Sukses

IHSG Tersungkur 1,7%, Investor Asing Jual Saham Rp 1,39 Triliun

Pada perdagangan Kamis, 26 Oktober 2023,laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level tertinggi 6.838,80 dan terendah 6.704,52.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan hingga penutupan perdagangan saham Kamis, (26/10/2023). Mayoritas sektor saham tertekan dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah.

Berdasarkan data RTI, IHSG anjlok 1,75 persen ke posisi 6.714,51. Indeks LQ45 merosot 2,48 persen ke posisi 889,31. Mayoritas indeks saham acuan tertekan.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.838,80 dan terendah 6.704,52. Sebanyak 397 saham melemah sehingga menekan IHSG. 153 saham menguat dan 200 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.288.417 kali dengan volume perdagangan 18,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.894. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 1,39 triliun. Sepanjang 2023, investor asing melepas saham Rp 11,06 triliun.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham kesehatan menguat 0,18 persen. Sektor saham energi susut 1,21 persen, sektor saham basic turun 0,95 persen, sektor saham industri terpangkas 0,53 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 1,21 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal tergelincir 1,39 persen, sektor saham keuangan susut 1,58 persen, sektor saham properti terpangkas 0,31 persen, sektor saham teknologi melemah 1,63 persen, sektor saham infrastruktur susut 1,46 persen dan sektor saham transportasi terbenam 1,89 persen.

2 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers pada 26 Oktober 2023

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham PCAR melonjak 34,85 persen
  • Saham FIRE melonjak 34,56 persen
  • Saham BOBA melonjak 34,46 persen
  • Saham SATU melonjak 16,10 persen
  • Saham CUAN melonjak 14,01 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MDRN merosot 14,29 persen
  • Saham PMMP merosot 12,50 persen
  • Saham BPFI merosot 11,16 persen
  • Saham SDPC merosot 11,11 persen
  • Saham STRK merosot 10 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BBRI tercatat 63.045 kali
  • Saham GTRA tercatat 56.152 kali
  • Saham AMAN tercatat 42.761 kali
  • Saham SATU tercatat 32.462 kali
  • Saham META tercatat 31.218 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 1,6 triliun
  • Saham BBCA senilai Rp 555,5 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 496,2 miliar
  • Saham TLKM senilai Rp 495,4 miliar
  • Saham BBNI senilai Rp 376 miliar
3 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik Alami Tekanan

Bursa saham Asia Pasifik mengalami aksi jual pada perdagangan Kamis pekan ini. Bursa saham Australia turun ke level terendah dalam satu tahun terakhir.

Sedangkan bursa saham China menguat. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 2,7 persen ke posisi 2.299,08 ke level terendah sejak 6 Januari. Indeks Kosdaq merosot 3,5 persen ke posisi 743,85, terendah sejak 31 Januari 2023.

Hal ini terjadi ketika saham pemasok chip Korea Selatan SK Hynix anjlok setelah mengumumkan rugi bersih 2,18 triliun won pada kuartal III, berbeda dengan laba bersih 1,11 triliun won pada periode sama tahun lalu.

Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan tumbuh 0,6 persen pada kuartal III dibandingkan kuartal sebelumnya, sedikit lebih tinggi dari perkiraan dibandingkan jajak pendapat Reuters.

Indeks Nikkei 225 terpangkas 2,14 persen ke posisi 30.601,78. Indeks Topix turun 1,34 persen ke posisi 2.224,25. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,61 persen ke posisi 6.812,30, dan sentuh level terendah sejak Oktober 2022. Indeks Hang Seng melemah 0,11 persen. Sedangkan indeks acuan China CSI 300 menguat 0,28 persen ke posisi 3.514,14.

4 dari 4 halaman

Sentimen Global

Dikutip dari Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia, indeks saham di Asia pada Kamis sore ini ditutup melemah tajam tertekan oleh lonjakan imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat dan kekhawatiran atas eskalasi krisis di Timur Tengah.

Dari sisi makroekonomi, investor mengantisipasi rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Kuartal III 2023 Amerika Serikat nanti malam dengan harapan ekonomi AS mengalami ekspansi dengan laju tercepat hampir dua tahun yang dimotori oleh konsumen yang merasakan manfaat dari pertumbuhan pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang tetap solid dan meredanya tekanan inflasi.

Diperkirakan, ekonomi AS tumbuh 4,3 persen quartal to quartal (qoq) pada kuartal III 2023 atau dua kali lipat dari laju pertumbuhan 2,1 persen (qoq) pada kuartal III 2022 yang akan menajdi laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal IV 2021 ketika ekonomi AS berhasil bebas dari dampak pandemi COVID-19.

Investor juga mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral Eropa (ECB) nanti malam, yang di prediksi akan mempertahankan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam lebih dari setahun karena perang antara Israel dan Hamas telah menyebarkan rasa pesimis mengenai prospek ekonomi Eropa. ECB akan mengikuti jejak langkah bank sentral AS (Federal Reserve), Bank of England (BOE) dan bank-bank sentral lainnya dalam mempertahankan suku bunga di level tertingginya dalam beberapa tahun terakhir meskipun inflasi secara pelan mulai turun.

Video Terkini