Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mencapai target yang disusun untuk 2024. BEI pun menargetkan Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pada 2024 mencapai Rp12,25 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 239 hari.
Selain itu, BEI juga membidik jumlah penerbitan efek pada 2024 sebanyak 230 efek. Efek itu meningkat dari tahun sebelumnya, yakni 200 efek.
Baca Juga
Penerbitan efek tersebut terdiri atas pencatatan saham, sukuk, obligasi, dan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA), Efek Beragun Aset Syariah (EBA-S), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi (EBA-SP), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi Syariah (EBA-SP Syariah) serta Waran Terstruktur.
Advertisement
Sedangkan, untuk penawaran umum perdana saham (initial public offering), BEI menargetkan ada 62 perusahaan yang bakal mencatatkan sahamnya di bursa.
Dengan begitu, BEI berharap semua target tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat.
Saat ini, dilakukan kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang mayoritas sudah rutin dilaksanakan secara virtual melalui media online. Bursa juga akan terus menerus secara aktif menarik perusahaan tercatat baru dari sektor New Economy, Start-Up, dan Renewable Energy.
Secara terpisah, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, pihaknya optimistis mencapai target-target yang telah ditetapkan untuk tahun depan. Bahkan, Irvan juga optimistis tahun politik bakal berlangsung dengan akan. Terlebih, potensi pertumbuhan ekonomi masih solid serta inflasi juga terkendali.
"Kami yakin bahwa pemilu aman, pertumbuhan ekonomi kita masih bagus inflasi kontrolable," kata Irvan saat ditemui di BEI, Kamis (26/10/2023).
BEI Genjot Edukasi
BEI juga terus menggenjot edukasi maupun produk baru untuk diluncurkan. Salah satunya, BEI tengah menyiapkan instrumen investasi berupa produk derivatif bernama Single Stock Futures (SSF). Sehingga, BEI pun terus menguatkan infrastruktur perdagangannya agar lebih siap saat diluncurkan.
Tak hanya itu, BEI juga sedang melakukan diskusi bersama regulator, Otoritas Jasa Keuangan mengenai margin dan short selling. Nantinya, jika disetujui tahun dengan akan membantu peningkatan likuiditas.
"Karena kan kayak tadi derivative futures juga butuh short selling underlying sebagai salah satu faktor untuk lebih ramai," ujar dia.
BEI juga bakal meluncurkan SSF pada kuartal I 2024. Hingga saat ini, ada satu anggota bursa atau AB yang memiliki izin derivatif. Sehingga, pihaknya mendorong AB lainnya untuk menyusul pendahulunya.
"Saat ini ada sekitar 5-6 anggota bursa yang dalam pipeline pengembangan sistem untuk transaksi derivatif, di mana sistem-sistem perdagangan dari efek derivatif ini kami sediakan untuk anggota bursa menjadi pilot proyek jadi ini free dari bursa," kata dia.
Advertisement
BEI Targetkan Nilai Transaksi Harian Rp 12,2 Triliun
Sebelumnya diberitakan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024. BEIfokus pada tema pengembangan yang telah ditetapkan pada Master Plan BEI 2021 – 2025, yakni “Menjadi entitas yang kompetitif dan dapat diandalkan dengan kredibilitas berkelas dunia”.
Pelaksanaan rencana kerja 2024 masih berfokus pada tiga prioritas, yakni Market Deepening, Investor Protection, dan Regional Synergy and Connectivity.
Secara garis besar inisiatif strategis yang akan dilakukan hingga beberapa tahun ke depan, bertujuan untuk terus melaksanakan pengembangan integritas pasar serta meningkatkan pelindungan investor, melakukan pengembangan sistem untuk memastikan penyampaian keterbukaan informasi bagi para investor, meningkatkan jumlah IPO dan pencatatan efek baru, pemanfaatan cloud computing, hingga melaksanakan kegiatan yang mendukung penerapan ESG.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI Tahun 2023 yang diselenggarakan pada Kamis (26/10/2023), pemegang saham telah menyetujui RKAT 2024 yang disusun dengan mempertimbangkan beberapa asumsi makroekonomi.
Rencana kerja yang akan dilakukan BEI, serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2024, masih tetap cautiously optimistic dengan memperhatikan aktivitas perdagangan pada 2023, serta kondisi perekonomian global pada tahun mendatang.
Hari Bursa
Berdasarkan pertimbangan tersebut, BEI mengasumsikan Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pada 2024 mencapai Rp12,25 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 239 hari.
Kemudian, jumlah penerbitan efek pada tahun 2024 sebanyak 230 efek, terdiri atas pencatatan saham, sukuk, obligasi, dan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA), Efek Beragun Aset Syariah (EBA-S), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi (EBA-SP), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi Syariah (EBA-SP Syariah) serta Waran Terstruktur.
"Sekarang kita targetkan di 2024 itu 230 instrumen, jadi fokus kita lebih banyak ke instrumen,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Kamis (26/10/2023).
Target tersebut diharapkan dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat. Saat ini, dilakukan kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang mayoritas sudah rutin dilaksanakan secara virtual melalui media online. Bursa juga akan terus menerus secara aktif menarik perusahaan tercatat baru dari sektor New Economy, Start-Up, dan Renewable Energy.
Advertisement
Target Kinerja 2024
BEI juga secara berkesinambungan mendukung pengembangan serta kepatuhan Anggota Bursa dan Partisipan, yang diwujudkan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi, pertemuan rutin, pemeriksaan rutin dan sewaktu-waktu, dukungan jasa informasi, termasuk dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan.
Dalam hal pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor pasar modal, BEI juga terus berupaya dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi terus menerus kepada masyarakat atau investor.
Berbagai kegiatan tersebut dilakukan secara hybrid (online dan offline) meliputi Sekolah Pasar Modal (SPM), Capital Market Summit & Expo (CMSE), Public Expose LIVE, edukasi bersama dengan berbagai institusi, hingga sosialisasi produk-produk kebursaan lainnya khususnya Waran Terstruktur yang telah mendapatkan respon positif dari pelaku pasar.
Memperhatikan seluruh target dan rencana kegiatan, BEI memproyeksikan total pendapatan usaha yang akan diperoleh BEI naik sebesar Rp153,38 miliar atau naik 11,86 persen menjadi Rp1,45 triliun pada 2024. Biaya usaha 2024 diproyeksikan naik Rp114,41 miliar atau 9,61 persen menjadi Rp1,31 triliun.
Kemudian, laba sebelum pajak menjadi Rp316,44 miliar. Setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp57,0 miliar, maka perolehan Laba bersih BEI pada tahun 2024 adalah sebesar Rp259,44 miliar. Total aset BEI pada 2024 sebesar Rp6,56 triliun atau naik 6,52 persen dari RKAT 2023-Revisi. Saldo akhir kas dan setara kas (termasuk investasi jangka pendek) pada 2024 mencapai Rp3,12 triliun.