Sukses

Wall Street Merosot, Indeks Nasdaq Anjlok Imbas Kinerja Induk Usaha Google

Wall street lesu setelah hasil laporan keuangan induk usaha Google, Alphabet yang mengecewakan. Indeks Nasdaq catat koreksi terbesar.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Rabu, 25 Oktober 2023. Indeks S&P 500 ditutup di bawah level penting setelah hasil laporan keuangan yang mengecewakan dari perusahaan induk Google, Alphabet dan kenaikan imbal hasil.

Dikutip dari CNBC, Kamis (26/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 1,43 persen ke posisi 4.816,77 dan mengakhiri perdagangan di bawah level 4.200. Ini pertama kali indeks S&P 500 di ditutup di bawah ambang batas sejak Mei 2023.

Indeks Nasdaq merosot 2,43 persen ke posisi 12.821,22 yang merupakan hari terburuk sejak 21 Februari, saat indeks melemah 2,5 persen.Sementara itu, indeks Dow Jones melemah 105,45 poin atau 0,32 persen ke posisi 33.035,93.

Saham Alphabet merosot lebih dari 9 persen seiring bisnis cloud yang meleset dari perkiraan analis. Saham kelas A Google mencatat kinerja terburuk sejak Maret 2020. Sektor jasa komunikasi S&P 500 melemah 5,9 persen.

Saham raksasa teknologi Apple dan Amazon masing-masing tergelincir 1,3 persen dan 5,6 persen. Amazon akan melaporkan hasil laporan keuangan kuartal III 2023 setelah bel penutupan pada perdagangan Kamis, 26 Oktober 2023.

Laba perusahaan meski tetap menjadi fokus investor, investor juga terus memperhatikan imbal hasil karena imbal hasil berada di dekat level tertinggi dalam beberapa tahun. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik hampir 11 basis poin menjadi 4,95 persen. Imbal hasil ini diperdagangkan di atas 5 persen pada awal pekan yang mengguncang investor dan memukul saham teknologi.

“Laba mendominasi berita utama, tapi saya tidak bisa mengalihkan pandangan dari pasar obligasi. Kami belum pernah melihat laju imbal hasil yang meroket sejak 1982 dan hal ini akan menimbulkan masalah bagi saham,” ujar Analis Senior Oanda, Ed Moya.

Sementara itu, saham Microsoft menguat 3 persen setelah hasil laporan keuangan fiskal pertama mengalahkan prediksi wall street. Saham IBM dan Meta akan merilis laporan keuangan pada Kamis sore pekan ini. Sekitar 29 persen perusahaan S&P 500 telah merilis kinerja keuangan kuartal III. Dari perusahaan-perusahaan itu, 78 persen telah melampaui harapan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wall Street Melambung, Saham Spotify Meroket Usai Rilis Laporan Keuangan

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 24 Oktober 2023. Investor fokus pada laporan laba perusahaan dan pelaku pasar memantau pergerakan terbaru imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Dikutip dari CNBC, Rabu (25/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 204,97 poin atau 0,62 persen ke posisi 33.141,38. Indeks S&P 500 bertambah 0,73 persen ke posisi 4.247,68. Indeks Nasdaq menguat 0,93 persen ke posisi 13.139,87.

Coca-Cola melaporkan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan. Hal itu mendorong saham Coca-Cola naik 2,9 persen. Saham Spotify melonjak 10 persen setelah raksasa streaming audio itu membukukan kinerja keuangan kuartal III 2023 yang melampaui harapan.

Di sisi lain, saham General Motors merosot 2,3 persen setelah perusahaan menarik prospek setahun penuh di tengah meningkatnya biaya akibat pemogokan serikat pekerja United Auto Workers. Produsen mobil tersebut membukukan kinerja keuangan kuartal III yang lebih baik dari perkiraan.

Alfabet dan Microsoft termasuk di antara perusahaan yang merilis laporan keuangan setelah penutupan perdagangan. Pada pekan ini, perusahaan teknologi yang merilis kinerja keuangan yakni Amazon dan Meta.

Bahnsen Group Chief Invesment Officer David Bahnsen menuturkan, jika perusahaan teknologi yang melaporkan laba pekan ini mengalahkan harapan wall street, valuasi untuk perusahaan ini secara lebih luas masih terlalu tinggi.

“Tidak peduli apa hasil yang kita lihat dari laba perusahaan teknologi besar pekan ini, hasil tersebut tidak akan membenarkan valuasi mereka yang aneh,” ujar dia.

Ia menilai, penurunan harga saham perusahaan teknologi besar selama tiga bulan terakhir, saham-saham teknologi besar masih terlalu mahal. "Dan ini adalah dinamika yang sepertinya tidak akan berakhir dengan baik,” kata dia.

 

3 dari 4 halaman

150 Perusahaan Bakal Rilis Kinerja Keuangan

Sekitar 150 perusahaan S&P 500 dijadwalkan untuk merilis kinerja keuangan pekan ini. Sejauh ini, musim laporan keuangan dimulai dengan baik. Sekitar 23 persen perusahaan S&P 500 telah melaporkan labanya, dan 77 persen di antaranya telah membukukan laba melebihi harapan analis, menurut FactSet.

Sektor saham energi melemah 1 persen. Sektor saham ini merupakan satu-satunya dari 11 sektor saham di S&P 500 yang diperdagangkan melemah pada sesi perdagangan ini. Saham Hess,Halliburton, dan Schlumberger memimpin penurunan sektor ini dengan kerugian masing-masing lebih dari 2 persen.

Di sisi lain, sektor utilitas menjadi sektor yang mencatat kinerja terbaik pada sesi ini. Sektor utilitas naik 2,6 persen. Saham NextEra membukukan kenaikan di sektor ini dengan melonjak lebih dari 7 persen. Saham AES dan Edison mencatat kenaikan masing-masing naik hampir 4 persen.

 

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 23 Oktober 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 23 Oktober 2023. Indeks Nasdaq menguat seiring imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dari level tertinggi.

Selain itu, pelaku pasar menanti rilis laba perusahaan dari raksasa industri teknologi. Seiring sentimen itu, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tergelincir 190,87 poin atau 0,58 persen ke posisi 32.936,41. Sedangkan indeks S&P 500 susut 0,17 persen ke posisi 4.217,04. Indeks Nasdaq bertambah 0,27 persen ke posisi 13.018,33. Demikian mengutip dari CNBC, Selasa (24/10/2023).

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan sempat sentuh level tertinggi di atas 5 persen. Pada perdagangan terakhir, imbal hasil obligasi pemerintah AS sekitar 4,85 persen.

Suku bunga telah melonjak dalam beberapa minggu terakhir, dengan imbal hasil atau yield treasury 10 tahun yang menembus di atas 5 persen pada Kamis, 19 Oktober 2023 pertama kali tersejak Juli 2007.

Komentari dari ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell pada Kamis pekan ini menunjukkan kebiasaan moneter dapat melakukan pengetatan lebih lanjut. Hal ini tampaknya memicu kekhawatiran investor dan mendukung kenaikan imbal hasil treasury. Sejumlah analis menilai imbal hasil acuan masih memiliki ruang lebih lanjut untuk dijalankan.

"Kenaikan imbal hasil yang cepat seharusnya mempercepat gambaran ekonomi yang sudah melemah yang ditutupi kenaikan suku bunga,” ujar Chief Market Strategist Canaccord Genuity, Tony Dwyer dalam catatannya.

Wall street mengalami pekan yang sulit. Indeks S&P 500 melemah 2,4 persen, dan mencatat penurunan minggu pertama dalam tiga minggu. Indeks Dow Jones merosot 1,6 persen, sedangkan indeks Nasdaq tergelincir dan mencatat penurunan dalam dua minggu berturut-turut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini