Sukses

Bursa Saham Asia Menguat pada Awal Sesi Perdagangan

Berlawanan dengan wall street, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 27 Oktober 2023.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik berupaya menguat pada perdagangan saham Jumat (27/10/2023). Bursa saham Australia menguat dari level terendah dalam satu tahun pada sesi perdagangan sebelumnya karena investor terus mencerna lebih banyak data inflasi.

Dikutip dari CNBC, harga konsumen inti di Tokyo naik 2,7 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu. Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi kenaikan 2,5 persen. Indeks harga konsumen inti Tokyo mencakup produk minyak tetapi tidak termasuk harga pangan segar.

Australia merilis indeks harga produsen atau producer price index (PPI) kuartal III pada perdagangan Jumat pekan ini dengan PPI tersebut mencatat pertumbuhan 3,8 persen tahun ke tahun dan kenaikan 1,8 persen kuartal ke kuartal. PPI ini mengukur perubahan harga barang yang dijual oleh produsen.

Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.136, menunjukkan pembukaan lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya 17.044,61.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,56 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 0,6 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,19 persen pada pembukaan perdagangan, tetapi indeks Kosdaq melemah tipis.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,29 persen setelah ditutup turun 0,61 persen pada perdagangan Kamis pekan ini.

Wall street melemah pada perdagangan Kamis waktu setempat. Indeks Nasdaq jatuh pada perdagangan Kamis pekan ini seiring Meta menjadi perusahaan teknologi terbaru yang merilis kinerja keuangan belum sesuai harapan. Indeks Nasdaq terpangkas 1,76 persen ke posisi 12.595,61. Indeks Nasdaq ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari. Indeks S&P 500 merosot 1,18 persen sedangkan indeks Dow Jones terpangkas 0,76 persen.

2 dari 3 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 26 Oktober 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik mengalami aksi jual pada perdagangan Kamis pekan ini. Bursa saham Australia turun ke level terendah dalam satu tahun terakhir.

Sedangkan bursa saham China menguat. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 2,7 persen ke posisi 2.299,08 ke level terendah sejak 6 Januari. Indeks Kosdaq merosot 3,5 persen ke posisi 743,85, terendah sejak 31 Januari 2023. Hal ini terjadi ketika saham pemasok chip Korea Selatan SK Hynix anjlok setelah mengumumkan rugi bersih 2,18 triliun won pada kuartal III, berbeda dengan laba bersih 1,11 triliun won pada periode sama tahun lalu.

Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan tumbuh 0,6 persen pada kuartal III dibandingkan kuartal sebelumnya, sedikit lebih tinggi dari perkiraan dibandingkan jajak pendapat Reuters.

Indeks Nikkei 225 terpangkas 2,14 persen ke posisi 30.601,78. Indeks Topix turun 1,34 persen ke posisi 2.224,25. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,61 persen ke posisi 6.812,30, dan sentuh level terendah sejak Oktober 2022. Indeks Hang Seng melemah 0,11 persen. Sedangkan indeks acuan China CSI 300 menguat 0,28 persen ke posisi 3.514,14.

3 dari 3 halaman

Penutupan Wall Street pada 26 Oktober 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak tertekan pada perdagangan Kamis,26 Oktober 2023. Indeks Nasdaq merosot tajam seiring laporan keuangan Meta yang belum sesuai harapan investor.

Dikutip dari CNBC, Jumat (27/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq merosot 1,76 persen ke posisi 12.595,61. Indeks Nasdaq ditutup di bawah rata-rata pergerakan dalam 200 hari. Indeks S&P 500 melemah 1,18 persen ke posisi 4.137,23. Sedangkan indeks Dow Jones tergelincir 251,63 poin atau 0,76 persen ke posisi 32.784,30.

Selama perdagangan Kamis pekan ini, indeks S&P 500 turun ke wilayah koreksi pada titik terendahnya, dan akhiri sesi dengan diskon hampir 10 persen dari penutupan tertinggi yang tercatat pada Juli 2023.

Menyusul penurunan 2,4 persen pada Rabu pekan ini, indeks Nasdaq berada di wilayah koreksi dengan turun lebih dari 10 persen dari penutupan tertinggi pada Juli 2023.

“Wall street belum terkesan dengan laba perusahaan teknologi besar sejauh ini dan perusahaan lainnya, Amazon dan Apple kemungkinan akan kesulitan mengingat prospek ekonomi AS yang melemah,” ujar Analis Senior Oanda, Ed Moya.

“Permintaan yang kuat dari lelang tujuh tahun hari ini menunjukkan investor masih khawatir dengan semua risiko geopolitik yang masih ada,” ia menambahkan.

Video Terkini