kurangi Emisi Karbon 1.500 Ton per Tahun

Sebelumnya diberitakan, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meresmikan proyek instalasi panel surya pada pabrik Beauty & Wellbeing dan Nutrition yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Memiliki kapasitas 2,5 MWp, proyek ini menjadi salah satu instalasi panel surya yang terbesar di Jababeka.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti menegaskan komitmen Perusahaan untuk mendukung penuh agenda pemerintah dalam hal energi terbarukan dan target Net Zero Emission.

Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Tanah Air selama hampir 90 tahun, Unilever Indonesia senantiasa mengambil aksi nyata melalui serangkaian program di bawah strategi global ‘The Unilever Compass’ yang pilar pertamanya adalah membangun planet yang lebih lestari.

"Peralihan ke energi surya sebagai sumber energi bersih, terutama di pabrik-pabrik kami, adalah salah satu langkah konkret untuk memastikan bahwa kami mampu berkontribusi mengurangi emisi secara signifikan. Diprediksi, pemasangan panel surya pada dua pabrik kami akan mampu menekan emisi CO2 hingga 1.500 ton per tahun, setara dengan penanaman 20.000 pohon," kata Ira Noviarti dalma keterangan resmi, Rabu (9/8/2023).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Yudho Dwinanda Priaadi menyampaikan, Pemerintah berkomitmen kuat untuk berkontribusi menangani isu perubahan iklim melalui berbagai langkah dan kebijakan.

Pertama, menaikkan target pengurangan emisi dengan usaha sendiri menjadi 31,89 persen, dan dengan bantuan internasional menjadi 43,2 persen pada 2030. Kedua, menetapkan target mencapai Net Zero Emission pada 2060, atau lebih cepat. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan mengimplementasikan energi terbarukan, yang ditargetkan mencapai 23 persen pada bauran energi nasional 2025.

 

3 dari 4 halaman

Gandeng Cikarang Listrindo

Prioritas yang dikedepankan antara lain adalah mengakselerasi pemanfaatan energi surya. Di mana kontribusi dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk dari sektor industrial sebagai pengguna 31 persen dari total konsumsi energi nasional.

Pemanfaatan panel surya adalah solusi optimal bagi sektor industri yang menggunakan energi dalam jumlah tinggi dan intensif, selain mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan berkontribusi pada langkah transisi menuju energi terbarukan.

"Pemerintah mengapresiasi PT Unilever Indonesia Tbk yang telah menjadi bagian dari upaya bersama untuk mendorong penggunaan energi terbarukan dan membantu menekan jejak karbon dengan inovasi dan kolaborasi," kata Yudho.

Dengan kapasitas 2,5 MWp, panel surya yang akan diinstalasi bekerja sama dengan Cikarang Listrindo ini merupakan salah satu yang terbesar di Jababeka.

Selain dari panel surya, Perusahaan juga mendapatkan pasokan listrik ramah lingkungan dari Renewable Energy Certificates (REC), yang diperoleh dari pembangkit listrik terbarukan di luar wilayah operasinya untuk memenuhi kebutuhan listrik jaringannya.

Selain menekan emisi, pemasangan panel surya ini juga ikut mendukung upaya efisiensi yang terus dilakukan Unilever Indonesia di sisi operasional. Di tengah harga komoditas yang masih fluktuatif, utamanya gas alam sebagai salah satu bahan utama pembangkit listrik, listrik yang diperoleh dari panel surya akan berpotensi untuk menghemat biaya.

 

4 dari 4 halaman

Unilever Indonesia Jaga Kestabilan Harga Jual Produk

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus memantau perkembangan kenaikan harga terhadap kelangsungan bisnis perseroan. 

Dengan demikian, perseroan berupaya untuk menjaga kestabilan harga dari produk-produknya, terutama pada merek yang memiliki pangsa pasar besar di segmennya.

"Saat kami lihat opportunity di pricing, pricing kami tidak overpriced dibandingkan kompetitor," kata Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti dalam konferensi pers, Senin (24/7/2023).

Menurut ia, memang ada kategori-kategori yang memang sangat sensitif terhadap kenaikan harga. Misalnya, produk yang menjadi pemimpin pasar, pangsa pasar di atas 50 persen. 

Dia memastikan harga produk-produk Unilever Indonesia akan tetap terjangkau bagi konsumen sekaligus tetap kompetitif dibandingkan produk kompetitor. Dalam hal ini, produk-produk Unilever tidak terlalu mahal bagi konsumen, tapi tidak terlampau murah juga. 

Sebagai contoh, Ira menyebut, merek Royco dan Bango menjadi salah satu produk yang cukup di pasar. Alhasil, Unilever Indonesia menjaga kestabilan harga produk tersebut.

Di sisi lain, Unilever Indonesia tetap konsisten dan berkomitmen untuk terus memperkuat daya saing melalui eksekusi lima strategi prioritasnya. Misalnya, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand utama, memperluas dan memperkaya portofolio ke premium dan value segment serta membangun execution powerhouse untuk memperkuat kepemimpinan di channel utama.

Selain itu, penerapan e-everything di semua lini bisnis dan tetap menjadi yang terdepan dalam agenda keberlanjutan

Â