Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (25/10/2023). Mayoritas sektor saham tertekan dan rupiah.
Dikutip dari data RTI, IHSG anjlok 1,61 persen ke posisi 6.724,60. Indeks LQ45 jatuh 2,09 persen ke posisi 892,86. Seluruh indeks saham acuan tertekan.
Baca Juga
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.838,80 dan terendah 6.715,75. Sebanyak 385 saham melemah sehingga menekan IHSG. 143 saham menguat dan 202 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 751.668 kali dengan volume perdagangan 10,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.930.
Advertisement
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 0,18 persen. Sektor saham energi susut 1,55 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham keuangan tergelincir 1,5 persen dan sektor saham siklikal terpangkas 1,45 persen.
Selain itu, sektor saham basic merosot 1,01 persen, sektor saham industri turun 0,69 persen, sektor saham nonsiklikal terpangkas 1,07 persen, sektor saham keuangan properti tergelincir 0,81 persen, sektor saham teknologi terpangkas 0,85 persen. Selanjutnya sektor saham infrastruktur merosot 1,19 persen dan sektor saham transportasi susut 1,32 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG masih dalam fase downtrend. Kemudian koreksi IHSG sejalan dengan pelemahan bursa global dan regional Asia yang serempak bergerak terkoreksi pada Kamis, 26 Oktober 2023.
“Di sisi lain adanya pengaruh akan sentimen melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan meningkatnya kembali yield UST 10 year ke angka 4,9 persen masih menjadi cermatan investor. Selain itu, investor juga cenderung wait and see akan ada rilis GDP Amerika Serikat pada kuartal III 2023 malam nanti,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saham GOTO turun 3,33 persen ke posisi Rp 58 per saham. Saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 60 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 60 dan terendah Rp 57 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.700 kali. Volume perdagangan 21.873.436 saham. Nilai transaksi Rp 126,3 miliar.
Top Gainers-Losers pada 26 Oktober 2023
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
Saham BOBA meroket 34,46 persen
Saham PCAR meroket 24,24 persen
Saham FIRE meroket 20,59 persen
Saham AMAN meroket 18,07 persen
Saham CITA meroket 14,07 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
Saham MDRN merosot 14,29 persen
Saham DWGL merosot 11,89 persen
Saham BFFI merosot 11,16 persen
Saham MIRA merosot 11,11 persen
Saham PACK merosot 9,68 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
Saham BBRI senilai Rp 776,9 miliar
Saham AMMN senilai Rp 220 miliar
Saham BMRI senilai Rp 214,8 miliar
Saham BBCA senilai Rp 208,6 miliar
Saham BBNI senilai Rp 188,3 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
Saham GTRA tercatat 46.536 kali
Saham BBRI tercatat 31.142 kali
Saham AMAN tercatat 29.168 kali
Saham META tercatat 21.935 kali
Saham JKON tercatat 20.378 kali
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 25 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan saham Rabu, 25 Oktober 2023. Indeks S&P 500 ditutup di bawah level penting setelah hasil laporan keuangan yang mengecewakan dari perusahaan induk Google, Alphabet dan kenaikan suku bunga.
Dikutip dari CNBC, Kamis (26/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 1,43 persen ke posisi 4.816,77 dan mengakhiri perdagangan di bawah level 4.200. Ini pertama kali indeks S&P 500 di ditutup di bawah ambang batas sejak Mei 2023. Indeks Nasdaq merosot 2,43 persen ke posisi 12.821,22 yang merupakan hari terburuk sejak 21 Februari, saat indeks melemah 2,5 persen.
Sementara itu, indeks Dow Jones melemah 105,45 poin atau 0,32 persen ke posisi 33.035,93.
Saham Alphabet merosot lebih dari 9 persen seiring bisnis cloud yang meleset dari perkiraan analis. Saham kelas A Google mencatat kinerja terburuk sejak Maret 2020. Sektor jasa komunikasi S&P 500 melemah 5,9 persen.
Saham raksasa teknologi Apple dan Amazon masing-masing tergelincir 1,3 persen dan 5,6 persen. Amazon akan melaporkan hasil laporan keuangan kuartal III 2023 setelah bel penutupan pada perdagangan Kamis, 26 Oktober 2023.
Kinerja Keuangan Jadi Perhatian
Laba perusahaan meski tetap menjadi fokus investor, investor juga terus memperhatikan imbal hasil karena imbal hasil berada di dekat level tertinggi dalam beberapa tahun. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik hampir 11 basis poin menjadi 4,95 persen. Imbal hasil ini diperdagangkan di atas 5 persen pada awal pekan yang mengguncang investor dan memukul saham teknologi.
“Laba mendominasi berita utama, tapi saya tidak bisa mengalihkan pandangan dari pasar obligasi. Kami belum pernah melihat laju imbal hasil yang meroket sejak 1982 dan hal ini akan menimbulkan masalah bagi saham,” ujar Analis Senior Oanda, Ed Moya.
Sementara itu, saham Micrsofot menguat 3 persen setelah hasil laporan keuangan fiskal pertama mengalahkan prediksi wall street. Saham IBM dan Meta akan merilis laporan keuangan pada Kamis sore pekan ini. Sekitar 29 persen perusahaan S&P 500 telah merilis kinerja keuangan kuartal III. Dari perusahaan-perusahaan itu, 78 persen telah melampaui harapan.
Advertisement