Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencatatkan kinerja keuangan beragam hingga kuartal tiga 2023. Perseroan mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 3,079 triliun, naik 31,77 persen dibanding periode sama pada tahun sebelumnya.
Bakrie & Brothers juga mencatatkan laba usaha sebesar Rp 228,33 miliar. Nilai tersebut tumbuh sebesar Rp 140,14 miliar (158,92 persen) secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari laba usaha pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 88,18 miliar.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 0,56 persen menjadi Rp 123,12 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 122,43 miliar.
Advertisement
Namun, laba bersih BNBR turun 10,7 persen menjadi Rp 134,28 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 150,47 miliar.
Capaian kenaikan pendapatan bersih ini ditopang oleh catatan positif pendapatan sejumlah unit usaha Perseroan, antara lain PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp 1,85 triliun, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) Group sebesar Rp 890,99 miliar, dan PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) Group sebesar Rp 328,27 miliar.
Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya N. Bakrie menyatakan, torehan kinerja positif ini merupakan hasil dari sejumlah proyek strategis yang dijalankan oleh unit-unit bisnis BNBR.
“Di kuartal III-2023 ini, kami bersyukur bahwa langkah kebijakan perusahaan dalam pengembangan usaha baru telah membuahkan kinerja positif bagi Perseroan. Kami yakin dan optimis, proyek-proyek penting yang kami kembangkan akan memberikan dampak yang kian menggembirakan," ujar Anindya N Bakrie, dikutip dalam siaran pers, Sabtu (28/10/2023)
Menutup kuartal tiga 2023, Perseroan terus mengakselerasi pengembangan proyek strategis, antara lain di sektor elektrifikasi transportasi yang dikembangkan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR).
Bakrie and Brothers juga tengah mempercepat ekspansi proyek-proyek di sektor energi baru dan terbarukan, seperti pembangunan PLTS Atap dan proyek-proyek green energy lainnya.
Sektor Pendorong
"Sektor manufaktur memang masih menjadi penyumbang utama, di urutan kedua terdapat sektor otomotif di mana termasuk di dalamnya pendapatan dari penjualan bus listrik,” jelas Anindya Bakrie.
Sektor Pendorong Kinerja Positif
Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan, pendapatan bersih Perseroan sebesar Rp 3,079 triliun ini merupakan hasil kerja keras unit usaha selama kuartal tiga 2023.
Di sektor otomotif, pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) secara konsolidasi meningkat 6,9 persen, berasal dari peningkatan revenue di PT Bakrie Autoparts (BA) Group 14,8 persen, dan penjualan bus listrik sebesar Rp 99 miliar (22 unit).
Di sektor infrastruktur, pendapatan PT Bakrie Indo Infrastruktur naik 60 persen, berasal dari peningkatan pendapatan sejumlah proyek yang diperoleh oleh PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) sebesar Rp 328 miliar.
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya diberitakan, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) meraup pendapatan bersih sebesar Rp 3,62 triliun. Secara year-on-year (yoy), angka ini tumbuh sebesar 52,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 2,38 triliun.
“Kinerja positif ini merupakan hasil dari sejumlah proyek strategis yang kami jalankan bersama unit-unit usaha kami. Sektor manufaktur adalah salah satu penyumbang utama, selain sektor otomotif yang di dalamnya termasuk pendapatan dari penjualan bus listrik oleh VKTR,” kata Presiden Direktur dan CEO PT Bakrie and Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie dalam keterangan resmi, Sabtu (4/3/2023).
Kenaikan pendapatan sebagian besar berasal dari peningkatan kinerja usaha sepanjang tahun 2022. Pada sektor otomotif, unit usaha baru PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) yang membidangi industri elektrifikasi mampu meraih pendapatan sebesar Rp 147 miliar,.
Sementara unit lain yaitu PT Bakrie Autoparts (BA) membukukan Rp 154 miliar, PT Braja Mukti Cakra (BMC) sebesar Rp 151 miliar dan PT Bina Usaha Mandiri Mizusawa (BUMM) Rp 20 miliar.
“Bidang manufaktur pipa baja menjadi kontributor utama peningkatan pendapatan kami tahun ini, yaitu dari PT Bakrie Pipe Industries (BPI) Rp 994 miliar, dan PT South East Asia Pipe Industries (SEAPI) Rp 76 miliar,” ujar Direktur Keuangan, Roy Hendrajanto M. Sakti.
Aset Perseroan
Pada periode yang sama, perusahaan juga membukukan laba usaha sebesar Rp 231,9 miliar, atau naik 1.010,5 persen dibanding 2021 sebesar Rp 20,7 miliar. Setelah dikurangi pajak dan beban lainnya, perseroan berhasil mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 266,13 miliar, naik 317,94 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 63,68 miliar.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 17,46 triliun, naik dari Rp 15,22 triliun pada Desember 2022. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 14,3 triliun dan aset tidak lancar Rp 3,17 triliun.
Liabilitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 15,94 triliun dari Rp 13,92 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 15,33 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 601,8 miliar. Adapun ekuitas sampai dengan akhir tahun lalu naik menjadi Rp 1,53 triliun dari Rp 1,29 triliun pada 2021.
Advertisement